Arga, seorang pemuda kampung yang hidup dengan peraturannya sendiri. karakternya yang tak kenal takut, dingin, tanpa ampun membuat dirinya sering terlibat dalam pertarungan. mampukah seorang gadis desa bernama Anya menumbuhkan cinta di hati arga?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aimar Khalila Albani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesedihan Mendalam
Awan kelabu menutupi langit malam itu, Hujan turun perlahan seolah ikut menangisi kepergian Rudi, Di pemakaman itu teman teman dan kerabat terdekat Rudi menghadiri prosesi pemakaman. suasana duka menyelimuti kegiatan tersebut. Arga berdiri di depan makam Rudi mengantarkannya hingga tempat peristirahatan terakhirnya dengan mengenakan baju berwarna hitam, dia merasa sangat sulit untuk mengucapkan selamat tinggal pada sahabatnya yang setia, ia bahkan menganggap Rudi sebagai saudaranya selama ini, hatinya terhimpit oleh rasa marah dan rasa bersalah, ia menyesal terlalu banyak melibatkan Rudi dalam masalahnya. Dunia kejam yang selama ini digelutinya kini merenggut nyawa orang terdekatnya.
Tidak hanya Arga, Anya pun turut merasakan kepedihan yang cukup dalam atas meninggalnya Rudi, ia menangisi Rudi di pemakaman. ia teringat jasa jasa Rudi di masa sulitnya.
Pemimpin upacara pemakaman memberi penghormatan terakhir kepada Rudi. "Rudi adalah orang yang baik, ia selalu membantu orang yang ada disekitarnya, hari ini kita berkumpul untuk mengantarkan dia ke tempat peristirahatan terakhirnya."
Penghormatan itu diiringi dengan rintik rintik hujan yang turun pada saat acara pemakaman, setiap kata yang diucapkan seperti belati yang menusuk ke dalam hati. mereka semua yang mengenal Rudi dengan baik mengenang masa ketika bersama. Arga berusaha tetap tegar saat itu.
Setelah pidato dari pemimpin acara pemakaman itu selesai, rekan rekan semasa hidup Rudi di beri kesempatan untuk memberikan penghormatan terakhir, satu per satu dari mereka maju mengenang kebaikan Rudi pada saat ia masih hidup. Setelah semua mendapatkan giliran untuk memberi penghormatan terakhir, kini tibalah saatnya untuk memberikan bunga di tanah makam Rudi, dan arga saat itu mendapat giliran pertama pun mendekat dengan tangan yang gemetar, ia merasa emosi yang selama ini ia pendam akhirnya memuncak seketika.
Setelah prosesi pemakaman usai, perlahan semua orang mulai meninggalkan lokasi, namun arga masih tetap berdiri disana dengan tatapan kosong. hingga akhirnya seorang pria tua mendekatinya dan menepuk bahunya. "Rudi orang baik arga, saat ini adalah waktunya dia berpulang, kau harus tetap menjalani kehidupanmu, dan demi dia kau harus menjalani hidup dengan lebih baik."
Setelah memberi nasihat, pria tua itu pergi meninggalkan arga. Di dalam hati arga berbicara. "maafkan aku Rudi, selama ini aku telah banyak membebani dirimu, aku telah banyak melibatkanmu ke masalahku." air mata yang selama ini coba ia tahan akhirnya jatuh.
Tangannya mengepal, Arga marah kepada dirinya sendiri, bahkan ia merasa tidak berguna dan tidak bisa melindungi sahabatnya. Dia merasa bahwa Rudi tidak pantas mati dengan cara sekejam ini, ia juga merasa bahwa ini adalah tanggung jawabnya.
Anya yang sedari tadi melihat tatapan mata arga kosong langsung mendekati arga. "Kita harus tetap kuat arga, kita harus melanjutkan kehidupan kita, aku yakin Rudi pasti tidak ingin melihat kita seperti ini."
Arga mengangguk pelan meskipun di dalam hatinya masih tersisa amarah dan penyesalan, namun ia juga merasa harus bertanggungjawab pada kehidupan istri dan anaknya nanti.
Perjalanan pulang
Dalam perjalanan pulang arga masih terlihat dengan tatapan kosong, sepertinya ia masih belum bisa melepas rasa bersalah yang ada di dalam dirinya. Anya sebenarnya ingin mencoba berbicara dengan suaminya, namun ia sadar bahwa ini merupakan suatu hal yang berat bagi suaminya jadi ia memutuskan untuk diam dan memberi kesempatan arga untuk menenangkan dirinya sendiri.
Sesampainya di rumah, arga kembali dikejutkan dengan telepon misterius. Saat itu tengah malam, Anya telah tertidur, ia yang penasaran pun tanpa basa basi langsung mengangkat telepon tersebut. "Ini baru awal arga, satu per satu orangmu akan jatuh, kamu diam dan tunggu giliranmu." ucap seseorang yang berada dalam sambungan misterius itu.
Emosi arga memuncak, darahnya mendidih. "siapa kau? apa yang kau inginkan dariku? "
"kau akan tahu pada waktunya arga, yang jelas kau tidak akan pernah bisa lari dari masa lalumu." balas pria misterius itu dengan tawanya.
Telepon terputus saat itu juga, arga tidak bisa lagi menyimpan emosinya. ia merasa ada musuh lagi selain Guntur dan dedi. Arga pun bertekad akan mencari siapa dalang di balik kematian sahabatnya.