Bercerita tentang seorang permaisuri bernama Calista Abriella, yang telah mengabdi pada kekaisaran selama 10 tahunnya lamanya. Calista begitu mencintai Kaisar dan rela melakukan apa saja untuknya, namun cinta tulus Calista tak pernah berbalas.
Sampai suatu peristiwa jatuhnya permaisuri ke kolam, membuat sifat Calista berubah. Ia tak lagi mengharap cinta kaisar dan hidup sesuai keinginannya tanpa mengikuti aturan lagi.
Kaisar yang menyadari perilaku Calista yang berbeda merasa kesal. Sosok yang selalu mengatakan cinta itu, kini selalu mengacuhkannya dan begitu dingin.
Akankah sifat Calista yang berbeda membuat kaisar semakin membencinya atau malah sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kleo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12 - Hanya pernikahan politik
“Bagaimana Theodore apa kuenya enak?” tanya Calista penuh harap.
Theodore yang mengunyah pai buatan sang ibu pun membalas dengan anggukan.
“Ini enak, padahal ibu baru membuat ini pertama kali tapi sungguh rasanya sangat enak.”
Calista tersenyum senang “Baguslah jika putra ibu menyukainya.”
“Maaf mengganggu waktu Anda, Yang Mulia. Saya ingin melapor jika duke Kedrick ingin bertemu dengan Anda,” ucap sang pelayan.
“Oh, ya, tolong kau antar ayahku kemari.”
“Baik Yang Mulia.
Tak lama duke Kedrick datang dan ikut bergabung bersama cucu dan putrinya, ia juga mencicipi pai yang dibuat Calista.
“Bagaimana Ayah?”
“Ya, ini enak, kau membuatnya sendiri?”
Calista mengangguk dan tersenyum bangga.
Di sisi lain, Aaron dan Leonardo berjalan bersama mengitari istana, banyak hal yang keduanya bicarakan tentang kerajaan masing-masing.
“Leonardo aku tak menyangka banyak hal yang berubah di kerajaanmu.”
“Ya, seperti yang kau tahu semuanya butuh perubahan, kita tidak bisa membuatnya selalu sama.”
Kala kedua kaisar tersebut asyik berbincang, dan tak sengaja melewati taman keduanya dapat melihat Calista bersama Duke dan Theodore yang tengah minum teh bersama.
Terlihat Calista begitu menikmati percakapan bersama ayah dan putranya, ia tersenyum dan kadang tertawa di percakapan tersebut.
Leonardo yang melihat senyum Calista merekah seperti itu, merasa nyeri di dadanya.
Dulu senyum itu hanya kau tunjukkan padaku, lalu kenapa sekarang hanya wajah dingin yang kau tunjukkan padaku? Leonardo.
Aaron yang berada di samping Leonardo pun juga melirik ke arah Calista, ia tersenyum setelah melihat wanita itu.
“Leonardo jika kau benar-benar mencintai istrimu, jagalah dia dengan baik,”
“Kenapa kau tiba-tiba berbicara seperti itu Aaron?”
“Leonardo, tidak mungkin kau tidak tahu arti, dari hanya menggunakan satu mahkota.”
Leonardo tertawa kecil, “Itu tidak mungkin Aaron, dia tidak akan meninggalkanku, apa lagi menjadi seorang permaisuri adalah hal yang menguntungkan baginya.”
Aaron tersenyum, “Leonardo, yang kutahu di negaramu, seorang permaisuri yang hanya mengenakan satu mahkota di atas kepalanya, tanpa menggunakan perhiasan sama sekali adalah simbol penyerahan atas posisinya.”
“Sebagai sahabatmu aku mengatakan ini baik-baik. Permaisuri dia orang yang tegas pada pendiriannya, selama ini aku melihat ia selalu mematuhi semua peraturan untuk menjadi permaisuri yang baik,”
“Dia tidak membiarkan siapa pun melihat celah kekurangannya, tapi kini ... sosok itu berubah, kau pasti lebih tahu dari pada aku tentang perubahannya.”
“Sebelum kau menyesal kehilangannya, cintailah ia Leonardo. Tidak banyak ada wanita yang sepertinya,”
“Sejak awal ini adalah pernikahan politik, aku tidak bisa mencintainya,” balas Leonardo tenang.
Untuk sesaat Aaron memandang Leonardo dengan tatapan misterius dan kemudian kembali tersenyum.
“Semoga kau tak menyesali keputusanmu.”
“Tidak akan,” balas Leonardo.
...****************...
Ketika Calista hendak kembali ke istana putih setelah mengantar putranya ke istana pangeran, tak sengaja dirinya berpapasan dengan Aaron.
“Salam untuk Kaisar kerajaan Axios,” sapa Calista sembari menundukkan sedikit tubuhnya.
“Permaisuri, senang bisa bertemu kembali, bagaimana kabar Anda?”
“Saya baik-baik saja, Anda sendiri?”
“Ya, seperti yang permaisuri lihat, dan apakah Anda sibuk?
Calista menggeleng, “Tidak, saya juga dalam perjalanan kembali ke istana putih.”
“Kalau begitu, maukah Anda menemani saya mengelilingi Taman? Ada banyak hal yang ingin saya bicarakan dengan Anda.”
Untuk sesaat Calista terdiam memikirkan tawaran Aaron, jika ia menolak hal itu pasti tak sopan untuk tamu kerajaan, apa lagi dia seorang kaisar dari negeri seberang, bagaimana Calista bisa menolaknya.
Melihat Calista mengangguk atas ajakannya, Aaron tersenyum. Ia kemudian berdiri di samping Calista, dan keduanya pun berjalan menuju taman.
Di sana Calista tak terlalu memperhatikan Aaron, yang dipandangnya malah bunga-bunga yang bermekaran indah di taman tersebut.
“Sangat cantik,” celetuk Aaron tiba-tiba.
“Anda benar, mereka cantik,” balas Calista yang tak sekalipun mengalihkan pandangannya dari bunga-bunga tersebut.
“Ya, persis seperti Anda,” balas Aaron lagi, yang sontak membuat Calista menatap Aaron.
“Akhirnya Anda melihat kemari. Kenapa menatap saya dengan tatapan bingung? Saya berkata jujur, Anda itu sangat cantik bahkan tidak bisa dibandingkan dengan bunga-bunga itu.”
Calista tersenyum, “Berhenti bercanda, saya tahu Anda begini karna rasa iba bukan? Setelah melihat apa yang terjadi di perjamuan kemarin.”
Aaron menggeleng, “Untuk apa saya merasa iba pada wanita yang bisa berdiri di kakinya sendiri tanpa rasa takut seperti Anda?”
Ekspresi wajah Calista tetap tak berubah, ia masih menatap datar sosok yang kini berdiri di hadapannya.
“Jadi apa yang sebenarnya ingin Anda bicarakan dengan saya, Kaisar Axios?”
“Ya, setelah sampai di sini, saya lupa ingin mengatakan apa pada Anda, tapi saya harap Anda masih mau menemani saya di sini.”
“Baiklah, saya akan tetap menemani Anda berjalan-jalan di sekitar Taman.”
Saat pandangan Calista kembali teralih pada bunga-bunga tersebut, Aaron kembali mengajaknya berbicara.
“Anda tahu permaisuri Calista, saat pertama kali melihat Anda di kekaisaran, saya begitu takjub akan sosok Anda. Seorang permaisuri yang begitu patuh pada peraturan.”
“Saya pikir Anda beruntung bisa menempati posisi wanita paling tinggi di Lezarde. Tapi setelah melihat Anda sekarang, Leonardo lah yang beruntung mendapatkan Anda.”
“Sungguh saat melihat Anda kemarin, saya takjub akan perubahan yang terjadi pada permaisuri Calista. Kecantikan Anda sangat terpancar, setiap langkah terlihat elegan dan berwibawa, sangat menggambarkan siapa sosok permaisuri itu.”
“Wah, wah siapa ini, Calista dan Aaron juga ada di sini.”
Sontak keduanya menoleh ke arah sumber suara. Yang ternyata adalah Selene.
Wanita itu tersenyum ke arah Calista dan Aaron, “Melihat kalian berdua begini, entah kenapa kalian sangat cocok.”
“Oh, iya apa yang kalian lakukan di sini?”
“Permaisuri Calista hanya menemani saya berjalan-jalan mengitari taman,” balas Aaron.
“Kenapa tak mengatakannya padaku saja Kaisar Aaron. Calista itu orang yang sibuk, saya bisa menemani Anda,” Jawab Selene yang langsung melingkarkan tangannya di lengan Aaron.
Raut wajah Aaron berubah tak senang melihat kelakuan Selene, tapi ia masih memaksakan senyum di wajahnya.
“Tidak perlu, Permaisuri sudah menemani saya,” balas Aaron lagi sembari melepaskan lengannya dari Selene.
“Selene jaga perilaku dan tingkahmu, jangan bersikap seolah kau tidak diajari tata krama di kerajaan ini.”
“Maafkan aku Cal, maksudku maafkan saya permaisuri, saya terlalu senang akan berita ini jadi tidak memperhatikan lagi hal dasar itu.”
“Selene,” Leonardo memanggil sembari datang menghampirinya.
Wajah wanita itu semakin senang dan segera memeluk Leonardo.
“Kenapa kau memintaku datang kemari, berita apa yang ingin kau sampaikan sebenarnya?”
Selene melepaskan pelukannya, “Rencananya aku hanya ingin mengatakan ini pada Kaisar, tapi ternyata bertemu dengan permaisuri dan kaisar Aaron. Jadi aku akan memberi kabar bahagia ini pada kalian juga.”
Selene tersenyum malu-malu, “Yang Mulia aku tengah mengandung anakmu.”
sblmnya aku mendukung Aaron, skrg males banget