Menjadi seorang dokter adalah cita-cita dari seorang Hana Aulia. Ia diberkahi wajah yang cantik dan otak cerdas, sehingga ia terima di salah satu Fakultas Kedokteran di salah satu Universitas yang terkenal.Suatu hari ibu Hana sakit dan tidak memungkinkan lagi untuk bekerja. Hana pun mengambil sebuah keputusan yang besar dalam hidup nya, ya dia terpaksa bekerja menjadi ART di sebuah keluarga yang kaya raya demi bisa melanjutkan kuliahnya kembali yang sudah semester akhir.
Aditya Wisnu adalah seorang pemuda tampan yang menganggap pernikahan adalah hal terakhir yang akan terpikir dalam hidupnya.Di usianya yang sudah memasuki 30 tahun belum ada satu wanita pun yang mampu menaklukan hatinya yang dingin, Tapi tidak demikian dengan mamanya yang selalu mendesak ia untuk segera menikah. Selalu berusaha mencarikan istri untuk putra bungsunya itu.
Akankah Hana bisa melanjutkan kuliah nya? apakah Aditya menemukan wanita yang bisa mengubah prinsip hidupnya dan mencairkan hatinya yang dingin?...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dina Melya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34 Menyerahkan
Hana duduk menatap Dosen pembimbingnya yang sedang membaca skripsinya dengan penuh ketelitian, beberapa kali Hana memperhatikan dosen pembimbingnya membolak-balik skripsinya lalu memberikan beberapa coretan di atasnya. Sesekali Ia berbicara dengan Hana, Hana menyimak dan memperhatikan apa yang di jelaskan oleh Dosennya itu, Hana juga mencatat beberapa poin penting agar tidak lupa.
"Secara keseluruhan ini sudah baik Hana, kamu cukup memperbaiki bebeberapa poin yang sudah bapak tandai tadi, ya mudah-mudahan bulan depan kita sudah bisa UP.
Hana bersalaman dengan Dosen pembimbingnya itu sebelum keluar tidak lupa ia mengucapkan terimakasih. Hana keluar dengan senyuman sumringah, Hana berjalan bergegas ke perpustakaan untuk memperbaiki skripsinya.
Sampai di perpustakaan Hana melihat Frans juga ada di sana, Hana berjalan menghampiri Frans dan duduk di bangku kosong di sebelahnya. Melihat kedatangan Hana yang tiba-tiba membuat Frans kaget, tertawa senang melihat ekspresi lucu sahabatnya,
"Kalau aku jatuh pingsan kamu harus bertanggung jawab ucap Frans sambil memegang dadanya.
" Kamu harus kasih aku napas buatan, lanjut Frans tersenyum mesum.
Hana menjitak kening Frans dengan melototkan matanya,
"Palingan aku panggilin satpam di depan untuk ngasih kamu napas buatan, dengus Hana.
" Iiihhh amit-amit, ucap Frans menutup mulutnya.
Hana dan Frans keluar dari perpustakaan sekitar pukul tiga, mereka keluar berjalan beriringan, Frans menatap Hana di sebelahnya
"Aku antar pulang ya, sekalian aku juga pengen tahu tempat tinggal mu yang baru!
" Terima kasih Frans aku nanti di jemput sama sopir sekalian nanti aku mau belanja dulu untuk keperluan dapur, ucap Hana cepat.
"Ya udah lain kali kamu tidak boleh lagi menolak, ucap Frans sambil menaiki motornya.
Hana hanya mengangguk sambil memperhatikan Frans memakai helmnya.
" Ya udah! aku cabut dulu ya, sampai jumpa besok!
"Ya.. da..dah!
Frans melajukan motornya Hana hanya menatap punggung Frans sampai menghilang dari pandangannya. Baru saja Hana mendudukkan bokongnya hpnya berdering, ternyata mang Ujang yang menelpon, Hana mengangkat telpon dan menyuruh Mang Ujang untuk menjemputnya dekat perpustakaan.
Tak lama Hana menunggu Mang Ujang pun datang, Hana pun segera masuk mobil dan duduk di bangku belakang.
"Mang tolong hantarkan Hana ke salon dulu ya.
" Baik Non Hana, ucap Mang Ujang sambil menjalankan mobilnya.
****
Aditya sampai di jakarta sudah malam, karena proyek di Kalimantan memang akan menyita banyak waktu karena bukan hanya membuat jalan tol mereka juga mendapatkan tawaran baru untuk membangun jembatan yang akan menjadi ikon di kota S.
Yang membuat Aditya semakin semangat karena ia juga mendapat tawaran untuk langsung mendesain model jembatan itu. Dulu sebelum menjabat sebagai Presdir Aditya bekerja sebagai Arsitek di perusahaannya. Karena selain mengambil jurusan Bisnis waktu kuliah di Amerika ia juga mengambil Jurusan Arsitektur, Otak Aditya yang cerdas membuat ia hampir menyelesaikan kedua kuliahnya dalam waktu bersamaan.
Menjadi Arsitektur adalah cita-cita Aditya dari kecil, tapi waktu kuliah orang tuanya menyuruhnya untuk mengambil jurusan Bisnis agar dapat melanjutkan perusahaan ayahnya bersama kakaknya. Kerena tidak ingin mengecewakan orang tuanya ia menuruti keinginan papa dan mamanya, tapi ia juga meminta ijin kepada orang tuanya untuk mengambil jurusan Arsitektur juga, ia berjanji kepada orang tuanya akan bertanggung jawab dengan keputusan yang diambilnya.
Begitu turun dari pesawat Aditya mengajak Aldo untuk sholat isya dulu baru mereka pulang ke rumah.
****
Sementara Hana sudah tak sabaran menunggu kedatangan suaminya, Hana memilih gaun tidur yang paling seksi dalam lemari pakaiannya. Setelah memakainya Hana menatap pantulan bayangannya di cermin. Wajahnya bersemu merah melihat bagaimana gaun tidur hitam transparan itu hanya menutup bagian sensitif di tubuhnya saja.
Hana menyisir rambutnya yang panjang dan memoleskan sedikit lipstik di bibirnya yang sudah berwarna pink alami. Hana juga menyemprotkan sedikit parfum pada tubuhnya.
Hana menunggu suaminya sambil membolak-balik majalah di sofa. Sudah cukup lama menunggu suaminya belum juga pulang, ia melihat jam dinding dikamarnya sudah lewat jam sepuluh suaminya belum juga datang. Akhirnya Hana memilih untuk tiduran di ranjang, ia mematikan lampu kamar lalu menyalakan lampu tidur yang ada di meja di samping ranjang. Hana mengambil ponselnya untuk mengecek apakah ada pesan dari suaminya, tapi hanya dapat menarik napas kecewa. Hana hanya melihat ada beberapa pesan dari kedua sahabatnya Hana pun membalas pesan sahabatnya.
Aditya sampai kerumah sudah hampir tengah malam, ia berjalan ke kamarnya yang ada di lantai dua, sebelum naik tangga ia menatap sekilas kekamar orang tuanya yang tidak jauh dari tangga.
Ceklek!
Aditya masuk ke kamar dan menutup pintu pelan-pelan, keadaan kamar terlihat kurang terang karena hanya di terangi oleh lampu tidur yang ada di meja samping ranjang.
Walaupun Hanya dengan cahaya seadanya Aditya masih dapat melihat istrinya yang tertidur di ranjang. Aditya membuka jasnya dan melemparnya ke sofa, ia berjalan ke ranjang sambil membuka dasi dan beberapa kancing kemejanya ia pun menggulung lengan kemejanya sebatas siku.
Aditya menelan salivanya begitu melihat istrinya yang sedang terbaring, ia melihat kaki istrinya yang mulus tidak tertutup apa pun, ia juga dapat melihat perut dan dada istrinya di balik gaun tidur yang transparan.Apakah ia sengaja menggoda ku dengan berpakaian seperti ini bathin Aditya.
Aditya duduk di pinggir ranjang sambil manatap istrinya, ia merapikan anak rambut yang menutupi kening istrinya. perlahan Aditya menyusuri wajah cantik istrinya dengan telunjuknya. Tatapannya berhenti pada bibir istrinya yang ranum yang begitu menggoda untuk di cium. Aditya mengusap lembut bibir istrinya dengan ibu jarinya. Perlahan ia mendekatkan wajahnya ke wajah istrinya, ia mengecup bibir istrinya lembut, ciuman lembut itu berubah menjadi lumatan yang dalam.
Hana merasa seperti sedang bermimpi dicium oleh suaminya, ia begitu kaget ketika membuka mata ternyata itu bukan mimpi. Karena terkejut mulut Hana terbuka kesempatan itu langsung di pergunakan Aditya untuk memperdalam ciumannya, ia mengabsen setiap inci mulut istrinya. Hana mencoba mendorong tubuh suaminya karena kehabisan napas, tapi kekuatan Hana kalau oleh kekuatan Aditya yang sudah di bakar gairah.
Melihat istrinya mulai kehabisan napas Aditya melepaskan ciumannya, ia menyusuri leher jenjang Hana dengan bibirnya ia menjilat, mencium dan mengisap leher Hana lembut sehingga menimbulkan jejak kissmark di leher putih Hana. Tangan Aditya tak tinggal diam ia mulai menggerayangi tubuh istrinya. Hana hanya mendesah dan mengerang menikmati setiap sentuhan suaminya.
Mendengar desahan istrinya semakin membakar gairah Aditya yang sudah sampai keubun-ubun. Aditya menghentikan cumbuannya, ia menangkup kedua pipi istrinya dan menatap istrinya dengan kilatan gairah yang menyelimuti matanya.
"Mas tidak bisa menahannya lagi sayang, apakah Mas boleh melakukannya?, tanya Aditya dengan suara serak.
Hana balik menatap suaminya ia melihat tatapan sayu mata suaminya yang mencoba menahan gairahnya. Hana hanya menganggukan Kepalanya tanda menyetujui permintaan suaminya.
Aditya kembali melumat bibir istrinya, Hana membalas lumatan suaminya dengan penuh gairah, Aditya melepaskan pakaiannya begitu juga dengan gaun tidur istrinya, Aditya melemparkan pakaian mereka asal. Akhirnya malam ini Hana menyerahkan dirinya seutuhnya kepada suaminya. Ia sangat bahagia dapat memberikan kehormatannya ia selalu ia jaga kepada orang yang sangat dicintainya, yaitu suaminya Aditya.
Malam semakin dingin dan sunyi tetapi tidak dengan suasana di kamar Aditya yang semakin panas dengan desahan dua insan yang sedang memadu kasih.
.
.
.
.
.
.
Bersambung.
Akhirnya.... 🤗🤗🤗🤗🤗
sampai di Situ aja ya, Author takut kebablasan 😂😂😂😂
kasian ma perjaka dan perawan yang baca lapak sithor 😁😁😁
Bayangin aja menurut versi readers masing-masing y,
hehhehe🤣🤣🤣🤣