Mencintainya bukan bagian dari sebuah kesalahan,namun melupakannya adalah sebuah keharusan, meskipun bukan sebuah keinginan.
Mampukah Rayyana mendapatkan cintanya atau sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon farala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32 : Susah melepaskan
BAGAIMANA PUASANYA PARA READER KESAYANGAN? INI TINGGAL BEBERAPA HARI ,SEMOGA TETAP SEMANGAT YA.. 🥰🥰
...****************...
Lita masih di posisinya, sudah setengah jam yang lalu Rayya meninggalkan restoran tapi dia belum beranjak juga dari tempat duduknya.
Kata kata Rayya masih terus terngiang.Mencoba mencerna dengan baik setiap kalimat yang di awal seperti mengangkatnya lalu membanting tubuhnya dengan keras.
"Dia menghinaku dengan cara yang sangat elegan.. "batin Lita kesal.
" Apa benar dia menyukai Abian? nggak,itu nggak mungkin,,,tapi...kenapa aku merasa kalau dia memang menyukainya? "Lita bermonolog.
"Aku seperti punya saingan yang cukup berat,tapi tidak, dengan kehamilan ku ini Abian tidak akan pergi dari sisiku." lanjut Lita menyemangati diri sendiri.
Setelah berdebat dengan hatinya, dia pun meninggalkan restoran tersebut.Mobilnya dia arahkan ke apartemen Damien,dia sudah sangat merindukan sentuhan lembut sang kekasih yang sudah seminggu tidak dia dapatkan.
"Kenapa baru datang sayang? " ujar Damien sesaat setelah Lita menutup pintu."Apa kau sudah melupakanku? "tanyanya lagi.
Lita tersenyum, "Beberapa hari ini aku sibuk Damie, dan melupakanmu.. oohhh come on,, itu nggak akan pernah terjadi sayang. " Lita mendekat dan mulai mencium bibir seksi itu, awalnya biasa saja namun lama kelamaan ciuman itu semakin menuntut.Tangan Damien sudah tidak bisa di kondisikan.menjelajah kemanapun dia suka, mulai dari atas hingga ke bawah, membuat Lita tidak bisa menahan diri lebih lama lagi.
"Pelan pelan sayang,, aku sedang hamil anak kita.. "ucap Lita sebelum penyatuan itu terjadi.
" Aku mengerti sayang... "Balas Damien.
Akhirnya sepasang sejoli itu melakukannya lagi dan lagi.
"Berpisahlah dengan Abian,, dan menikah denganku, kemudian kita rawat anak kita bersama, bagaimana? " tanya Damien sambil memeluk Lita.Mereka baru saja menyelesaikan ritual percintaan mereka.
Lita mengurai pelukan Damien."Untuk saat ini aku nggak bisa Damie, mengertilah posisiku."
"Tapi aku tidak ingin kau merawat anakku bersamanya sayang.. "
"Bersabarlah,ok,, akan ada waktu di mana aku akan berpisah dengannya dan datang ke pelukanmu."
"Baiklah,, aku akan menunggu itu, tapi jangan terlalu lama."
Lita tersenyum simpul mendengar penuturan Damien.
"Aku nggak akan berpisah dengan suamiku Damien,suatu saat Aku akan berterima kasih padamu karena telah menitipkan benih mu di dalam sini." Batin Lita sambil memegang perutnya.
,,,,,,,,,,,,
Mentari bersinar cukup terang dari balik jendela sebuah kamar.Wanita cantik itu sudah berpakaian rapi, seragam coklat kebanggaan nya sudah melekat sempurna di tubuh tingginya.Sedikit memperbaiki riasan dan mengaplikasikan lipstik berwarna nude ke bibir tipisnya.Setelah semua selesai Rayya segera berangkat ke rumah sakit.
"Assalamu alaikum dan selamat pagi. " Sapanya begitu masuk ke dalam nurse station.
"Waalaikumsalam.. pagi juga kak Ray.. " Sapa mereka yang berada di nurse station hampir bersamaan.
"Bagaimana kabar pasien kita hari ini? " lanjut Rayya.
"Alhamdulillah kak Ray.. amannn." jawabnya serempak.
"Alhamdulillah."
Setelah berdoa bersama, mereka melakukan aktifitas harian seperti biasa,ada yang memandikan pasien, ada yang mencuci rambut pasien, waslap, mengganti laken (seprei) pasien yang kotor dan kesibukan lainnya.
Tersisa Rayya dan beberapa perawat senior yang menjaga kandang, menunggu dokter dokter neurologi terbaik pilihan rumah sakit internasional Grahatama.
Rayya sudah sibuk dengan komputer di hadapannya, Devi sibuk dengan laporan di tangannya, tidak ada satupun yang terlihat duduk santai, semua bekerja sesuai tugasnya masing-masing.
Tidak lama kemudian dokter Anton datang."Assalamu'alaikum."Sapanya.
"Waalaikumsalam." Jawab Rayya dan Devi.
"Besok ada seminar neurologi di kota P,kamu siap siap ya, kita berangkat nya sore, ok.. " ujar dokter Anton pada Rayya yang tengah duduk.Posisi dokter Anton berdiri tepat di depan Rayya.Ini bukan seperti ajakan tapi semacam perintah.
"Kok mendadak gitu dok? "
"Iya aku juga baru di hubungi semalam sama panitianya."
"Kenapa bukan Devi aja dok,,? "
"Kali ini seminar nya berbasis luar negeri jadi pembahasan lebih banyak menggunakan bahasa Inggris." jelas dokter Anton.
"Ok dok.. "
"Nanti aku kirimkan alamat hotel di sana ya. "
Menjelang sore hari, Rayya sudah bersiap, segala macam kebutuhan nya selama dua hari di sana sudah dia sediakan. tinggal menunggu perintah dokter Anton, karena mereka berangkat menggunakan mobil masing masing.
Sementara menunggu, sebuah mobil jenis BMW berwarna hitam masuk dan parkir di samping mobilnya, dia sangat mengenali siapa pemilik kendaraan mewah tersebut.
Lelaki tampan dengan pakaian casual turun dari sana dan menghampiri Rayya.
"Ayo kita berangkat,, naik mobilku saja itu lebih menghemat tenaga." ujarnya.
Rayya masih melongo,"Berangkat kemana dok? "tanyanya heran.
" Kemana lagi, seminar lah, aku menggantikan dokter Anton, dia tiba tiba ada urusan mendadak.Beliau tidak menghubungi mu? "jawabnya santai sambil melepas kacamata hitam yang bertengger indah di hidung mancungnya.
Rayya menggeleng.
"Aku naik ini aja. " sambil menunjuk si maroon.
"Nggak bisa,perjalanannya lumayan jauh Ay,, lebih baik Aku yang nyetir, atau kamu boleh pilih kita berangkat dengan mobilku atau si maroon.
Rayya tidak berbicara, masuk ke dalam mobilnya mengambil tas yang berisi beberapa lembar pakaian dan memasukkannya ke mobil Abian.
" Ayo... "ajak Rayya, dia sudah lebih dulu duduk di kursi depan tanpa menunggu Abian mempersilahkan nya, toh biar bagaimanapun dia tidak akan bisa membantah perintah pria keras kepala itu.
Abian sumringah, dan segera menyusul Rayya.
" Gitu dong, jadi wanita itu harus penurut..."dia berkata dengan senyum di bibirnya sambil memasang sabuk pengaman.
"Pakai sabun pengamannya." perintah Abian.
Tanpa menjawab Rayya segera mengikuti apa yang Abian suruh, wajahnya nampak sangat kesal,tapi Abian berpura pura tidak melihat nya.
"Aku ada rekomendasi restoran yang enak, kita makan malam di sana ya? "Ujar Abian sesaat setelah dia menyalakan mesin kendaraan nya.
" Terserah kamu aja. "jawab Rayya cuek, entah kenapa menurutnya hari ini Abian sangat menyebalkan.
Abian setengah mati menahan tawanya, lucu sekali melihat ekspresi Rayya seperti itu.
" Kamu udah pernah ke sana? "tanya Abian merujuk pada kota yang akan mereka datangi.
" Belum, ini untuk yang pertama kalinya untukku."Jawabnya masih dengan nada ketus.
"Kamu marah sama aku... "
"Nggak.. "
"Tapi kenapa wajahmu seperti itu,, "
"Kalau aku bilang nggak ya nggak, apa sih..? " bukannya melunak Rayya malah terlihat semakin jutek.
Abian menghentikan mobilnya di pinggir jalan secara mendadak.
"Kenapa berhenti? udah sampai ya.. " tanya Rayya melihat ke kiri dan ke kanan, perasaan mereka baru meninggalkan rumah sekitar lima belas menit yang lalu.
"Masih jauh. " singkat Abian.
"Terus kenapa berhenti?"
"Aku hanya ingin memastikan wajahmu tidak akan seperti ini terus selama lima jam perjalanan kita.Dan kalau selama itu Aku masih menemukannya jangan salahkan Aku berbuat sesuatu padamu."
"Maksudnya."
Abian sungguh tidak bisa menahan ingin mencium bibir indah itu yang seakan memanggilnya.Pikiran kotor terus saja berputar di otaknya .
"Sial.... aku tidak bisa menahannya.. " umpat Abian dalam hati.
Abian melepas sabuk pengamanan,mendekat ke arah Rayya, wajahnya tinggal beberapa senti lagi bertemu dengan wajah Rayya,sampai hembusan nafas Rayya, abian bisa merasakannya.
"Diamlah... aku tidak bisa konsentrasi menyetir!! " perintah Abian.
"Me.. menjauh dari hadapan ku..!! " Rayya tergagap.situasi ini membuat nya seperti terkena serangan jantung.
Tangan Abian membuka dashboard dan mengeluarkan sekotak permen.
"Makan ini aja dari pada kamu perlihatkan wajah jelekmu itu. " Abian menyodorkan sekotak permen dan di serahkan pada Rayya.Dia sudah kembali ke posisi semula.
"Ma.. makasih.. " Jawab Rayya masih gugup.
Abian membuang wajahnya ke samping, menarik nafas dan menghembuskannya pelan."uuuuuuhhhhh....Sadar Abian... sadar...!! "batin Abian. hampir saja dia melakukan sesuatu yang akan membuatnya menyesal seumur hidup.Rayya pasti akan membencinya, dia yakin itu.
Abian tau Rayya wanita yang tidak mudah untuk di taklukkan, apalagi dia punya harga diri yang tinggi. Dia akan merasa di lecehkan saat Abian menciumnya tadi.
" Hampir saja..... "
...****************...
baiklah
rayya...daebak