Awalnya aku percaya kalau cinta akan hadir ketika laki laki dan wanita terbiasa bersama. Namun, itu semua ternyata hanya khayalan yang kubaca dari novel novel romantis yang memenuhi kamar tidurku.
Nyatanya, bertetangga bahkan satu sekolah hingga kuliah, tidak membuatnya merasakan jatuh cinta sedikit saja padaku.
"Aku pergi karena aku yakin sudah ada seseorang untuk menjagamu selamanya," ucap Kimberly.
"Sebaiknya kita berdua tidak perlu bertemu lagi. Aku tidak ingin Viera terluka dan menderita karena melihatmu."
Secara bersamaan, Kimberly harus meninggalkan cinta dan kehilangan persahabatan. Namun, demi kebahagiaan mereka, yang adalah tanpa dirinya, ia akan melakukannya.
"Tak ada yang tersisa bagiku di sini, selamat tinggal."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PimCherry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MENJADI PACARKU
"Kekasih?" gumam Kimberly yang masih bisa didengar oleh William.
"Ya, sekarang Viera adalah kekasihku. Jadi apapun yang ingin kamu bicarakan, bicaralah di depannya juga, karena tak ada rahasia di antara kami."
Kimberly melihat ke arah Viera dan ternyata Viera sedang memperhatikan dirinya dengan senyum yang menghiasi wajahnya. Senyum kemenangan yang sangat menyakiti hati Kimberly.
Dengan memantapkan hati, Kimberly pun mulai berbicara, "Aku tidak melakukannya, Wil. Aku benar benar tidak melakukannya. Apa kamu baru mengenalku kemarin, sehingga kamu bisa mengatakan hal semacam itu padaku? Maaf kalau selama ini menurutmu aku hanya mencari pembenaran diri. Maaf."
Kimberly akhirnya berbalik badan dan pergi meninggalkan William dan Viera. William membalikkan tubuhnya, melihat kepergian sahabatnya itu, bahkan ia telah menganggap Kimberly sebagai saudaranya.
"Maafkan aku, Kim. Tapi aku sangat mencintai Viera. Aku tak ingin dia terluka," batin William.
"Kamu tidak apa apa, honey?" tanya Viera.
William menggelengkan kepalanya, tapi Viera bisa melihat bahwa William merasa bersalah dengan kepergian Kimberly. Sepertinya ia harus mulai berakting lagi untuk menunjukkan sisi baik dari dirinya.
"Pergi, kejarlah dia. Bukankah kamu pernah cerita kalau dia adalah sahabatmu sejak kecil? Aku tidak apa apa dan aku juga sudah memaafkannya. Mungkin dia tidak sengaja," ucap Viera sambil memegang bahu William.
William menoleh ke arah Viera, "Karena inilah aku begitu mencintaimu. Kamu sangat baik, tak ada dendam di hatimu. Maafkan sahabatku yang telah menyakitimu, aku tak tahu mengapa ia sampai tega melakukan itu."
"Pergilah. Aku tidak ingin menjadi perusak hubunganmu dengan sahabatmu," dengan perlahan Viera melangkahkan kakinya. Sambil sedikit meringis ia tetap berjalan.
William tersadar dan langsung menghampiri Viera, "Kamu sangat baik, honey. Aku tak akan meninggalkanmu dan membiarkanmu berjalan sendiri di saat keadaanmu seperti ini. Aku bisa berbicara dengannya nanti."
Ucapan William membuat Viera tersenyum. Di dalam hatinya, ia sudah mendapatkan nilai lebih dan itu pasti lebih unggul dibandingkan Kimberly.
*****
"Kamu senang?"
"Tentu saja. Apa aku masih boleh mengambil es krim lagi?" tanya Kimberly.
"Ya, sebanyak yang kamu mau. Asal nanti malam kamu tidak demam karena kebanyakan makan es krim."
"Tidak mungkin, Kak. Aku kan ratu es krim, mungkin Princess Elsa aja bisa kalah," Kimberly kembali melahap habis es krim yang ada dalam gelas kaca yang berbentuk seperti mangkok di bagian atasnya.
"Kak, terima kasih," ucap Kimberly sambil melihat ke arah Anthony.
"Karena kakak sudah begitu baik padaku. Kalau melihat kakak, aku jadi sangat merindukan kakakku. Aku bisa menceritakan semua hal padanya," Kimberly menatap ke arah luar jendela yang penuh hiasan di bagian kacanya.
"Kalau begitu, anggaplah aku sebagai kakakmu, bagaimana?" ucap Anthony.
"Benarkah, Kak?" Wajah Kimberly yang tadinya cemberut, kini berubah menjadi senang. Kimberly langsung bangun dari duduknya dan duduk di sebelah Anthony. Ia langsung menempelkan kepalanya dan memeluk lengan Anthony.
"Ah, aku punya kakak lagi. Biar Kak King cemburu. Jadi dia bisa cepat pulang!!" gumam Kimberly sambil tertawa.
"Memang kemana kakakmu?" tanya Anthony. Ia ingin mengorek informasi dari Kimberly mengenai King.
"Kakak sedang kuliah di Inggris. Ia tak pernah kembali sejak ia pergi ke sana. Tapi dia selalu meneleponku, seperti sabtu kemarin," Kimberly menoleh ke arah Anthony dan tersenyum.
"Inggris?"
"Ya. Aku sedih. Kemarin Papi dan Mami kembali berkata bahwa Kak King akan melanjutkan S2 nya disana. Padahal aku ingin Kak King pulang. Aku sangat merindukannya."
"Bukan hanya kamu yang merindukannya, tapi kami sahabat sahabatnya juga merindukannya. Kami ingin bertemu dengannya untuk menjelaskan semua kesalahpahaman yang terjadi," batin Anthony.
Kimberly kembali ke tempat duduknya semula. Tapi sebelum itu, ia kembali ke konter untuk meminta 1 mangkuk es krim coklat.
"Kak, bolehkah aku menanyakan sesuatu?" ucap Kimberly ragu.
"Tanyakanlah."
"Apa kakak punya pacar?" Anthony yang sedang meminum ice lemon tea miliknya jadi tersedak.
"Maaf, Kak. Aku tak sengaja. Aku ...," Kimberly benar benar merasa bersalah karena menanyakan hal tersebut.
"Aku tidak punya. Kenapa memangnya?" Anthony kembali ke mode cool seperti biasa.
"Jika kakak punya pacar, apa kakak akan lebih memilih pacar dibanding sahabat? Apa kakak lebih mempercayai perkataan pacar kakak dibanding sahabat?"
Anthony menatap dalam mata Kimberly dengan lekat, "Apa kamu sedang memikirkan sahabatmu?" Anthony balik bertanya.
Kimberly menganggukkan kepalanya. Es krim coklat yang begitu manis, kini terasa pahit di lidahnya.
"Jawab aku, Kak. Apa pacar lebih penting daripada seorang sahabat?"
"Kim, aku tidak bisa menjawabnya, karena aku belum memiliki pacar. Atau begini saja, bagaimana jika kamu menjadi pacarku dulu. Kita lihat apa aku memilih kamu atau sahabatku," Anthony menaik turunkan alisnya saat menatap Kimberly.
"Kakakkk!!" Kimberly tahu bahwa ia sedang digoda oleh Anthony, tapi itu benar benar membuyarkan pikirannya.
Seketika Anthony tertawa terbahak bahak melihat tingkah Kimberly yang jauh berbeda dengan King. Anthony jadi tidak yakin, apakah Kimberly benar benar adik King.