NovelToon NovelToon
Jodohku Anak Kyai Kondang

Jodohku Anak Kyai Kondang

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:16.5k
Nilai: 5
Nama Author: maliyaiskan

Di sebuah desa bagian timur kabupaten Jember yang mulai terjamah zaman modern hiduplah sebuah keluarga yang harmonis dan terpandang di daerahnya. Sepasang suami istri yang dikaruniai sepasang putra dan putri.
Putra sulung mereka Akbar Maulana telah menikah dan memiliki seorang putri yang lucu. Sedangkan putri bungsunya yang cantik,manis menjadi primadona di desa nya masih asyik dengan usahanya hingga belum menikah di usia yang menurutnya masih sangat muda untuk berkeluarga yaitu 24 tahun. Iya, Maureen Maulana namanya.

Sedangkan di ibu kota, tepatnya di pondok pesantren terkenal yang di asuh Kyai Abdul Aziz yang namanya sering di tampilkan di sosial media,berita koran maupun di televisi. putra semata wayangnya pun tak kalah menjadi sorotan, diusianya yang tergolong muda yaitu 30thn bergelar doktor lulusan Mesir tentu untuk membantu proses pendidikan di ponpes orang tuanya dan menjadi pengusaha sukses mandiri tanpa bantuan orang tuanya. sungguh pria idaman wanita " ialah Faizul A'la

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon maliyaiskan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keterkejutan

" Saat ini anakku dalam perjalanan bisnis dari Bali. Besok siang akan singgah transit di masjid Al ikhlas sekalian menjemput ku. Aku berharap kau juga datang dengan istri dan anakmu. Aku bermaksud untuk mempertemukan mereka dalam bentuk ta'aruf. Itupun jika kau berkenan Pak Maulana." tutur kyai Aziz

" Insyaallah kyai. Besok saya akan datang dengan istri dan anak-anak." Jawabannya dengan suara pelan namun bisa di dengar oleh kyai Aziz

Sepulangnya dari rumah ustadz Rohim, Maulana tampak banyak diam. Hingga ia kembali membuka suara saat baru turun dari mobil

"Abah minta waktunya sebentar, ada yang ingin Abah sampaikan. Kecuali Wulan, istirahatlah bawa Bella ke kamar nak." ucap ayah berlalu menuju ruang tengah dengan diikuti istri serta anak-anaknya. Ya walaupun mereka juga bingung mengenai apa yang akan disampaikan oleh abahnya.

Saat ini Maulana telah duduk di kursi ruang tamu beserta istri dan anak-anaknya. Ia tidak ingin menunda-nunda untuk menyampaikan perihal niat baik dari Kyai Aziz kepada keluarganya. Walau ia sendiri juga tahu bahwa istri dan anak-anaknya pasti lelah apalagi jam telah menunjukkan pukul 01:07 WIB

" Ada apa Abah, tengah malam begini kok ngajak ngumpul. Anak-anak juga pasti capek." Seru Anggun yang sebenarnya udah mengantuk sedari tadi saat masih pengajian namun suaminya malah ngajakin ngobrol

" Tadi Kyai Aziz panggil Abah karena ingin melamar Maureen untuk Gus Faiz " Ucap Maulana tanpa basa-basi yang sukses membuat istri dan anak-anaknya kaget bukan kepalang hingga kantuk mereka hilang seketika khususnya Maureen

" Ma-maksud Abah apa?" Akbar menimpali

Sejenak Maulana terdiam lalu menghirup udara panjang seolah menggambar bahwa ia juga terkejut akan berita ini

" Abah pun kaget,sama seperti kalian.Abah kira salah dengar tadi.Tapi Kyai Aziz benar-benar menyampaikan niat baik itu hingga dua kali tadi." Ucap Aziz

" Lalu Abah jawab apa?." kini Anggun buka suara

" Abah belum jawab apa-apa, tapi besok Kyai Aziz minta kita ke masjid Al ikhlas karena saat ini Gus Faiz dalam perjalanan bisnis ke Bali besok pulang dan transit di masjid Al ikhlas sekalian jemput kyai Aziz." jawab Maulana dengan memandang Maureen yang masih menundukkan kepalanya

" Maksud Abah, biar Maureen ketemu Gus Faiz?." tanya Anggun memandang Maulana lalu berpindah ke Maureen

" Iya, Adek mau ya nak besok ikut Abah ketemu Gus Faiz?" Ucap Maulana dengan lembut

" Yaa Allah Abah, Kok bisa jadi seperti ini sih. Adek masih belum ingin menikah Bah. Adek gak mau pokoknya." tegas Maureen dengan mata berkaca-kaca

" Tolong Abah nak. Abah akan sangat tidak menghormati kyai Aziz kalau ayah langsung menolak. Ini adalah sebuah kehormatan bagi keluarga kita yang dari kalangan biasa-biasa ini sayang. Abah mohon ikutlah dengan Abah besok apabila ada ketidakcocokan diantara kalian besok maka tidak apa-apa. toh ikhtiar dulu nak, jangan permalukan Abah didepan guru Abah." mohon Maulana dengan wajah sendu

" Tapi Abah.."ucap Maureen yang langsung dipotong oleh Anggun

" Ummah paham perasaan adek, tapi benar kata Abah Yang penting ikhtiar dulu. Besok kita akan berangkat temani Abah ke masjid Al ikhlas." Ucap Anggun yang benar saja langsung diterima oleh anak-anaknya tanpa penolakan. Kini Anggun dan Maulana telah masuk ke kamarnya

"Istirahat dulu dek. Kau pasti sangat lelah kan" ucap Akbar sembari mengelus pucuk kepala Maureen lalu pergi ke kamarnya

Di dalam kamarnya Maureen benar-benar tak bisa memejamkan matanya. Ia benar-benar tak habis pikir kenapa bisa seperti ini. Ya walau telah beberapa kali ada yang melamar nya selama ini. Namun pasti Maulana bisa menjawab dengan jujur ketidak siapan Maureen tapi kenapa sekarang tidak bisa. Hanya karena ia putra dari gurunya,putra seorang kyai kondang terkenal SE Indonesia Raya bahkan ke negeri tetangga. Tapi tetap saja Maureen belum siap. Ia masih ingin fokus terhadap usahanya, cita-citanya dalam berkarir. Ya walau dihati kecilnya menyadari bahwa situasi ini mungkin memang tidak akan bisa ia hindari walau sekeras apapun ia menolak. Jika mungkin saat ini ia tidak berjodoh dengan Gus Faiz,pasti suatu saat masih akan ada laki-laki lain yang datang untuk melamarnya. Ia menangis hingga benar-benar tak bisa tidur, padahal waktu sebentar lagi akan masuk waktu subuh.

Ia bergegas ke kamar mandi, untuk mandi menyegarkan tubuh beserta fikirannya. Ia ambil wudhu lalu bersiap mengadukan isi hatinya kepada Sang Khalik. Berharap doa dan harapannya berjalan dengan mulus sesuai target impiannya yang tercatat pada peta impian yang tertempel di dinding kamarnya.

Sementara di tempat lain nampak seorang tengah mengobrol via video call dengan serius

" Abuya berniat melamar gadis untukmu nak. Sudah saatnya kau berkeluarga, Abuya dan Umi udah makin tua ingin lihat kamu menikah dan memberikan cucu untuk kami le. Apakah kamu keberatan?"

" Faiz manut Buya saja. insyaallah Faiz yakin pilihan Buya tidak akan salah." Jawa Faiz dengan kepala menunduk

" Alhamdulillah, insyaallah. Abuya juga udah sampaikan ini kepada umi dan jawaban umi mu juga keputusan ada ditanganmu iz. Mendengar jawabanmu barusan Abuya lega. Namanya Maureen nak, besok dia akan ke masjid Al ikhlas juga beserta keluarganya. Abuya tunggu besok di sini ya le, hati-hati diperjalanan. Banyak-banyak dzikir dan baca sholawat." tutur kyai Aziz lembut

" Iya Abah. Assalamualaikum" tutup Faiz

"Waalaikumsalam wr. wb."

Masjid besar dengan nuansa timur tengah mix modern yang dilengkapi rest area. cafe yang strategis, minimarket yang lumayan lengkap dan minimalis, mesin ATM yang berguna bagi orang yang kehabisan uang cash saat dalam perjalanan. area istirahat yang sejuk, aesthetic dan nyaman menjadikan masjid Al ikhlas tak pernah sepi oleh orang yang ingin sholat dan beristirahat dari perjalanan mereka.

Di masjid Al ikhlas inilah mereka berada, Maureen dengan keluarganya tengah duduk di cafe sembari menunggu Maulana tengah menghampiri Kyai Aziz yang sedang duduk di serambi masjid bersama beberapa orang Paniti yang bertugas mengantar sang kyai tersebut termasuk ustadz Rohim. Tak berselang lama panitia terlihat meninggalkan area masjid menyisakan kyai Aziz, dan 3 orang lelaki yang entah belum diketahui siapa orang tersebut. Dan kini Maulana tampak melambaikan tangannya hingga dibalas anggukan oleh Akbar. Kamipun memasuki serambi masjid.

Kini Maureen duduk disebelah kanan Anggun dan sebelah kirinya Wulan memangku Bella putri kecilnya. Sedangkan Maulana dan Akbar tepat berada di sisi tak jauh dari Maureen. Disebelah kyai Aziz terdapat 3 orang lelaki yang selama percakapan singkat diketahuinya bahwa yang berperawakan tinggi besar itu adalah sopirnya dan disebelahnya adalah asisten pribadi dari Gus faiz.berarti Gus Faiz adalah lelaki yang posisi duduknya tepat disamping kyai Aziz.

" Maaf Pak Maulana, kami ingin melanjutkan niat yang saya sampaikan semalam yaitu ingin mengajak ta'aruf nak Maureen untuk Faiz putraku ini. Dia adalah putraku satu-satunya, yang insyaallah akan menjadi penerusku setelah ini, pendidikannya telah ia selesaikan 2 tahun lalu di Mesir dan saat ini masih proses membangun usahanya sendiri. Yang insyaallah bisa untuk tabungan masa depan dengan keluarga kecilnya sendiri nanti " ucap Kyai Aziz dengan mengelus punggung Faiz, seolah menunjukkan bahwa inilah putranya

" njih matur nuwun sanget kyai. Pangapunten nuwun Sewu keputusan saya serahkan kepada Maureen, sebab dia yang akan menjalaninya. Bagaimana nak?." Tanya Maulana lembut pada putrinya yang sedari tadi menundukkan kepalanya

" Bismillahirrahmanirrahim" ucap Maureen sangat lirih yang hanya nampak menggerakkan bibirnya saja

" Pangapunten sebelumnya kyai, sejujurnya saya sangat terkejut mendengar berita ini semalam dari Abah. Bahkan hingga saat ini rasanya pikiran saya masih belum selesai dengan keterkejutan itu. Untuk itu saya tidak ingin gegabah dalam mengambil keputusan sehingga melukai hati keluarga saya, keluarga kyai terkhusus diri saya sendiri. Mohon berikan saya kesempatan untuk istikharah dulu, setidaknya berikan saya waktu 2 hari." Ucap Maureen tanpa mendongakkan kepalanya dan terlihat jelas bahwa gadis itu menangis, ada tetesan air mata pada kerudungnya yang berwarna dusty pink

" Bagaimana menurutmu le? tanya Kyai Aziz pada Gus Faiz

" Mohon ijin untuk saya berbicara dengan dek Maureen sebentar. Tidak Jauh kok Buya, tetap diserambi ini." Mohon Gus Faiz dengan wajah datarnya yang dibalas anggukan oleh kedua kepala keluarga tersebut

Sesuai dengan yang dikatakan Gus Faiz,kini mereka berada di serambi yang tak jauh dari pandangan keluarga serta kanan kiri terlihat banyak orang namun asik dengan obrolan masing-masing

" Maaf dek jika ini membuatmu terkejut, tapi sejujurnya aku pun sama. Bahkan baru ba'da subuh tadi aku mendengar beritanya. Maaf telah membuatmu terkejut" Ucap Gus Faiz tanpa berani memandang Maureen

" Kenapa Gus tidak menolak? Aku belum siap menikah." Protes Maureen namun dengan suara yang lirih

" Maaf,Aku tidak bisa menolak permintaan Abuya." Gus Fahmi beralasan

" Tapi aku tidak bisa, aku belum siap menikah. Terus gimana cita-citaku." jelasnya dengan suara yang mulai parau

" Istikharah Lah dek, insyaallah jika kita berjodoh aku tidak akan jadi penghalang cita-citamu selagi itu baik." ucap Gus Faiz lalu segera bangkit bergabung dengan Kyai Aziz

pertemuan itupun ditutup dengan keputusan kyai Aziz yang tentunya atas persetujuan Gus Faiz

" Baiklah nak, kami menerima itu. Nanti akan kami hubungi lagi 2 hari kedepan. Semoga hal baik ini senantiasa membawa kemaslahatan bagi keluarga kita. Aamiin."

1
biby
jangan biarkan Fathimah meraja Lela Gus apalagi sampe mempengaruhi ummi Khadijah utk membenci Maureen
carilah bukti yg kuat utk menguak semua kebohonganx telusuri kemana Fathimah selama ini
dapurAFIK
Fathimah bak ulet keket bikin gatel dan alergi orang sekitar 🤭🤣
dapurAFIK
Maureen is the best pilihan si Mbah putri Gus😊
dapurAFIK
ga usah ketemu Fatimah... alesan aza sakit gitu abis d unboxing gitu..🤭🤭🤭
Uswatul Khasana
lanjut
dapurAFIK
harus hati2 terhadap Fathimah
dapurAFIK
fathimah definisi cewek ga tau diri😔
dapurAFIK
benar2 senjata makan tuan😄
makanya jgn suka berniat jahat sama orang ya fatimah
dapurAFIK
calon ulet keket mulai bermunculan 😂
Maliya Iskan: ulat keket yang nantang ngajakin keket Mulu.. pantengin terus kelanjutan si ulat keket ya ka😊
thanks
total 1 replies
Tōshirō Hitsugaya
Asik banget bisa nemuin karya yang apik seperti ini.
Maliya Iskan: thanks ❤️
total 1 replies
Pramita
nunggu kelanjutannya
Maliya Iskan: thanks ❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!