Menikah belum menjadi prioritas Hasna walaupun dia menyukai anak kecil. Kesukaannya pada dunia kerja mempertemukannya dengan seorang anak yang membuatnya jatuh cinta dan terlibat terlalu dalam dengan Maura. Gadis kecil yang menempel padanya seperti anak koala dan sulit lepas. Tawaran menjadi ibu bagi Maura menjadi hal yang menarik dan menyenangkan, tapi Hasna lupa... Maura memiliki ayah dan kakak perempuan. Menjadi ibu Maura berarti menjadi istri dari Reza dan ibu dari Hujan. Mampukah Hasna menjalani kehidupan dengan 3 orang dengan karakter yang berbeda?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ShanTi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Baby Oil
Hasna berjalan gemetar ke ruangan GM. Dia melihat aura kemarahan Reza....
"Apa yang kamu lakukan pada muka anakku.. kenapa......." ucapan Reza terhenti melihat muka Hasna pun penuh dengan coretan. Tadi Ia tidak melihat jelas muka Hasna pikirannya hanya melihat Maura ada dan selamat. Sekarang dia bisa melihat muka Hasna yang penuh dengan coretan seperti Maura, bahkan coretannya tidak teratur, tampak seperti garis-garis asimtris yang membuat mukanya jadi menggelikan dan menyedihkan.
'Maaf pak ... tadi Maura ingin digambar menjadi tikus karna memakai baju Mickey Mouse"
"Ini bukan MICKEY ini MINI" tungkas Reza
'Iya pak maaf MINI"... hadeuh bapak anak sama aja ga mau salah dikit
"Tadi Maura menangis karna ingin digambarkan kumis supaya mirip menjadi MINI, jadi saya gambarkan kumis memakai eye liner yang saya miliki"
"Ini marker.. saya coba hapus dan ini tidak bisa hilang, saya coba hapus dengan tisue basah juga tidak hilang"
"Ini eyeliner waterproof Pak... harganya mahal pak jadi tidak akan hilang oleh air.. ini eyeliner yang termahal yang pernah saya beli, pasti tidak akan hilang oleh air Pak" Hasna menjelaskan dengan penuh semangat. Bagi Hasna membeli makeup mahal adalah suatu keniscayaan dengan uang yang dimilikinya sekarang.
"Saya tidak peduli harganya mahal atau murah, kalau kulit anak saya sampai luka dan alergi, saya akan tuntut kamu" Reza mengusap muka Maura dan mencoba menghapus garis dipipi anaknya.
"Saya coba memakai baby oil Pak, biasanya akan hilang, maaf bapak membawa Baby Oil? saya biasanya menghapusnya dengan make up remover langsung hilang"... Hasna mencoba berpikir cepat.
"Coba kamu lihat di dalam tasnya, biasanya ada perbekalan bedak dan minyak telon disimpan di sana" Reza menunjuk tas Maura. Hasna segera mengambil tasnya dan mencari Baby Oil disana.
"Apa kamu tidak berpikir kalau mencoret-coret muka di tempat umum harus kamu hapus? Sedangkan kamu tidak membawa penghapusnya, berpikir dahulu sebelum bertindak adalah perilaku orang dewasa, tampaknya otak dan badan tidak selaras. Badan mungkin sudah besar tapi otaknya masih sama dengan anak usia balita" Reza mengomel sambil melihat Hasna mengaduk-ngaduk tas Maura. Ia tidak mengerti bagaimana bisa Hasna mencoret-coret muka saat bekerja dan seumur hidupnya bekerja di kantor ini belum pernah dia bertemu dengan perempuan yang dengan bertindak sesuka hatinya.
"Ahhhh ada.... ini pak.. ada baby oilnya" Hasna mengacungkan baby oil ditangannya, matanya mengintari ruangan mencari tissue, ah itu dia... diambilnya satu lembar dan diteteskan baby oil cukup banyak. Segera ia meraih kepala Maura untuk diusap.
"Hentikan... usapkan dulu pada mukamu... kalau bisa hilang dan tidak iritasi baru usapkan pada muka Maura" Reza menarik Maura kebelakang ia tak mau Maura menjadi bahan percobaan perempuan dengan otak setengah ini.
"Huffft.... manusia kaya gini jadi GM... pantesnya yang jadi GM itu umurnya agak tuaan dikit napa... gak emosian, kebapakaan, ngomongnya baik-baik. Apa salah hambamu ini Ya Allah... apa gegara tadi gak solat dhuha... apes bener gw hari ini" Hasna mengusapkan baby oil pada mukanya, terbayang mukanya akan mengkilat seperti model pemutih abal-abal yang glowing sampai nyamuk pun sulit untuk mendarat.
Diusapnya muka dengan perlahan, dibayangkan posisi coretan yang ada dimukanya. Tadi Maura mencoret mukanya dengan sepenuh hati, bodohnya dia bersenang-senang dengan anak itu tanpa berpikir panjang.
"Cepat ini bukan salon perawatan kecantikan..." seru Reza melihat Hasna asyik membersihkan mukanya.
"Sabar dong Pak... ini juga hasil karya anak bapak, mustinya Bapak bersyukur saya tidak menuntut bapak, muka saya sudah dicoret-coret oleh anak bapak, sekarang Bapak marah-marah lagi, padahal saya sudah menyuapi anak Bapak supaya makan dan minum susu...bukannya berterima kasih malah marah-marah" Hasna kesal, akal sehatnya hilang karena masih dibentak-bentak. Seumur hidupnya Ia tak pernah dimarahin orang sampai seperti ini. Dulu dibentak-bentak cuma saat ospek doang, itupun dimarahin ramai-ramai. Sekarang seperti diospek secara privat... mimpi apa aku ya Allah... salah turun dari kasur kayanya tadi pagi... loncat pakai kaki kiri. hiiiksss....
"Sudah pak... bisa hilang tampaknya, ini menempel di tissue.. "Ucap Hasna dengan lemah, tadi siang dia hanya makan Sandwich 2 potong. Sekarang sudah jam 7 lebih, tenaganya sudah mulai habis. Harapannya sekarang hanya ingin segera keluar dari ruangan Neraka ini. Diteteskannya Baby Oil pada tissue yang baru dan tangannya menggapai kepala Maura.
"Jangan memakai tissue .. itu kasar, gunakan kapas" tungkas Reza melihat tissue ditangan Hasna
"Ya Allah mana ada orang pergi bawa-bawa kapas kecantikan ke kantor, ini orang mikir apa engga sih.... kalau boleh pengen dijeduk sekali saja kepalanya biar puas... peyang-peyang deh" Hasna menghela nafas. Dia bingung dimana bisa dapat kapas kalau di kantor.
"Ada kapas di kotak P3K, saya ambilkan Pak" Aswin langsung berpikir cepat. Untuk Aswin kapas itu hanya ada di kotak P3K. Hasna tersenyum, Om Asisten ini sudah mah baik cepat lagi berpikirnya. "Jangan khawatir Om nanti saya belikan cup cake dibonusin kopi latte deh... dari tadi menghibur dan memberikan ketenangan hati adek" pikir Hasna.
Diterimanya kapas dari tangan Aswin sambil tersenyum lemah. "Saya doakan Om cepat naik pangkat jadi GM jangan jadi asisten saja, lebih cocok jadi pimpinan Om ... baik hati dan tidak sombong, gak seperti Kunyuk yang didepan" Hasna ingin memaki tapi masih mencoba memakai akal warasnya. Walau bagaimanapun Dia pimpinan disini.
Perlahan diusapkannya kapas ke muka Maura, memang lebih cepat dan mudah menghapusnya dengan menggunakan kapas. Muka Maura kembali bersih dan glowing untungnya tidak seperti muka artis pemutih abal-abal karena Maura masih kecil.
"Sudah hilang pak... mohon maaf atas ketidaknyamannya... saya tidak bermaksud untuk menculik Maura, hanya sekedar mengajaknya bermain. Kedepan saya tidak akan lagi melakukan kesalahan yang sama. Sekali lagi saya minta maaf" Hasna menunduk sambil berjalan mundur perlahan. Dia sudah tidak ingin mendengar lagi teriakan, badannya terasa lemas dan lelah. Tampaknya malam ini ia harus pulang naik mobil online, sudah tidak ada lagi tenaga tersisa. Aswin membuka pintu ruangan GM dan mengantar Hasna keluar.
"Kamu tidak apa-apa, kelihatan pucat?" tanya Aswin, sangat terlihat muka Hasna seperti tidak ada energi.
"Tidak apa-apa Om...eh Pak.. ini karena efek semua bedak saya tersapu oleh Baby Oil.. muka aseli original seperti ini pak... hehehhe jadi mirip Before and After ya Om... eh Pak" Hasna mencoba bercanda...
"Hmm hampir tak ada bedanya.. tanpa make up tetap terlihat cantik" ucap Aswin tersenyum tipis.
"Terima kasih Pak... seperti angin surga pujiannya... setelah barusan saya keluar dari neraka" gumam Hasna... "ehh maaf Pak.. jangan dibilangin sama Pak GM..." Hasna langsung panik
"Hahahahahhahaha.... kamu lucu sekali... cepat bisa menjawab dengan ide yang cemerlang. Jangan dipikirkan Pak Reza mudah marah tapi beliau juga tidak pendendam, besok tetap bekerja seperti biasa yah" hibur Aswin
"Siap Pak... terima kasih. Selamat malam"
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
****** Aswin itu lelaki baik, sabar, pengertian dan tidak sombong .. ehhhh jangan baper sama Aswin dong *****
#######################
🥰🥰🥰Terima kasih sudah membaca, jangan lupa like n komen yaaa supaya semangat nulisnya.. love u all🥰🥰🥰
\#\#\#\#\#\#\#\#\#\#\#\#\#
🤪🤭🙏🏼