Menceritakan beberapa kisah pendek romansa kehidupan, juga perjalanan dalam mencari kebahagian yang sejati.
Hal-hal yang umum terjadi di sekitar kita maupun yang tidak bisa kau pikir sebelum nya. Semua tertuang dalam kisah-kisah mengharukan dan mendebarkan.
Semoga kalian dapat terhibur dengan kisah pendek ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lan05, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gerald & Anastasya 4
Gerald kini sudah di depan pintu kamar Anastasya, Gerald yakin Anastasya telah mengunci pintu kamar nya namun ia juga tidak kehabisan akal, sebelum kesini Gerald sudah meminta izin Daddy David untuk membuka pintu kamar Anastasya yang ia yakini pasti dikunci dan bukan sembarang kunci namun kunci dengan teknologi canggih.
Di mansion ini ada beberapa ruangan yang memang di desain memiliki keamanan tinggi seperti setiap kamar anggota keluarga De'mare, Ruang perpustakaan, ruang keamanan dan ruang basement. Dan yang mempunyai kontrol untuk mengakses ruangan tertentu itu dengan bebas adalah Daddy David dan uncle James selaku kepala keluarga di kediaman ini.
"Daddy tolong buka." Ketik Gerald mengirim pesan kepada Daddy David.
Tak lama terdengar bunyi tanda pintu sudah tidak terkunci Gerald pun segera masuk.
Ia melihat sekeliling kamar Anastasya yang masih sama seperti dulu tata letak nya pun tidak berubah sama sekali. Gerald dapat mencium aroma khas Anastasya disini. Saat dilihat nya Anastasya sedang berada di balkon, Gerald pun segera menghampiri Anastasya. Posisi Anastasya sedang membelakangi nya menumpu kan badan nya di pembatas balkon.
"Pakai lah... angin nya cukup kencang saat ini." Ujar Gerald menyampirkan jaket nya di bahu kecil Anastasya.
Anastasya tersentak kaget saat merasakan Gerald yang sudah menyampirkan jaket di bahu nya. Rasanya hangat dan ia merasa di peluk oleh Gerald aroma parfum khas Gerald tercium oleh indera penciuman nya mengirimkan sinyal familiar yang sudah sangat ia hapal. Ia bertanya-tanya Bagaimana Gerald bisa masuk ke kamar nya saat ini.
"Suasana disini tidak berubah sama sekali." Ucap Gerald yang ikut berdiri di samping Anastasya, melihat pemandangan di depan dengan kedua tangan yang bertumpu di pagar balkon.
Anastasya tidak merespon apapun dirinya hanya fokus ke depan guna menenangkan pikiran nya.
"Ann... kau tau aku akan selalu ada untukmu bukan, apapun situasi dan kondisi nya kau yang paling utama bagiku." Ungkap Gerald angkat bicara setelah beberapa menit diisi oleh keheningan. Gerald mengutarakan betapa penting nya Anastasya di hidup nya. Gerald ingin Anastasya tau bahwa dirinya sepenting itu di hidup nya, betapa Gerald mencintai dan membutuhkan nya. Sekuat itu rasa sayang nya pada Anastasya.
Anastasya yang mendengar penuturan Gerald padanya hanya bisa menahan sekuat tenaga perasaan yang membuncah dalam dada nya. Menurut nya ia tidak bisa kembali bersama Gerald itu yang berputar dalam otak nya saat ini.
"Hubungan kita sudah berakhir.. kuharap kau menjalani kehidupan mu seperti biasa, seperti aku yang menjalani kehidupan ku sebagaimana mesti nya." Ujar Anastasya dingin tanpa melihat sama sekali kearah Gerald.
"Kau yakin..tatap aku Ann?" Ujar Gerald memutar tubuh Anastasya untuk menatap nya.
"Ya... 100% yakin." Ucap Anastasya sembari menatap langsung kearah mata Gerald, memantapkan hati nya agar tidak goyah di bawah tatapan intens Gerald padanya.
"Lalu mengapa tanganmu mengepal se erat ini Ann.?" Ucap Gerald membawa tangan Ann yang terkepal erat untuk ditunjukkan kepada Anastasya. Sekeras apapun Ann menutupi nya Gerald akan selalu tau karena sekali lagi dirinya terlalu mengetahui Ann nya. Hingga respon tubuh Ann pun tidak bisa menipu nya.
Anastasya sedikit tersentak namun berusaha untuk mempertahankan mimik wajah nya agar tak terbaca. Anastasya hanya fokus untuk berani menatap mata Gerald namun tubuh nya yang lain seakan tidak bisa berbohong sama sekali dihadapan Gerald.
"Bukan urusanmu." Ucap ketus Anastasya dengan menarik secara paksa tangan nya yang di pegang Gerald.
"Bisakah kau keluar... aku butuh istirahat sendiri." Ujar Anastasya berbalik badan menuju kedalam kamar nya.
Gerald menghela napas panjang melihat kekeraspala an Anastasya pada nya. Anastasya pikir Gerald akan menyerah hanya karena hubungan mereka sudah berakhir, tidak.. Gerald sama sekali tidak ada niatan untuk menyerah terutama setelah melihat Ann nya menangis sesakit itu.
Seharusnya Anastasya berbohong sedari awal kepada nya mungkin ia akan sedikit percaya akan pernyataan Anastasya tadi. Namun, setelah dirinya sendiri yang melihat Ann nya menangis separah itu dipelukan nya. Semua bentuk perlawanan Anastasya pada nya bukan semata-mata Anastasya sudah melupakan nya namun ada yang Anastasya sembunyikan dari nya.
Dan ia yakin Anastasya 'tidak menjalani kehidupan nya sebagaimana mesti nya' dengan baik seperti yang di ucapkan nya tadi.
Pasti ada penyebab hingga Anastasya menutup rapat-rapat sesuatu itu dari nya dan keluarga nya. Hingga membuat hubungan nya berakhir dan Anastasya yang tiba-tiba pergi meninggalkan negara kelahiran nya, meninggalkan keluarga nya, dan meninggalkan dirinya disini di kota ini yang memiliki berjuta kenangan dirinya bersama Ann.
Saat ini di kediaman keluarga De'mare sedang melangsungkan pesta pernikahan yang hanya di isi oleh keluarga dan kerabat terdekat dari masing-masing mempelai. Suasana bahagia dan suka cita sangat kental terasa di sore yang cerah ini. Terutama melihat keromatisan sang pengantin yang baru saja mengucap janji suci itu. Semua merasa ikut bahagia bersama.
Tetapi mereka seakan larut hingga tidak begitu memperhatikan Anastasya yang semakin menjauh dari keramaian suka cita keluarga nya.
Anastasya turut bahagia untuk sepupu terdekat nya itu. Namun disisi lain dirinya sedang berusaha mengendalikan rasa panik nya sendiri. Dirinya tidak mau merusak kebahagian keluarga nya hanya karena dirinya yang kambuh, sebisa mungkin setelah menarik diri dari keluarga nya Anastasya mencoba mencari tempat yang sepi tanpa ada kehadiran siapapun untuk meminum obat penenang nya.
Setelah dirasa aman dirinya mencoba mencari obat yang selalu ia bawa di tas nya, dirinya sebisa mungkin menyimpan obat nya di tempat yang tidak mencolok maka dari itu ia selalu menyimpan di dompet nya dan membawa sesuai kebutuhan nya saja.
Dengan tangan bergetar dan napas yang tidak teratur ia membuka dompet nya dan mengambil obat nya, efek obat itu berangsur-angsur membuat nya tenang dan ia lebih bisa menstabilkan emosi nya.
Namun tetap air mata nya tidak bisa ia tahan. Dirinya tersiksa sangat, dengan segala masa lalu yang menghantui nya, rasa bersalah, jijik semua nya bersamaan menyerang mental nya. Anastasya sebenarnya sangat membutuhkan Gerald tapi hati dan pikiran nya selalu bertentangan.
"Apa yang harus kulakukan.?" Lirih Anastasya putus asa saat dihadapi oleh kelemahan terbesar nya yaitu Gerald cinta pertama dan terakhir nya. Anastasya merasa bahwa tidak akan ada cinta lain setelah Gerald di hati nya.
"I'm Sorry for my mistake and i love u." Ucap Anastasya yang hanya berani ia utarakan tanpa ada kehadiran orang yang ia maksud.
"Boleh aku bergabung.?" Ucap seorang lelaki kepada Anastasya.
Anastasya mendongak memastikan siapa yang ada di hadapan nya saat ini, Saat dirasa dia tidak mengenal lelaki di depan nya ini Anastasya dapat bernapas lega. Karena kondisi nya saat ini belum sepenuh nya stabil.
Anastasya hanya takut jika yang di hadapan nya ini adalah seseorang yang dirinya kenal lalu memberitahukan kondisi nya saat ini kepada keluarga nya. Dirinya tidak mau sampai keluarga nya tahu.
"Silahkan." Anastasya pun bergeser sedikit memberi tempat kepada lelaki dihadapan nya.
"Terimakasih." Ucap sang lelaki lalu duduk tepat disebelah Anastasya.
"Boleh aku tau siapa nama mu.?" Tanya lelaki disebelah Anastasya sembari mengulurkan tangan nya.
"Anastasya.. Anastasya Queen De'mare." Jawab Anastasya menyambut uluran tangan itu singkat.
"Ahh.. ternyata kau salah satu keluarga dari mempelai perempuan ya, Namaku Jo.. Jonathan senang bertemu denganmu."
Anastasya hanya mengangguk singkat tidak terlalu memperdulikan lelaki di samping nya ini.
"Maaf sebelum nya tapi tadi aku melihat mu panik akan sesuatu. Apa kau baik-baik saja.?"
Anastasya terdiam sejenak merutuki kecerobohan nya karena tidak memperhatikan dengan baik area sekitar nya hingga bisa terpergok seperti ini. Tetapi Anastasya berusaha tenang dan mempertahankan raut wajah tenang nya.
"Ahhh.. Tidak apa-apa, aku hanya panik mencari ponsel ku itu saja." Ujar Anastasya santai menunjukkan senyum nya kepada lelaki di samping nya agar terlihat meyakinkan.
"Oohh.. oke, apa kau menikmati pesta nya? Soal nya kau lebih memilih disini sendiri daripada ikut bergabung dengan keluarga mu yang lain."
"Tidak apa-apa aku hanya sedang menikmati saja, sudah lama aku tidak pulang kemari. Kalau begitu aku permisi dulu, sepertinya keluarga ku juga sudah mulai mencari keberadaan ku." Ucap Anastasya mengangguk sopan lalu melangkah pergi dari hadapan Jonathan yang kini tengah terus memandang nya dari belakang.
Setelah dirasa Anastasya sudah jauh Jonathan merogoh ponsel di saku jas nya dan menelepon sahabat nya. Sambil terus mengikuti Anastasya dari jarak yang cukup aman.
"Gerald tadi aku bertemu dengan mantan kekasih mu."
"Dimana? Aku saat ini sedang mencari nya kemana-mana." Tanya Gerald yang saat ini sedang panik mencari Anastasya yang tiba-tiba hilang dari pandangan nya. Harus ia akui bahwa Anastasya sangat pandai kabur dari nya.
"Tenang bro... Dia sudah kembali ke pesta kau pasti akan menemukan nya sebentar lagi. Aku juga terus mengawasi nya sedari tadi."
"Thank you.. kau dimana sekarang.?"
"Aku sedang berada di belakang mantan mu." Ucap Jonathan santai.
"Apa maksud mu.?" Tanya Gerald dengan nada penuh selidik.
"Calm.. dude ini tidak seperti yang kau maksud, namun seperti nya ada yang aku harus beri tahu perihal mantan mu itu."
"Setelah pesta ini selesai temui aku di rumah ku." Tegas Gerald saat mendengar informasi tentang Anastasya.
"Oke... ku tutup." sambungan pun terputus Jonathan pun kembali menikmati pesta saat dirasa mantan kekasih sahabat nya itu telah berkumpul dengan keluarga nya. Dan dirinya dapat melihat Gerald yang menghampiri Mantan nya itu.
Seperti nya sahabat nya yang satu itu sudah sangat bucin akut kepada Anastasya. Hingga dalam beberapa tahun ini dirinya tidak pernah melihat Gerald memiliki kekasih atau bahkan hanya sekedar selingan semata. Kisah Cinta sahabat nya itu begitu rumit. Makanya Jonathan tidak mau hanya terpaku kepada satu wanita saja, kalau bisa banyak kenapa tidak.