Demi menyekolahkan dang adik ke jenjang yang lebih tinggi, Cahaya rela merantau ke kota menjadi pembantu sekaligus pengasuh untuk seorang anak kecil yang memiliki luka batin. Untuk menaklukkan anak kecil yang keras kepala sekaligus nakal, Cahaya harus ekstra sabar dan memutar otak untuk mendapatkan hatinya.
Namun, siapa sangka. Sang majikan menaruh hati padanya, akan tetapi tidak mudah bagi mereka berdua bila ingin bersatu, ada tembok penghalang yang tinggi dan juga jalanan terjal serta berliku yang harus mereka lewati.
akankah majikannya berhasil mewujudkan cintanya dan membangunnya? ataukah pupus karena begitu besar rintangannya? simak yuk, guys ceritanya... !
Happy reading 🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di balik semua yang terjadi
Rachel memasuki rumah milik Sagara. Dia melihat interior rumah dan juga luasnya sambil mengangguk-anggukkan kepalanya, lama tinggal di apartemen dan sekarang pulang ia cukup senang karena merasa lebih bebas dan leluasa.
"Lumayan juga rumahnya, seleranya tidak begitu buruk." Ucap Rachel sambil berjalan-jalan di tengah rumah.
Bi Nur yang sedang menyapu mengernyitkan dahinya, sejak kapan ada orang masuk ke dalam rumah. Melihat penampilannya pun dia serasa pernah melihatnya, tetapi ia lupa dimana tepatnya.
"Heh, pembantu!" Panggil Rachel angkuh.
Nur menegakkan tubuhnya, ia menunjuk ke arah wajahnya sendiri memastikan kalau Rachel memang memanggil dirinya.
"Iya, Loe..! Ambilkan gue minum dong, haus gue." Titah Rachel.
"Loh, anda siapa nyuruh-nyuruh saya?" Tanya Nur malas.
"Loe yang siapa! Denger ini baik-baik ya, babu. Gue ini calon nyonya di rumah ini, Kak Gara majikan loe itu calon suami gue, paham..!" Ucap Rachel menakankan kata-katanya.
"Cepet ambilin gue minum, sekalian cemilannya juga." Rachel mengibaskan tangannya, dia menyuruh Nur pergi dari hadapannya guna mengerjakan apa yang ia perintahkan.
Dengan sangat amat terpaksa, Nur pergi ke dapur mengambilkan air minum dan juga makanan ringan untuk Rachel. Sedangkan Rachel sendiri, dia duduk bak nyonya di ruang tamu.
Baik satpam maupun pembantu di rumah Sagara tidak tahu menahu soal Rachel, karna Rachel datang dengan mengatas namakan Akbar dan juga Mahya, selain itu juga dia mengatakan bahwa dia adalah calon istri dari Sagara atau turun ranjang.
*
*
Bel pulang sekolah sudah berbunyi, Cahaya dan Bima bergandengan tangan menuju mobil Pak Maryono. Bumi dan Kejora pun berjalan mengikuti Bima sampai di mobilnya, sebelum naik mobil Bumi mencegah Bima. Masuk.
"Bimbim, besok futsal yuk?" Ajak Bumi.
"Jam berapa?" Tanya Bima.
"Jam 4 sore, aku suka ikut futsal sama kakek Nando, Kakek Aiman, Uncle twins dan ada banyak juga temenku yang lain disana. Mau ya, ya!" Jawab Bumi berharap Bima datang.
"Nanti aku bilang dulu sama Papa," Ucap Bima.
Bumi mengacungkan jempolnya, dia juga menganggukkan kepalanya seraya melambaikan tangannya begitu Cahaya dan Bima berpamitan pulang. Kejora mengajak Bumi masuk ke dalam mobilnya, mereka pun akhirnya pergi menuju kediamannya masing-masing.
Selama di perjalanan, Bima nampak mulai bercerita pada Cahaya mengenai aktifitas di kelasnya. Cahaya menanggapinya dengan santai, Bima juga tidak terlihat diak seperti sebelumnya.
Selang beberapa menit, mobil yang di tumpangi Cahaya sudah sampai di kediaman Sagara. Cahaya mengambil alih tas milik Bima, tangan sebelahnya menggandeng tangan Bima masuk kedalam rumah.
Begitu masuk ke dalam rumah, Bima dibuat tertegun melihat Rachel yang duduk men-selunjurkan kakinya diatas meja. Bak ratu pemilik rumah, Rachel juga meminta Bi Nur memijat kakinya. Bima ingin marah, tetapi dia lebih memilih langsung berjalan keatas tangga di susul Cahaya.
Di dalam kamar, Bima menghubungi ayahnya menggunakan ponsel milik Cahaya. Nada Bima bicara sudah mewakili perasaannya, Bima menyuruh Sagara pulang dan mengusir Rachel dari rumahnya.
"Den, sini." Panggil Cahaya sambil mensejajarkan tubuhnya dengan Bima, terlihat Bima mematikan ponselnya.
Cahaya memeluk tubuh Bima, sedangkan Bima menangis dalam diam sehingga tidak ada suara yang keluar, melainkan tubuhnya yang bergetar.
"Ikut Bima, Mbak." Lirih Bima menarik tangan Cahaya.
Tak perlu menunggu malam tiba, Bima mengajak Cahaya untuk duduk di kasurnya, sementara dirinya mengambil sebuah laptop di dalam lemarinya.
Bima membawa laptop itu keatas kasur, tangannya dengan mahir mencari sesuatu di dalamnya. Cahaya memperhatikan apa yang terlihat di dalam layar, matanya membulat begitu membaca tulisan yang tertera di dalam sana. Sekarang Cahaya mengerti mengapa Bima membenci Rachel, ia juga paham mengapa rasa sayang Bima lebih besar daripada rasa kecewanya pada Sagara.
"Den," Panggil Cahaya menoleh kearah Bima.
"Itulah sebabnya aku benci bibi Rachel, aku benci Mamaku sendiri. Aku benci mereka semua..!" Ucap Bima dengan sakit yang tak bisa di utarakan.
Bima menceritakan bagaimana ia tahu mengenai kebenaran itu semua, Cahaya menutup mulutnya tak percaya anak sekecil Bima harus menghadapi kenyataan yang menyedihkan.
Bima mengatakan Relia masih hidup, bahkan sekarang ibu yang sudah melahirkannya itu hidup bahagia bersama suami barunya dan juga anak perempuan yang berada di tengah-tengahnya. Kenapa Bima bisa tahu, pernah suatu hari Sagara mengajaknya liburan ke negara UK dimana negara itu adalah negara yang sama dengan tempat Rachel kuliah. Mahya meminta Sagara untuk mengunjungi Rachel dan memberikan barang pemberiannya, Rachel dan Mahya cukup dekat sehingga apapun yang Mahya suka ia pasti membelikannya juga untuk Rachel.
Pada saat Sagara dan Bima masuk ke apartemen Rachel, Bima menemukan sebuah pesan masuk ke dalam hp Rachel yang saat itu bibinya sedang ke dapur membuat minum.
'Chel, kak Relia bilang dia mau belanja ke Mall. Tolong temani istriku ya, Jennifer juga sedang manja tidak mau aku tinggal, jadi kau saja yang menemani istriku ya.'
Itulah isi pesan yang Bima baca, sejak usia 5 tahun Bima sudah lancar membaca, dia belajar dari youtube dan sampai akhirnya juga ia bisa belajar bahasa inggris secara otodidak.
Bima tahu siapa nama ibunya, ingin sekali Bima membuka hp milik Rachel akan tetapi ada Sagara yang tengah duduk di sampingnya meskipun sibuk dengan ponsel di tangannya.
Sagara izin pada Bima untuk pergi ke toilet, Bima menggunakan kesempatan itu untuk menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi, awalnya dia berharap ibunya masih hidup.
Sebuah kebetulan, hp Rachel tidak di kunci dan Bima dengan mudah membukanya. Matanya membeliak melihat foto ibunya berdiri bersama pria dan juga anak perempuan seusianya, Bima menyalin nomor ponsel yang mengaku suami ibunya dan juga kontak ibunya juga ke dalam ponsel ayahnya secara diam-diam, dia juga akan mencari tahu lebih lanjut di rumahnya sepulang nanti.
Sepulang dari negara UK, Bima menelusuri media sosial milik suami ibunya dan melihat begitu bahagianya sang ibu tanpanya maupun tanpa Sagara. Bima menggunakan akal cerdasnya dengan meng-hack akun suami ibunya, alangkah terkejutnya ia membaca chat Rachel dan juga pria yang bernama Michael, ternyata kabar Relia terseret Tsunami itu hanya sebuah kebohongan belaka. Memang Relia mengatakan pergi ke kampung halamannya, tapi siapa sangka dia bertemu dengan Michael secara diam-diam dan mereka sudah merencanakan semuanya dari lama. Di saat yang bersamaan, media TV mengabarkan bahwa terjadi Tsunami di kampung halaman Relia dan tim Sar pun tidak menemukan Relia sampai akhirnya mereka menyatakan Relia sudah berpulang.
"Ini anak ibu Den Bima?" Tanya Cahaya.
Bima mengangguk pelan. " Ya, dia Jennifer. Anak angkat Mama dan juga suami barunya, dia di adopsi dari anak teman suaminya yang sudah sekarat. Tepat saat Mama dinyatakan meninggal, di negara lain mereka berdua menikah dan aku tidak tahu kenapa mereka bisa menikah." Jawab Bima.
Bima mengatakan tidak tahu mengapa Ibunya menikah lagi, dia berpikir mengapa ibunya menikah lagi padahal sudah punya sang Papa. Dia tidak mengerti soal pernikahan, yang dia tahu adalah kalau sudah menikah itu tidak boleh menikah lagi.
Cahaya kembali membaca room chat Michael bersama Rachel disana, ia tahu alasan di balik Relia yang memiliih kabur dan menikah dengan Michael, tetapi ia hanya diam tanpa memberi tahu alasan tersebut pada Bima.
Sungguh malang sekali nasib Bima, dia harus ada diantara kisah rumit ibunya dan juga ayahnya. Tetapi Cahaya salut pada Bima, sejauh ini dia masih bisa bertahan walaupun dia merasakan sakit yang mendalam.
"Mbak, jangan bilang siapa-siapa ya, ini rahasia kita berdua." Ucap Bima menatap Cahaya, dia mengacungkan jari kelingkingnya sebagai bentuk kalau Cahaya harus berjanji padanya.
Cahaya menautkan jari kelingkingnya bersama jari kelingking milik Bima, dia tidak akan menceritakan rahasia itu pada siapapun, kecuali Bima yang memintanya untuk buka suara. Cahaya juga yakin kalau suatu hari rahasia itu akan terbongkar dengan sendirinya, yang pasti dia akan tetap menjaga Bima dengan segala kemungkinan yang akan terjadi.
kalau gara tau dia ditipu selama ini gimana rasanya ya. gara masih tulus mengingat relia , menyimpan namanya penuh kasih dihatinya, ngga tau aja dia 😄, dia sudah di tipu
relia sekeluarga relia bahagia dengan suami barunya.