My Little Happiness

My Little Happiness

1

Profesi dokter adalah pekerjaan yang sangat mulia dan juga penuh risiko karena pekerjaan ini menyangkut nyawa manusia jika dikerjakan secara sembarangan, maka dari itu sekolah atau proses menjadi dokter itu diperlukan proses yang panjang agar pada saat menjadi dokter dalam kondisi siap melayani pasien.

Seperti halnya Kim Ji Nan, dia adalah blasteran indo Korea yang sekarang tinggal di Indonesia. Sejak kecil dia ingin sekali menjadi dokter seperti ayahnya dan juga bisa menyelamatkan dan menyembuhkan orang lain dari penyakit, itulah yang ada dipikiran Jinan pada saat dia kecil.

Sejak kecil Jinan memang sering belajar dan juga membaca banyak buku terutama buku yang biasa ayahnya baca agar dia bisa memahami kedokteran lebih dini walaupun usianya belum memahami apa yang buku itu maksud.

Namun saat di sekolah Jinan sering terkena perundungan oleh teman sekelasnya karena tubuhnya yang terbilang gemuk dan juga selalu menyendiri. Sebenarnya Jinan ingin melawan namun itu hanya akan menambah perundungannya.

Di suatu hari pada saat Jinan sedang dirundung, ada satu gadis menghampiri Jinan dan melawan teman-temannya yang sedang merundung Jinan.

"Ehh jangan ganggu dia, dia salah apa coba" teriak seorang gadis

"Dia gendut ngga bisa apa-apa" ucap salah satu cowo disana

"Kalo dia gendut dia ngga bisa lawan gitu" ucap gadis itu mendatangi mereka

"Ngga terus kenapa? Lo siapanya dia?" Tanya salah satu cowo

"Kalian pergi ngga, kalo ngga aku laporin guru BK yah" ancam gadis itu

"Lapor aja kalo berani dan semoga kamu masih di sekolah ini" ucap cowo itu mengancam balik

Dengan berani gadis itu memukul cowo yang sedari tadi merundung Jinan hingga terjatuh.

"Gw ngga peduli dikeluarin atau ngga yang penting gw membela keadilan" ucap gadis itu memegang tangannya karena sehabis memukul

"Udah yuk pergi aja dia cewek gila"

Para cowo itu pergi dan cowo yang tadi gadis itu pukul juga ikut pergi. Gadis itu menghampiri Jinan sambil memberikan kotak makan yang tadi direbut oleh cowo tadi.

"Nih kotak makan kamu" ucap gadis itu memberikan kotak makan pada Jinan

"Makasih yah"

"Kalo ada mereka lagi bilang aku yah"

"Maaf yah ngerepotin kamu"

"Ngga kok, oh iya nama aku Cindy Hapsari panggil aja Cindy atau cinhap aku dari kelas 6" Ucap gadis itu memperkenalkan diri

"Iya kalo aku..." Ucap Jinan namun terpotong oleh suara bel sekolah

"Ehh udah bel nih aku masuk dulu yah" Cindy meninggalkan Jinan disana yang belum menyelesaikan kalimatnya.

Sejak dari itu mereka berdua semakin dekat, dari bermain bersama, makan bersama, dan berkeliling sekolah.

Di suatu saat ayah Cindy meninggal dunia, itu membuat Cindy terpukul dan bersedih sepanjang hari. Saat Cindy sedang sedih di lapangan Jinan melihatnya dan menghampiri Cindy.

"Kamu kenapa cin?" Tanya Jinan

"Ayahku meninggal" lirih Cindy dan masih menundukkan kepalanya

Mendengar itu Jinan tidak tega melihat Cindy bersedih, dia berinisiatif untuk memeluk Cindy, Dan ternyata Cindy mau dipeluk oleh dirinya. Beberapa saat mereka berpelukan sampai tangisan Cindy mereda, setelah itu Jinan memberikan permen yang dia bawa pada saat dia di kantin.

"Nih buat kamu biar ngga sedih lagi" ucap Jinan memberikan permen pada Cindy

"Makasih ya Ndut" Cindy menerima permen itu

"Jangan sedih lagi ya"

Mereka berpelukan cukup lama hingga Cindy merasa tenang, setelah dia tenang Jinan melepaskan pelukannya.

"Kamu pernah denger ngga, ada yang bilang coba kamu pikirkan orang yang kamu pengin kamu lihat nanti di mimpi kamu dia akan datang" ucap Jinan

"Iya pernah, semoga aja yah"

Jinan menganggukkan kepalanya dan kembali mengobrol dan bermain bersama dengan Cindy.

Sampai suatu hari Cindy memutuskan untuk pindah sekolah karena ibunya dipindahkan ke kota besar, sebenarnya Cindy ingin jujur dan bilang ke Jinan bahwa dirinya pindah sekolah namun dia berbohong.

"Hai cin, loh kamu mau kemana?" Tanya Jinan yang terkejut melihat Cindy membawa tas besar

"Aku mau liburan ke rumah nenek kok Ndut" jawab Cindy

"Lama ngga disana?" Tanya Jinan mulai khawatir

"Mungkin beberapa hari disana" Jawab Cindy

"Hati-hati yah disana"

"Cindy ayoo itu udah ditunggu" panggil mamahnya Cindy

"Iya mah, ya udah Ndut aku pergi dulu yah" pamit Cindy pada Jinan

"Iya cin hati-hati ya, aku selalu nunggu disini" Jinan mengiyakan

Cindy menganggukkan kepalanya dan pergi bersama ibunya menuju mobil, setelah itu mereka pergi yang membuat Jinan bersedih.

*

Di sebuah pesawat, seseorang sedang menelpon ibunya karena dia disuruh untuk pergi ke Australia namun dia membohongi ibunya dengan menunjukan video dari Australia bukan dirinya yang sedang di Australia.

"Gimana mah pemandangannya?"

"Iya cin bagus-bagus tapi kok kayak panas banget gitu, coba kamu ngadem dulu"

"Eeee... Mah udah ya telpon ya takut pulsanya mahal"

"Ehh bentar du..."

Dia langsung mematikan panggilan videonya.

"Maaf mah aku ngga mau jadi apa yang mamah pengin, aku mau jadi pengacara sama kayak ayah" batin Cindy

Setelah turun dari pesawat Cindy menelpon saudaranya untuk menjemputnya di bandara namun dia beberapa kali menelpon tidak di jawab dan setelah dia mencoba akhirnya di jawab olehnya.

"Assalamu'alaikum iya kak"

"Walaikumsalam, elo dimane ini gw udah di nyampe nih"

"Maaf kak aku tadi ada operasi dadakan jadi ngga jemput kakak"

"Lah katanya Lo udah disini?"

"Iya kak tapi aku langsung pulang"

"Bener-bener yah kalo gitu Lo ngga usah bilang bisa"

"Maaf kak tapi aku udah kirim alamat rumahnya nanti kakak bisa kesana"

"Iya makasih"

Dia langsung menutup telponnya karena kesal dengan saudara itu. Sesaat dia ingin melangkah dia melihat ada bapak-bapak tua terjatuh, dia langsung menghampirinya.

"Bapak kenapa pak?" Tanya Cindy melihat keadaan bapak tua itu

"Tolong panggilkan ambulan" teriak Cindy pada penumpang yang melihat kejadian itu

"Bapak bertahan yah" ucap Cindy sebisa mungkin membantu bapak tua itu

"Biar saya bantu" ucap seseorang datang ikut membantu Cindy

Cindy menghadap ke sumber suara ternyata ada pria yang membantu memberikan CPR untuk bapak tua itu.

"Kamu punya kertas?" Tanya pria itu

Cindy menggelengkan kepalanya, "Ngga ada pak adanya tisu"

"Iya gpp"

Cindy mengeluarkan tisu dari bungkusannya dan diberikan pada pria itu, dia menulis entah apa dan memasukkan kedalam saku celana bapak tua itu.

Setelah beberapa saat ambulance datang dan bapak tua itu tersadar dari pingsannya dan kemudian dibawa ke rumah sakit.

"Saya ikut ambulance" pinta pria itu pada petugas ambulance

"Anda keluarga pasien?" Tanya petugas itu

"Saya dokter di rumah sakit Daan Mogot" jawab pria itu

"Baiklah anda boleh itu" petugas itu memperbolehkan pria itu ikut bersama ambulance

Pria tadi memasuki mobil ambulance, dan Cindy melamun karena melihat pria tadi.

"Cowo tadi ganteng terus baik lagi yah" batin Cindy

Setelah kejadian itu Cindy langsung menuju rumah rekomendasi dari saudaranya yang ditunjukkan untuk dirinya.

***

Akhirnya selesai juga part pertama, gimana nih cerita barunya tokoh baru biar fresh tapi masih nyambung sama cerita "Pengantin kecilku" tapi ya sedikit kontribusinya...

Author bikin banyak cerita agar kalian ada bacaan yang menarik dan juga menghilangkan rasa malas kalian untuk membaca, walaupun bacaan seperti ini tapi author akan mengusahakan untuk menyisipkan hal yang ada di dunia nyata agar kalian bisa mengerti masuknya...

Semoga kalian suka part dan cerita baru ini jangan lupa untuk vote, komentar, dan share ya...

Thanks for reading...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!