Elsya adalah seorang anak perempuan yang bisa melihat sosok tak kasat mata, saat memasuki taman kanak-kanak ia bertemu dengan sosok perempuan yang kini menjadi temannya, karena hal itu ia kadang terlihat berbicara sendiri dan membuat orang-orang di sekitarnya menganggap ia anak aneh.
Anggapan itu lah yang membuat ia tidak memilih teman di sekolah, dan ada hal lain yang menjadikan Elsya sasaran empuk para preman di sekolah untuk melakukan kejahatan padanya.
Elsya hanya tinggal bersama kakak kandungnya, kalau bukan support dari kakaknya ia tidak akan mampu bertahan.
Hingga suatu hari Elsya harus berpisah selama-lamanya dengan teman gaibnya, itu membuat Elsya sangat sedih dan memutuskan untuk menutup mata batinnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon xzava, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
Hari ini merupakan hari terakhir Elsya ujian, seperti hari-hari sebelumnya ia lebih dulu selesai dibandingkan satu ruangannya.
"Pak?" Elsya mengangkat tangannya.
"Sudah? Sudah di cek ulang?" tanya pengawas di ruangannya.
"Sudah pak."
"Selesaikan baru keluar."
Elsya segera keluar setelah menyelesaikan ujiannya, sungguh ia sangat senang karena ujiannya berjalan lancar dan hanya beberapa soal yang Elsya ragu dengan jawabannya.
Elsya segere ke parkiran setelah pamit dengan pengawas di ruangannya, hari ini Elzein menunggu Elsya, karena setelah adiknya itu selesai Elzein ingin mengajaknya belanja.
"Cepat banget lu selesai?" tanya Elzein yang kaget melihat adiknya sudah selesai.
"Kalau belajar mah pasti tau jawabannya," jawab Elsya. "Widih tumben banget lu ada disini, anteng banget lagi," ucap Elsya saat melihat mbak Kun ada di dalam mobil.
"Kalian mau shopping kan jadi gue ikut," ucap mbak Kun. "Elzein beliin gue baju," pintanya.
"Baju? gue mau lihat furniture bukan baju," ucap Elzein.
"Lah? Kirain mau shopping baju, tau gitu gue gak ikut," ucap mbak Kun ngambek.
"Hadeh tau gitu gue di rumah aja kak," Elsya juga berpikir kalau Elzein mau mengajaknya untuk membeli baju.
"Iya nanti gue beliin, tapi hari ini temenin gue lihat furniture buat cafe," ucap Elzein.
"Janji ya?" tanya Elsya ke kakaknya.
"Iya Sya."
"Let's go," ucap Elsya semangat.
"Gue pamit," ucap mbak Kun dan langsung menghilang.
"Kebiasaan bener lu Kun."
"Biarin aja, lagi sibuk nyari jati dirinya hahahaha," ucap Elzein sambil tertawa, Elsya pun tertawa mendengar ucapan kakaknya.
Memang benar mbak Kun tidak tau kenapa ia bisa mati dan menjadi hantu gentayangan, semasa hidupnya ia memang wanita yang suka ke hiburan malam, itulah yang pernah mbak Kun bilang ke kakak beradik itu.
Mungkin hal itu lah yang membuat ia sering ke hiburan malam walaupun sudah jadi hantu, tujuannya untuk mencari alasan kenapa ia bisa mati.
Sesampainya di toko yang di tuju, Elsya dan Elzein segera turun dari mobil tapi alih-alih langsung masuk, justru Elzein berdiri di depan toko sambil menelpon seseorang.
"Siapa?" tanya Elsya setelah kakaknya selesai menelpon.
"Desain interior, dia yang bantuin kita," jawab Elzein.
Elsya hanya menganggukkan kepalanya, lalu berjalan masuk duluan ke dalam toko.
Elsya keliling melihat banyak barang, ia sangat terpukau melihat barang-barang yang bagus.
"Kalau gue minta sama kakak dibeliin gak ya?" ucap Elsya saat melihat sebuah rak buku yang bisa berputar.
Elsya memotret rak buku itu dan nanti akan ia perlihatkan ke Elzein, setelahnya Elsya melihat-lihat barang lain.
Saat Elsya berkeliling itu, matanya tertuju ke salah satu perempuan yang tidak asing baginya, baru saja Elsya mau pergi dari sana justru ia bertatapan mata sama perempuan itu.
Elsya sontak tersenyum ke arah perempuan itu, "Hai bertemu lagi," sapa sosok perempuan itu.
"Itu suami mu?" tanya Elsya dalam hati, yaps Elsya bertemu dengan sosok perempuan baju merah yang sempat menerornya waktu itu.
Sosok perempuan itu tersenyum ramah ke Elsya sambil menganggukkan kepalanya, "Sampai jumpa lagi, suamiku tidak boleh jauh-jauh dariku."
Belum sempat Elsya menjawab, sosok perempuan itu langsung pergi, seketika badan Elsya merinding entah apa yang akan dilakukan sosok perempuan itu ke suaminya nanti.
Elsya segera pergi dari sana dan mencari keberadaan kakaknya.
"Sya," panggil seseorang.
"Disini ternyata," ucap Elsya saat melihat kakaknya.
"Dicariin dari tadi."
"Sorry sorry dari sana tadi," tunjuk Elsya ke arah tempat ia melihat sosok perempuan tadi.
"Jangan jauh-jauh," ucap Elzein, Elsya pun hanya mengikuti mereka yang sedang melihat furniture untuk kebutuhan di cafe nanti.
Setelah semuanya selesai, Elsya memutuskan kembali ke mobil sedangkan kakaknya dan orang-orang yang bersamanya tadi ke kasir untuk membayar barang yang di ambil.
Tak lama Elzein pun kembali ke mobil seorang diri, "I'm back," ucap Elzein.
"Orang-orang tadi mana?" tanya Elsya.
"Mereka masih di dalam, soalnya mau angkut barang."
Dalam perjalanan pulang itu Elsya teringat akan sosok perempuan baju merah yang ia lihat tadi, Elsya pun menceritakan ke kakaknya.
"Semoga aja gak diapa-apain suaminya," ucap sang kakak setelah mendengar ucapan Elsya.
"Iya semoga aja." Elsya pun mengharapkan hal yang baik untuk sosok perempuan baju merah itu.
Sesampainya di rumah, Elsya langsung istirahat dan meminta kakaknya untuk tidak membangunkannya, ia ingin tidur panjang setelah menyelesaikan ujiannya.
"Kak gue mau istirahat ya, jangan bangunin gue, mau puas puasin tidur," ucap Elsya sebelum masuk ke kamarnya.
"Oke, bersih-bersih dulu baru tidur."
"Siap." Elsya pun menganggukkan kepalanya.
Segera Elsya bersih-bersih agar bisa langsung tidur, beberapa hari ini tidurnya kurang nyenyak karena memikirkan ujiannya.
"Good job Sya," ucap Elsya pada dirinya sendiri, dan tak butuh waktu lama Elsya sudah terlelap.
jika bersedia km bs follow ak dan ak bs undang kamu mksh.