NovelToon NovelToon
Petualangan si JAPRI 2 : Penemuan Jasad di Hutan

Petualangan si JAPRI 2 : Penemuan Jasad di Hutan

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Zia Ni

Kisah ini bermula ketika JAPRI (Jaka dan Supri) sedang mencari rumput untuk pakan ternak mereka di area hutan pinus. Sewaktu kedua bocah laki-laki itu sedang menyabit rumput, beberapa kali telinga Supri mendengar suara minta tolong, yang ternyata berasal dari arwah seorang perempuan yang jasadnya dikubur di hutan tersebut. Ketika jasad perempuan itu ditemukan, kondisinya sangat mengenaskan karena hampir seluruh tubuhnya hangus terbakar.

Siapakah perempuan itu? Apa yang terjadi padanya? dan siapakah pembunuhnya?
Ikuti kisahnya di sini...

Ingat ya, cerita ini hanya fiktif belaka, mohon bijak dalam berkomentar... 🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zia Ni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 13 Was-Was

Suasana haru bercampur bahagia menyelimuti keluarga Pak Rahmat dan Pak Bedjo karena anak-anak mereka telah diketemukan dalam keadaan selamat.

Tak lupa, kedua keluarga tersebut mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menemukan Jaka dan Supri, khususnya tim pencari.

Setelah kembali ke rumah, pihak sekolah memberikan ijin kepada Jaka dan Supri untuk beristirahat selama beberapa hari hingga kondisi mereka benar-benar pulih.

*

Keesokan paginya, setelah dirasa kondisi Supri sudah lebih baik, Pak Bedjo pun bertanya pada anaknya itu terkait tersesatnya dia dan Jaka di hutan.

"Kamu sama Jaka kok bisa sampai masuk ke hutan sejauh itu kenapa to, Le?" tanya pria bertubuh gemuk tersebut penasaran.

"Jadi begini, Pak. Sebelum kita tersesat di hutan, kan kita dalam perjalanan pulang dari sekolah, la kok tiba-tiba saja kita dikepung sama 3 orang bawa golok panjang. Ya langsung saja kita lari ngibrit ke arah hutan," terang si gembul yang langsung membuat Bapak dan Emaknya terkejut.

"Duh Gustiii... Kok jadi runyam begini Pak masalahnya. Jangan-jangan mereka yang mbunuh Murni," Bu Aminah jadi ketakutan.

"3 orang itu ciri-cirinya bagaimana, Le?" lanjut Pak Bedjo.

"Kurang jelas Pak, soalnya mereka pakai masker semua. Tapi kalau dilihat dari postur tubuhnya, kayaknya mereka masih muda-muda. Jangan-jangan mereka suruhan pacarnya Mbak Murni, Pak," sahut Supri.

"Pacarnya Mbak Murni?" pria paruh baya itu sedikit bingung.

"Jadi siang itu pas di sekolah, arwah Mbak Murni memberitahu Supri kalau Mbak Murni memberitahu pacarnya terkait kepulangannya ke Indonesia," jelas si gembul.

"Oalah begitu... Bapak kira Mbak Murni pulang ke Indonesia tidak memberitahu siapapun, ternyata memberitahu pacarnya to," tutur Pak Bedjo.

"Maka dari itu Pak, Supri curiga kalau yang membunuh Mbak Murni itu pacarnya." kata bocah bertubuh gemuk itu.

"Anehnya lagi Pak, Mbak Murni mengaku kalau pas di Bandara Juanda, dia itu seperti orang linglung. Trus tau-tau dia sudah disekap, matanya ditutup sama kain. Katanya juga, pelakunya lebih dari 1 orang," tambah Supri.

"Seperti orang linglung?" sela Bu Aminah. Wanita paruh baya itu tampak berpikir.

"Kalau menurut Jaka, Mbak Murni mungkin terkena gendam," imbuh si gembul.

"Emak pernah dengar ada kasus seperti itu. Korbannya digendam trus harta bendanya diambil. Tapi ada juga yang sampek dianiaya, dirudapaksa bahkan dibunuh," kata Bu Aminah sambil bergidik ngeri.

"Bisa jadi... Kalau begitu Bapak tak langsung saja menghubungi Pak Bambang. Sepertinya keluarga kita sudah dalam bahaya."

Dengan segera, Pak Bedjo pun mengambil HP dari saku bajunya lalu mengirim pesan pada Pak Bambang.

Di saat pria paruh baya tersebut sedang mengetik pesan, datanglah serombongan orang yang ternyata adalah ibu kepala sekolah, Bu Ratna, beberapa guru lain dan beberapa teman sekelas Jaka dan Supri.

Segera saja Bu Aminah, sebagai tuan rumah, langsung mempersilahkan para tamunya masuk lalu mengambil air mineral kemasan gelas.

Tak berapa lama, terjadilah percakapan diantara mereka, yang membuat pihak dari sekolahan maupun teman sekelas Supri terkejut setelah mendengar cerita dari Supri.

Sekalipun Supri dan kedua orang tuanya yakin jika 3 orang yang membawa golok dan mengejar Supri dan Jaka ada kaitannya dengan kematian Murni, namun mereka sengaja tidak mau membahasnya sama sekali demi keamanan bersama.

1 jam an kemudian para tamu itu pun berpamitan dan melanjutkan kunjungan mereka ke rumah Jaka.

Setelah rumahnya kembali sepi, dengan sigap, Bu Aminah pun memasukkan gelas air mineral bekas minum para tamunya ke dalam tas kresek lalu menyimpannya di gudang. Wanita paruh baya tersebut memang terbiasa meloakkan berbagai barang bekas berbahan plastik daripada membuangnya.

"Oh ya Pak, Supri mau menceritakan pengalaman aneh waktu tersesat di hutan kemarin," kata Supri sambil ngemil kacang rebus.

"Pengalaman aneh apa, Le?" tanya Pak Bedjo penasaran.

"Waktu Supri dan Jaka sudah tidak punya makanan dan minuman sama sekali, arwahnya Mbak Murni muncul, trus dia mandu kita ke arah sungai yang untungnya banyak ikannya agar kita bisa bertahan hidup. Pas malamnya, kan kita menginap di tepi sungai itu, la kok paginya tiba-tiba saja kita sudah pindah tempat secara ajaib," tutur si gembul.

Mendengar cerita anaknya, pria paruh baya itu jadi teringat sesuatu.

"Bapak baru ingat, kalau kemarin pas rombongan pencari ada di tepi sungai, Pak Sakri ngomong kalau kalian berdua dipindah ke dimensi lain oleh sosok gaib yang berkekuatan besar," ucap Pak Bedjo.

"Dipindah ke dimensi lain oleh sosok gaib yang berkekuatan besar? Jangan-jangan Mbah Wongso," terka Supri.

"Mbah Wongso? Siapa itu, Le?" tanya pria bertubuh gemuk ingin tahu.

"Jadi waktu kita sadar sudah berpindah tempat trus sedang kebingungan, tiba-tiba muncul aki-aki yang menggotong kayu bakar Pak, namanya Mbah Wongso. Lalu kita diajak ke rumah Mbah Wongso, trus disuguhi teh anget, ubi rebus sama jagung rebus," balas si gembul.

"Sebenarnya Supri sudah merasa aneh dengan Mbah Wongso. Masa' di tengah hutan lebat kok ada seorang manusia dan sebuah rumah," lanjut bocah bertubuh gemuk itu.

"Trus suguhannya Mbah Wongso kalian makan dan minum gitu?" ujar Pak Bedjo.

"Ya iya no, Pak. La nanti kalau kita mati kelaparan bagaimana?" kata Supri tanpa beban.

"Kalau kamu sudah merasa aneh dengan Mbah Wongso, harusnya suguhan dia jangan kamu sentuh, Le. Siapa tahu suguhannya itu dijadikan alat untuk mencelakai bahkan membunuh kalian. Kan suguhannya bukan makanan dan minuman beneran, Le," sesal Pak Bedjo.

"Kalau sudah terlanjur masuk perut trus piye, Pak? Tapi menurut Supri, Mbah Wongso itu baik lo, Pak," ujar si gembul.

"Yang namanya setan itu penuh tipu muslihat, Le. Baik di awal tapi ujung-ujungnya mencelakai," terang pria paruh baya tersebut.

"La terus Supri kudu piye, Pak?" Supri jadi merasa was-was.

"Coba nanti Bapak minta tolong Ustad Somad untuk ngrukiyah kamu," usul Pak Bedjo.

"Kalian ini sedang mbahas apa to, kok pakai rukiyah-rukiyahan segala?" Bu Aminah yang sudah selesai urusannya di belakang rumah ikut nimbrung lagi.

"Ini lo Mak, kemarin waktu Supri sama Jaka tersesat di hutan, mereka ketemu orang aneh, namanya Mbah Wongso. Trus mereka berdua diajak ke rumah Mbah Wongso, disuguhi teh anget, ubi rebus sama jagung rebus. Makanan dan minuman itu trus dimakan sama mereka berdua," jelas pria bertubuh gemuk itu.

"Orang aneh di tengah hutan? Jangan-jangan itu setan yang nyamar, Pak. Bahaya itu berarti," Bu Aminah ikutan cemas.

"Makanya Bapak nanti mau minta tolong ke Ustad Somad untuk ngrukiyah Supri. Jangan sampai anak kita kenapa-napa karena makan dan minum suguhannya orang misterius itu."

1
Yurika23
seru Thor...penulisannya juga enak dibaca...ringan, padat gak berbelit2...tercaba situasinya saat itu...
Kezia Suhartini: makasih kakaak.. 🙏
total 1 replies
Yurika23
mampir ya Thor....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!