tidak salahkan aku mencintai papa angkatku? aku rasa tidak, walaupun kami terpaut umur belasan Tahuh, tapi aku rasa kami sangat serasi.
tak masalah dia hanya menganggapku anak, tapi aku pastikan dia hanya akan melihat aku. dan akan aku singkirkan wanita yang berniat mendekat pada ayah angkatku sekaligus lelaki yang aku cintai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pelukan hangat
Alena mengambil sesuatu dari tasnya, kemudian dia mengambil foto lalu menyerahkannya pada Darius.
"Aku sempat memeluk tubuh kecilnya, tubuhnya sangat kaku tapi kulitnya begitu lembut, wajahnya tidak terlalu besar tapi dia sangat mirip denganku. Dan juga ....." Alena menghentikan sejenak ucapannya, suaranya tenggelam dalam tangisan. Kini wanita itu ingin mengamuk, ketika mengingat apa yang terjadi, rasanya teramat menyakitkan ketika mengingat detik-detik putranya yang sedang diambil oleh dokter.
Dengan tangan gemetar, Darius mengambil foto itu, dan itu adalah foto seorang bayi yang sangat kecil dan bertubuh biru, tentu saja bayi itu sudah tidak bernafas.
"Ini anak kita, sebelum lahir aku sudah menyiapkan namanya, aku memberi nama anak ini Abiel, nama yang sangat indah tapi sayang aku tidak sempat memanggilnya dan sekarang Papa boleh menyimpan fotonya."
"Liat foto itu papa, menyesal-lah sampai rasa sesalmu membuatmu ingin mati." Alena membatin, dia menghapus air matanya. Dia berbicara dengan Darius belum ada 5 menit, tapi sangat menguras energi Alena. Dia membenci laki-laki ini, sangat membencinya.
Terdengar suara dari Darius yang menangis Seraya menatap foto Putra anak mereka, tapi tangisan Darius sama sekali tidak membuat hati Alena tergugah, wanita itu malah merasa marah. Entah kenapa dia seperti tidak terima, Darius memegang anak mereka. Rasanya, dia ingin berteriak memaki Darius, tapi tenaganya sudah terkuras habis. Biarlah lelaki itu dengan penyesalannya, dan dia juga dengan rasa sakitnya.
"Papa ingin minta maaf, berlutut ataupun menyesal, semua tidak ada yang berubah. Anak-anak kita tidak akan kembali, kita hanya perlu menjalani hidup dengan baik dengan jalan masing-masing. Jalani saja hari papa seperti air, Papa juga sudah mempunyai keluarga baru, dan aku akan tetap seperti ini. Tidak usah merasa bersalah, karena itu tidak akan mengembalikan apapun." Ucapan terakhir Alena terasa menusuk, hingga pada akhirnya Darius mengangkat kepalanya.
"Pergilah, papa! Aku masih banyak pekerjaan." Alena bangkit dari duduknya, namun ketika Alena bangkit Darius juga dengan cepat bangkit kemudian dia menarik tangan Alena.
"Jangan sentuh aku!" Alena berteriak dengan
Kencang, bahkan teriakannya terdengar sampai ke bawah.
Sadari tadi Alena mati-matian menahan emosi, Dia mati-matian menjaga nada suaranya. Tapi ketika Darius menyentuh tangannya, emosi Alena meledak. Dan tentu saja, Darius Cukup terkejut dengan teriakan putrinya. Bahkan Darius bisa melihat, tatapan Alena begitu berbeda. Beberapa detik lalu Alena terlihat biasa saja menatapnya, tapi sekarang tatapan Alena sangat berbeda, penuh luka dan penuh amarah.
"Pergi papa, aku mohon." Raut wajah Alena terlihat penuh kesedihan, rasanya dia begitu lelah menghadapi lelaki di depannya ini. Dia hanya berharap, ke depannya dia tidak akan bertemu lagi dengan ayah angkatnya.
Setelah mengatakan itu, Alena pun langsung turun ke bawah meninggalkan Darius yang masih berlutut di lantai, wanita itu memutuskan untuk berdiam diri di tempat karyawan untuk menenangkan dirinya.
***
Waktu menunjukkan pukul 09.00 malam, Cafe dan restoran Alena tutup lebih cepat, Alena hari ini ingin tidur di restorannya, keadaan Alena setelah bertemu dengan darius cukup kacau sampai sekarang, itu sebabnya dia memutuskan untuk tidur di kafe, Alena tidak mau suasana berisik dia ingin suasana yang tenang. Jadi dia menutup restorannya lebih awal.
Setelah karyawannya pergi dan setelah lampu mati, Alena keluar dari Cafe dia berencana mengambil sesuatu di mobilnya. Dan ketika dia akan keluar, Alena menghentikan langkahnya, ketika melihat siapa yang sedang berada di depannya, siapa lagi jika Bukan ayahnya.
Jayden tahu apa yang terjadi pada putrinya, dia tidak berani masuk karena takut membuat Alena semakin tertekan jadi dia memutuskan untuk menunggu di luar. Dan dia juga tahu alasan kenapa putrinya menutup restoran lebih cepat.
Ketika melihat ayahnya tersenyum padanya, mata Alena berkaca-kaca. Wanita itu menghapus sudut matanya yang berair, kemudian berjalan ke arah Jayden, dan ketika Alena sudah dekat, Jayden langsung merentangkan tangannya hingga Alena langsung memeluk ayahnya.
"Its, oke, hari ini memang berat, Besok pasti akan lebih baik lagi." Jayden mengelus punggung Alena, hingga Alena Langsung menangis sesegukan dipelukan ayahnya.
"Dad, aku rindu anak-anakku." Suara Alena begitu pilu, hingga Jayden memeluk putrinya lebih erat.
Tanpa mereka sadari, ada yang memperhatikan mereka, dan yang memperhatikan mereka tentu saja adalah Darius, karena sedari tadi Darius tidak meninggalkan kafe Alena dan lebih memilih berdiam diri di mobil.
Kemarin aku mau update tapi kemarin komennya belum 100 yuk lah di gas komen 100