EKSKLUSIF HANYA DI NOVELTOON.
Nanda Maheswari tak pernah menyangka bahwa ia akan mengandung benih dari Langit Gemintang Laksono tak lama setelah pria yang ia cintai secara diam-diam tersebut merudapaksa dirinya karena emosi dan salah paham semata. Terlebih Langit saat itu di bawah pengaruh alkohol juga.
"Aku benci kamu Nan !!" pekik Langit yang terus menggempur Nanda di bawah daksa tegapnya tanpa ampun.
"Tahu apa kamu soal cintaku pada Binar, hah !"
"Sudah miskin, belagu! Sok ikut campur urusan orang !"
Masa depannya hancur berantakan. Kehilangan kesucian yang ia jaga selama ini dan hamil di luar nikah. Beruntung ada pria baik hati yang bersedia menutupinya dengan cara menikahinya. Tetapi naas suaminya tak berumur panjang. Meninggal dunia karena kecelakaan.
"Bun, kenapa dunia ini gelap dan kejam?"
Takdir semakin pelik bagi keduanya. Terlebih Langit sudah memiliki istri dan satu orang anak dari pernikahannya.
Update : Setiap Hari.
Bagian dari Novel : Sebatas Istri Bayangan🍁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28 - Kehilangan Jejak
Ya, wanita yang melihat Kayla bersama Edo di Bali yakni Binar Mentari Mahendra. Sahabat Langit dan juga Nanda. Ia hanya mengetahui jika Kayla yang berstatus istri dari Langit adalah putri tunggal Kombes Pol. (Purn) Sastro Dwipangga. Namun sifat asli maupun sepak terjang keluarga Kayla, dirinya tak begitu tahu dan sebenarnya tak mau tahu.
Sebab, baginya hal itu bukan urusan keluarganya juga. Terlebih hubungan antara orang tuanya dengan orang tua Langit juga tak sedekat dulu. Ada jarak yang terbentang dan entah kapan akan kembali seperti sedia kala.
Bahkan saat pernikahan Langit dan Kayla dihelat secara mewah di salah satu hotel berbintang yang ada di Bandung, Arjuna dan Bening tidak hadir. Arjuna beralasan pada Bayu tak bisa hadir di pesta pernikahan Langit dan Kayla karena sedang mengantar check up rutin Eyang Lina ke Singapura. Bayu pun tak mempermasalahkan hal itu. Arjuna masih mau berkomunikasi dengannya saja, ia sudah berlega hati. Ia sangat sadar kesalahan sang istri, Ayu Windarsih, sangat besar pada keluarga sahabatnya itu.
Hanya Binar dan Dion yang pada akhirnya datang di pesta tersebut. Itu pun setelah Binar membujuk sang suami sedemikian rupa hingga akhirnya mendapat izin dari Dion untuk hadir di pesta pernikahan Langit dan Kayla. Namun keduanya hanya datang sejenak untuk mengucapkan selamat dan memberikan kado pernikahan. Selepas itu mereka berdua langsung pulang ke Jakarta.
Dion tak ingin Binar terlalu dekat dengan Langit. Pria yang sangat pencemburu dan takut kehilangan sang istri ini, begitu posesif. Terlebih ia tahu jika Langit sangat mencintai Binar di masa lalu sampai rela akan mendonorkan ginjalnya untuk sang istri.
Namun Dion tak tahu jika perasaan Langit telah berubah total. Bukan pada Binar melainkan dipenuhi oleh nama Nanda Maheswari.
Dion sangat tahu jika Binar tak ada perasaan apa pun pada Langit. Akan tetapi sebagai suami tentu dirinya harus tetap berjaga-jaga. Bahkan saat Binar naik ke atas panggung pernikahan Kayla dan Langit untuk bersalaman saja, ia tak mengizinkannya. Alhasil Binar hanya bersalaman pada Kayla. Dan Dion mewakilkan Binar untuk bersalaman pada Langit.
☘️☘️
Kayla sengaja memakai kaca mata hitam, jaket berwarna coklat gelap dan rambutnya ia masukkan ke dalam topi sehingga membuat orang lain tak mudah mengenalinya saat ini. Namun hal itu tak membuat Binar terkecoh. Tentu ia mengenali Kayla. Sebab istri Langit tersebut tengah menenteng tas limited edition pemberian Binar sebagai kado pernikahan.
Saat Binar akan mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya, mendadak sang suami mengejutkannya dari arah belakang tubuhnya.
"Mami !"
"Aku cari-cari eh gak tahunya Mami ada di sini. Ayo Mam, itu di sana ada bi*kini yang cocok buat Mami berenang di vila. Buruan Mam, Papi udah enggak sabar nih." Dion seketika menarik tangan Binar menuju counter baju yang dimaksud.
"Astaga Papi. Bentar dong sayang. Ada hal penting nih!" ujar Binar seraya melepaskan genggaman tangan suaminya.
"Emang hal penting apa sih Mam?" tanya Dion penasaran melihat gelagat istrinya yang cukup aneh di benaknya.
"Nanti aku ceritakan. Bentar aku cari ponselku dulu Pi," jawab Binar seraya tangannya merogoh ke dalam tasnya.
"Nah, ini dia." Akhirnya Binar menemukan ponselnya.
Dion hanya diam dan melihat yang tengah dilakukan sang istri.
"Loh, pergi ke mana mereka?" tanya Binar yang terkejut karena Kayla dan laki-laki yang ia lihat tadi ternyata sudah pergi dari pandangannya.
Padahal dirinya bermaksud mengambil ponsel supaya ia bisa mengambil foto Kayla yang bergandengan mesra dengan laki-laki tersebut. Untuk ia jadikan bukti permulaan yang bersifat autentik. Sebab hidup di lingkup keluarga militer, banyak mengajarkan Binar untuk tidak mudah beropini atau berargumentasi pada orang lain tanpa sebuah bukti yang valid.
Binar pun berjalan dengan cepat ke arah depan gerai, namun ia kehilangan jejak Kayla. Dion dengan setia mengekori sang istri melangkah.
"Huft !!" keluh Binar.
"Siapa yang Mami maksud?" tanya Dion.
"Kayla, Pi. Aku tadi lihat dia sama laki-laki lain mesraan gitu. Aneh deh, Pi. Aku curiga Kayla selingkuh di belakang Langit. Kan dia putri tunggal dan enggak punya saudara baik kakak atau adik." Binar menjawab pertanyaan sang suami dengan helaan napas berat.
"Kayla, istrinya Langit?" tanya Dion.
"Iya, Papi sayang. Memangnya Kayla yang mana lagi. Kan aku enggak punya saudara atau teman yang namanya Kayla selain istrinya Langit," jawab Binar.
"Bisa saja Kayla yang Mami lihat tadi sedang jalan sama sepupu atau teman dekatnya. Kenapa Mami sibuk ngurusin keluarga Langit terus sih! Bikin bete saja di Bali!" ketus Dion yang seketika merajuk tatkala Binar menyebut nama Langit. Terlebih istrinya ikut campur urusan rumah tangga Langit.
Akhirnya Dion memutuskan berjalan sendiri ke arah parkiran menuju mobil mereka yang terparkir di sana.
Seketika Binar menepuk jidatnya sendiri. Ia terlupa jika suaminya ini begitu posesif akut padanya. Terutama pada satu nama yakni Langit Gemintang Laksono.
Terlebih Langit usianya lebih muda daripada dirinya. Pasti ada rasa ketakutan dalam benak seorang Dion Ananta. Padahal keduanya datang ke Bali ingin berlibur sejenak. Karena kesibukan bisnisnya yang cukup padat dan Binar yang selalu diapit oleh anak-anak mereka, membuat keduanya susah untuk quality time berdua saja.
"Papi, katanya mau ngajak Mami berenang. Mami kan lupa bawa bi*kini. Jadi beli enggak?" teriak Binar seraya tersenyum menggoda sang suami.
"Tau ah. Gelap!" ketus Dion mengucapkan kalimat khas dari Binar jika sedang marah padanya.
Dion pun langsung membuka pintu mobil dan masuk ke dalamnya. Binar pun ikut mengekori sang suami segera.
"Haha..." tawa Binar berlanjut saat keduanya sudah berada dalam mobil.
"Papi makin ganteng deh kalau cemburu begini. Tapi Papi enggak lupa kan kalau kita di Bali cuma dua hari doang dijatah sama Pak Komandan galak yang sementara ini beralih profesi jadi pengasuh anak-anak kita di Jakarta. Beneran mau buang waktu sia-sia nih di sini kalau merajuk lama-lama ke Mami. Kan Papi tahu cinta Mami cuma buat Papi seorang," ucap Binar seraya tangannya mengelus nakal celana sang suami tepat di bagian bas0ka milik Dion. Binar sengaja beraksi menggoda suaminya agar tak merajuk lama-lama.
Seketika Dion teringat pesan penting dari pemilik megalodon siapa lagi jika bukan Arjuna, ayah mertuanya, ketika dirinya akan berangkat ke Bali bersama Binar.
"Dua hari tidak lebih. Awas kalau pulang terlambat. Siap-siap terima hukuman," ucap Arjuna dengan nada mengancam.
"Siap 69 Komandan!" jawab Dion.
"Buruan berangkat sana. Aku mau buat kubu pertahanan sama cucu-cucuku biar mereka berada di barisanku daripada sama Bapaknya," ucap Irjen Pol. (Purn) Arjuna Sabda Mahendra seraya tersenyum menyeringai dan berjalan menuju ke dalam mini playground yang ada di kediamannya.
"Putri Papa yang penting berada di kubu yang sama denganku bukan dengan Bapaknya. Hehe..." ledek Dion dalam hati.
Bersambung...
🍁🍁🍁