"hiks, hiks sakit sekali....
"sakiiiiit....sakiit...
Intan pindah dari kota setelah bercerai dari suami nya, dia meninggali rumah yang dulu milik adik Ibu nya dan rumah itu sudah lama di biarkan kosong sebab Adik nya Ibu Intan menghilang tak ada yang tahu rimba nya.
Namun ketenangan Intan tak bertahan lama, sebab setiap malam ada suara rintihan atau juga menangis di kamar yang paling belakang sekali membuat Intan tak kuat menghadapi nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16. Kucing mati
Ini malam ketiga nya tidur di rumah bekas peninggalan sang Ibu, Intan sudah ketar ketir karena takut mengalami kejadian seperti tdi malan yang sangat membuat dia heran dan takut mau memejamkan mata lagi. namun untung nya teman teman Intan datang usai sholat maghrib dan mereka duduk di depan saja tanpa ada yang berani masuk, bukan main senang nya wanita ini karena dapat teman dadakan yanh bisa sedikit menenangkan hati. sampai saat ini Intan belum jujur bahwa dia juga sudah di hantui oleh seseorang di rumah ini, sebab dia juga agak ragu dan tidak ingin menimbulkan kehebohan yang besar nanti nya.
"Lah rambutan tadi lagi, Tan." Anto mengambil juga walau sudah bosan.
"Apa mau beli makanan, siapa tahu ada orang jualan lewat?" tawar Tedi.
"Iya enggak masalah nanti kalau ada orang yang jualan, biasa nya ada apa saja?" tanya Intan yang belum tahu.
"Noh tukang sate lewat, buruan panggil." Suci menunjuk gerobak dorong.
Tedi memanggil nya dan tukang sate seperti ragu mau berhenti, nampak nya dia masih berpikir dan memperhatikan wajah orang yang mau membeli sate nya, Tedi bingung dengan tukang sate yang memang bisa di bilang aneh juga. mau di beli tapi malah melongo begitu, namun setelah terdiam agak lama baru lah dia mendekat.
"Kok melamun dulu to, Mang?" heran Wandi yang memperhatikan nya.
"Saya takut kalau ini bukan orang sungguhan, sebab saya sudah pernah ketipu sama setan rumah ini." jelas Mang sate.
"Ketipu bagai mana?" Intan maju karena penasaran.
"Ini kayak nya udah ada yang menghuni ya? lampu nya terang." Mang sate memperhatikan rumah.
"Saya yang menunggu nya." angguk Intan tersenyum.
"Hati hati, saya pernah di panggil sama seorang wanita kata nya mau sate lima puluh tusuk dan saya buatkan dengan senang hati karena saat itu memang sedang sepi. tapi setelah siap dan saya antarkan, rumah ini kosong dan ada hantu wanita dengan wajah sangat seram." cerita Mang sate.
Semua nya terdiam menatap Intan karena hampir semua orang di desa ini pernah melihat setan di rumah ini, mereka sangat ngeri dan tak mau punya urusan dengan hantu nya Bu Nisa. apa lagi sekarang Intan juga mengalami pindah kamar, sudah yakin bahwa memang ada setan.
"Eh ini mau berapa tusuk?" tanya Mang sate yang akan membakar nya.
"Lima puluh lah, Mang." jawab Tedi yang nanti nya satu orang akan dapat sepuluh.
"Sebentar ya tak bakar dulu." jawab Mang sate mengipasi sate nya.
Intan yang terdiam menerawang jauh sebab rumah nya penuh dengan misteri yang belum ia mengerti, bila memang ini hantu Ibu nya mungkin bisa saja karena Bu Nisa meninggal dengan tragis, namun Intan merasa aneh karena setan itu bukan dari kamar Ibu nya.
Setan yang menghantui dia datang dari kamar belakang tempat Bibi nya tinggal, di sana lah setan menghuni sehingga Intan ragu apa benar itu arwah Bu Nisa yang penasaran karena mati nya di santet.
"Sudah ndak usah di pikirin banget, besok kalau sudah ada rezeki buat saja acara baca doa di rumah ini." Suci menenangkan.
"Em kemarin waktu Ibu ku meninggal apa ada yang membaca doa, Ci?" tanya Intan baru ingat.
"Bu lurah yang mengeluarkan biaya, itu cuma sampai tiga hari saja." jawab Suci.
"Ya allah aku belum ketemu sama beliau, harus nya aku ngomong terima kasih." lirih Intan.
"Lain kali bisa, nanti pas ada rezeki masak dan antarkan lah untuk dia." saran Suci.
"Iya, Tan! masak apa ada nya saja, cuma buat baca doa rumah karena ini kan sudah lama kosong." Anto juga setuju.
Intan pun mengangguk tanda setuju untuk membuat acara baca doa di rumah nya, seperti nya memang bagus bila begitu karena rumah juga sudah lama kosong sehingga mungkin memang ada setan yang nyaman sehingga singgah di sini.
...****************...
Intan membuka mata setelah mendengar azan subuh, dia melihat sekeliling dan masih tetap ada di kamar nya, mukena juga menempel di tubuh karena Intan tertidur lagi usai tahajud tadi malam pukul tiga. teman teman nya baru pulang sekitar jam dua belas malam dan saat itu Intan tidur sebentar lalu bangun tahajud, parah nya dia sampai membawa dua ember yang satu di pakai untuk isi air dan satu nya menampung air yang di pakai wudhu, sebab Intan takut mau keluar kamar dan masuk kamar mandi, baru sekarang dia punya rasa takut yang sangat luar biasa sekali di rumah ini.
"Tidak ada gangguan, aku juga terbangun saat azan shubuh." batin Intan segera menunaikan sholat.
Usai sholat sampai pagi datang dia mengaji berharap setan di rumah ini akan segera pergi sehingga dia bisa menunggu rumah ini dengan tenang, saat hati sudah semakin terang maka Intan berani keluar kamar dan dia tercengang melihat ada bangkai kucing di depan pintu kamar.
"Kucing siapa ini, ya allah!" pekik Intan yang ngeri melihat nya.
Pintu semua nya dalam keadaan terkunci jadi bagai mana kucing ini bisa masuk kedalam sini, dan kenapa juga dia masuk bila cuma mau mati di depan kamar Intan saja. mana isi perut kucing itu keluar semua membuat orang yang melihat pasti nya sangat ngeri bukan kepalang.
Tidak mungkin cuma membiarkan nya saja di sini, Intan mengambil kantong dan membuang keluar, di gali lah lubang agar bau nya tidak kemana mana, bila cuma di buang saja maka akan sangat bau sekali. malah nanti akan mengundang segala macam hal lain, maka Intan pun menguburkan nya.
"Astagfirullah!" Intan langsung menunduk ketika melihat pohon rambutan.
Sosok yang sama ia lihat lagi di sana dengan kain hitam nya yang sudah menjadi ciri khas, tangan Intan yang memegang cangkul saja sampai gemetaran tidak fokus lagi, kini hati nya mulai tidak bisa membiarkan setan itu terus berulah.
"Aku akan menyelidiki nya." batin Intan tak kuat lagi.
Sebab setan itu terus saja menampakan diri walau hari sudah siang sekali pun membuat manusia pasti akan ketakutan, sekarang Intan harus mengusut dari kematian sang Ibu atau juga membuka kamar nya untuk mencari bukti.
Karena semejak pindah kesini dia tidak pernah melihat kedalam kamar sang Ibu, entah apa saja yang ada di dalam sana pun dia tidak tahu. pintu kamar Bu Nisa di kunci oleh seseorang, namun dia tidak tahu siapa yang sudah mengunci nya apa mungkin warga sini yang mengunci kamar.
mestinya justru sdh dibela sblm intan dijahati
ngeri dan biadab😡