NovelToon NovelToon
Hubungan Tak Seiman

Hubungan Tak Seiman

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni / Slice of Life
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Faustina Maretta

Ketika cinta hadir di antara dua hati yang berbeda keyakinan, ia mengajarkan kita untuk saling memahami, bukan memaksakan. Cinta sejati bukan tentang menyeragamkan, tetapi tentang saling merangkul perbedaan. Jika cinta itu tulus, ia akan menemukan caranya sendiri, meski keyakinan kita tak selalu sejalan. Pada akhirnya, cinta mengajarkan bahwa kasih sayang dan pengertian lebih kuat daripada perbedaan yang ada.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Faustina Maretta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tamparan

"Bagaimana ini, Mas? Kita harus menghadapi keluarga Nisa sendirian," bisik Rini dengan nada khawatir sambil menatap suaminya.

Arman menghela napas berat. "Kita tidak punya pilihan, Rin. Kita harus tetap menerima mereka dengan baik. Tidak mungkin kita membatalkan pertemuan ini begitu saja."

Rini mengangguk, meskipun hatinya masih diliputi kecemasan. Ia tahu bahwa keluarga Nisa adalah keluarga terpandang, dan rencana perjodohan ini diatur oleh Arman bersama ayah Nisa, teman lama yang sudah dikenalnya sejak muda. Namun, tanpa kehadiran Tama, segalanya terasa begitu rumit.

Tak lama kemudian, bel pintu rumah mereka berbunyi. Arman bangkit dari tempat duduknya dan membuka pintu, menyambut kedatangan keluarga Nisa, Pak Rahmat, istrinya, serta Nisa yang terlihat anggun dalam balutan pakaian formal.

"Selamat datang, Pak Rahmat, Bu Rahmat, Nisa," sambut Arman dengan senyum lebar, mencoba menyembunyikan kegelisahan di balik wajah ramahnya. Rini segera mengikuti dari belakang, mengundang mereka untuk masuk dan duduk di ruang tamu.

Pak Rahmat dan istrinya tersenyum hangat, namun ada kilatan penasaran di mata mereka. Nisa, yang duduk dengan anggun, sesekali melirik ke sekeliling ruangan, mungkin mencari sosok Tama yang seharusnya hadir di pertemuan ini.

Setelah beberapa saat berbasa-basi, Pak Rahmat akhirnya bertanya, "Jadi, bagaimana kabar Tama? Kami berharap bisa bertemu dengannya hari ini."

Pertanyaan itu langsung membuat suasana menjadi kaku. Arman dan Rini saling berpandangan sejenak, mencari kata-kata yang tepat untuk menjelaskan situasinya.

Rini mencoba membuka percakapan dengan nada hati-hati. "Sebenarnya, kami ingin minta maaf sebelumnya, Pak Rahmat, Bu Rahmat, Nisa. Tama tidak bisa hadir hari ini karena ... pekerjaan yang mendadak."

Pak Rahmat mengangguk, meskipun ekspresi wajahnya menunjukkan kekecewaan yang samar. "Oh, saya mengerti. Pekerjaan memang kadang tak bisa ditinggalkan. Tapi, pertemuan ini penting juga untuk kedua keluarga, terutama bagi Nisa dan Tama."

Nisa duduk dengan tenang, meskipun dari ekspresinya, ia tampak sedikit bingung. Ia mungkin berharap bisa mengenal Tama lebih baik hari ini, tetapi kehadiran pria itu tidak kunjung terlihat.

Arman tersenyum kaku, lalu menambahkan, "Ya, kami juga berharap Tama bisa segera meluangkan waktu. Kami sudah sering bicarakan soal rencana perjodohan ini kepadanya."

Rini merasa perasaan bersalah semakin menguasai dirinya. Ia tahu Tama tidak datang bukan karena alasan pekerjaan, tetapi karena putranya sama sekali tidak setuju dengan perjodohan ini. Tama masih mencintai Freya, dan meskipun Arman dan Rini mencoba menjelaskan bahwa hubungan itu tidak didukung oleh keluarga mereka, Tama tetap bersikeras.

Bu Rahmat, yang dari tadi diam, akhirnya angkat bicara. "Kami juga paham, pernikahan adalah keputusan besar. Kalau Tama butuh waktu, kami bisa mengerti. Namun, kami berharap bisa melihat keseriusan dari pihak Tama."

Kata-kata itu menusuk hati Rini. Ia merasa terjebak di antara keinginan untuk menjaga hubungan baik dengan keluarga Nisa dan keinginan untuk tidak memaksa Tama ke dalam sesuatu yang tidak diinginkannya. Namun, situasinya semakin sulit ketika perjodohan ini sudah mencapai tahap yang sedemikian serius.

Arman menatap Pak Rahmat dengan tatapan penuh permohonan. "Kami sangat menghargai hubungan ini, Rahmat. Tapi kami juga ingin memberikan kebebasan kepada Tama untuk mengambil keputusan terbaik bagi dirinya. Mungkin kita bisa memberi mereka sedikit waktu untuk mengenal satu sama lain lebih baik."

Pak Rahmat tersenyum tipis. "Tentu, kami tidak ingin memaksakan apa pun. Nisa juga paham bahwa pernikahan bukan hal yang bisa diputuskan dengan terburu-buru."

Nisa tersenyum kecil, meskipun jelas tampak bahwa ia sedikit kecewa karena tidak bisa bertemu dengan Tama hari ini. Namun, ia tetap tenang dan sopan, tidak menunjukkan tanda-tanda kekesalan.

Setelah beberapa saat berbincang dengan suasana yang sedikit canggung, keluarga Nisa pun pamit. Arman dan Rini mengantar mereka sampai ke pintu depan, berjanji akan segera mengatur pertemuan lain ketika Tama siap.

Setelah keluarga Nisa pergi, Rini menghela napas panjang. Ia merasa lega karena pertemuan itu selesai tanpa konflik besar, tetapi di dalam hatinya, ia tahu ini belum selesai. Ia dan Arman harus mencari cara untuk mengatasi situasi ini tanpa memaksa Tama, namun tetap menjaga hubungan baik dengan keluarga Nisa.

***

"Tama! Syukurlah kau sudah pulang," kata Arman, suaranya penuh kegembiraan yang dipaksakan. “Kita perlu bicara.”

Tama mengangguk, tetapi tatapannya menunjukkan ketidaknyamanan. Ia tahu bahwa ada banyak yang ingin dibicarakan, dan ia sendiri tidak ingin memperpanjang ketegangan. "Ada apa, Ayah?"

Arman menarik napas dalam-dalam, berusaha merangkai kata-kata. "Tadi, kami menerima keluarga Nisa. Mereka sangat menantikan pernikahan kalian. Tapi, Tama, kau harus memberi penjelasan. Mengapa kau tidak datang? Apa yang sebenarnya kau inginkan?"

Tama berdiri tegak, menatap ayahnya dengan serius. "Aku sudah bilang, Ayah. Aku tidak ingin menikahi Nisa. Ini bukan tentang dia, tetapi tentang apa yang aku rasakan dan keinginanku."

"Ini bukan hanya tentangmu, Tama! Ini juga tentang keluarga kita. Mereka semua mengharapkanmu," Arman membalas dengan nada frustrasi, berusaha untuk tidak membiarkan emosi menguasai dirinya.

"Aku mengerti, Ayah, tapi ini hidupku! Aku tidak akan bahagia jika aku dipaksa untuk menikah dengan seseorang yang tidak aku cintai," jawab Tama tegas, suaranya mulai meninggi.

Rini, yang selama ini hanya mendengarkan, akhirnya ikut berbicara. "Tama, kami tidak ingin memaksamu. Kami hanya ingin yang terbaik untukmu. Tapi, kami juga harus mempertimbangkan perasaan keluarga Nisa."

Tama menggelengkan kepala. "Aku tidak ingin berbohong, Bu. Aku sudah menemukan orang yang aku cintai, Freya. Dia mau pindah agama untuk bersamaku. Itu yang lebih penting bagi kami."

Kata-kata Tama mengguncang hati Arman dan Rini. Mereka saling berpandangan, terkejut dan bingung. "Pindah agama? Freya? Apa yang kau bicarakan, Tama?" Arman bertanya, nada suaranya kini lebih lembut, berusaha memahami.

Tama menjelaskan, "Freya dan aku saling mencintai. Dia siap untuk membuat pengorbanan demi kami, dan aku ingin bersamanya. Aku tahu pernikahan ini bisa membawa banyak masalah, tetapi aku tidak bisa membayangkan hidupku tanpa dia."

Rini merasakan kecemasan yang mendalam. "Tama, berpindah agama adalah keputusan besar. Kau dan Freya harus benar-benar yakin sebelum melangkah lebih jauh. Apa yang akan dikatakan keluarganya?"

"Aku tahu ini sulit, Bu, tetapi aku sudah berbicara dengan Freya. Dia memahami semua risiko yang ada. Kami berkomitmen untuk saling mendukung," jawab Tama.

Plak!

Sebuah tamparan mendarat di pipi Tama. Rini tercengang melihat suaminya yang menampar putra sulungnya itu.

"Mas! Apa yang kamu lakukan?" gertak Rini dengan kedua mata yang menyala. "Tama? Kamu baik-baik saja, Nak?" tanya Rini mencemaskan keadaan putranya.

"Cukup! Sudah cukup Tama! Aku tidak mau dengar nama Freya di sebut di rumahku!" teriak Arman marah.

to be continued-

1
Kas Gpl
terlalu sulit untuk tidak perduliin freya
Kas Gpl
beratkan tama,,,,,
Kas Gpl
paling susah kalo sudah menyangkut keyakinan
Kas Gpl
kyknya buat tama cinta pandangan pertama ya
Kas Gpl
wah mantan gelo itu si rey
Kas Gpl
ada apa dengan freya
Kas Gpl
lanjut, penasaran
Kas Gpl
baru mulai baca, liat dr fb semoga ceritanya menarik
IG: faustinretta: thank you kak❤❤
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!