Cerai setelah menikah sehari karena dikhianati, membuat Juwita sang janda kembang perawan sangat membenci pria. Untuk kedua kalinya dia kecewa akan cinta dan merasa dirinya bisa hidup tanpa lelaki.
Namun yang aneh, wanita selingkuhan mantan suaminya itu adalah wanita yang sama seranjang dengan mantan kekasihnya? Apakah kisah cinta pertamanya yang berakhir 3 tahun lalu adalah ulah seseorang? Namun meskipun tebakan Juwita benar, ia enggan untuk kembali ke cinta pertamanya karena sudah terkenal playboy dan pemain wanita sejak putus dengannya. Lagian juga Juwita GENGSI untuk kembali pada mantannya itu! Makan tuh GENGSI bikin MENDERITA sendiri 🤪
Sedangkan, bagi mantan kekasih yang juga merasa cintanya hancur saat Juwita tak mempercayainya 3 tahun lalu apalagi sampai ditinggal nikah, Bagas memilih untuk tidak mempercayai wanita manapun. Merasa dibuang padahal dijebak, membuat Bagas ogah kembali bersama Juwita.
Padahal 3 tahun lalu, Juwita dan Bagas adalah COUPLE GOALS!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariRani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BOOMERANG RASA MALU
Keesokan harinya, Juwita sudah bangun lebih pagi pukul 4, karena tidak ingin rebutan kamar mandi dengan suaminya.
Eh ternyata suara dari ranjang membuatnya kikuk.
"Ngapain kamu bangun mengendap endap seperti itu ke kamar mandi? Aku tidak akan memangsamu" celetuk Bagas membuat Juwita kaget karena kamar yang masih cukuo gelap hanya ada lampu tidur sebelah ranjang karena lampu utama dimatikan ketika Juwita akan tidur.
"Ngagetin aja!" protes Juwita sambil memegang dadanya.
Bagas tersenyum smirk.
"Buruan masuk ke kamar mandi sana. Aku terbiasa tidak menggunakan kamar mandi orang lain untuk mandi" ucap Bagas.
Juwita memilih tak menyahuti karena males berdebat pagi pagi. Ia pun langsung masuk kamar mandi dengan membawa pakaian dari lemari tadi.
Bagas pun yang memang tidak bisa tidur, memijat pelipisnya.
"Aku tidak biasa tidur karena gelisah sendiri. Gelisah karena bayangan tubuh Juwita berputar putar di kepalaku hingga sejak kapan milikku udah berdiri negini... Haish!" gumam Bagas saat melihat celananya sudah menonjol sesuatu.
"Tapi ya masa aku minta hak ku kalau aku gak bisa jadi suami baik buat dia? Apa aku memelas aja ya mengalah buat dia, biar dilayani?" lanjutnya lirih.
Namun omongan Juwita soal tidak sudi menerima benihnya itu sangat merendahkan harga dirinya, kalau dia merendah lagi dan mengalah, akan jadi serendah apa dia dimata wanita itu.
"No! Masih ada cara lain buat memuaskan diriku, bukan Juwita aja kaleee!! Malu sama status playboy yang sekarang udah gak perjaka" batinnya.
"Aku tunggu saja, apakah benihku yang tidak sudi dia terima itu akan jadi bayiku.. kalau jadi ya Alhamdulillah, aku yang akan mengalah dan harus ngalah emang buat jaga bayiku di perutnya, kalau gak jadi ya, kayaknya emang pernikahan ini akan hampaaa.. dia akan bangga karena gagal menerima benihku dan semakin merendahkanku" lanjutnya bergumam lagi.
Beberapa saat kemudian, Bagas jadi khawatir sendiri dan meragukan benihnya akan tumbuh di perut sang istri meskipun masukinnya sehari sebelum menikah dan sah jadi istrinya.
"Kok aku jadi takut kalau gagal ya? Gimana kalau dia kemarin waktu sampai rumah langsung minum pil KB? Astaga aku parno sendiri, bingung apa mauku sih soal Juwita" batinnya berperang.
"Apa aku sok cuek aja ya sama kayak dia. Anggap saja kita tidak saling kenal. Udahlah, biar dia yang memulai. Aku harus menghentikan sindiranku kepadanya. Kalau aku yang banyak omong dikira lelaki cemen" lanjutnya dalam hati.
Ceklek.
Pintu kamar mandi terbuka dan Juwita keluar dengan handuk dikepalanya.
Harum semerbak sabun Juwita benar benar membuat gairahnya tiba tiba bangkit.
Padahal, Bagas saat berpacaran dengan Juwita tidak pernah berpikiran semesum ini karena dia sangat menghargai kekasihnya waktu itu. Eh baru aja sekali buka segel, pikirannya udah kemana mana.
Otak Bagas sudah terkontaminasi oleh dunia gelap nafsu 🤣
Lampu kamar utama dinyalakan, karena Juwita akan melakukan ibadah.
Bagas sudah bertekad kalau dia juga akan ikut diam selama tidak diajak Juwita berbicara.
Pria itu buru buru masuk kamar mandi karena tidak ingin miliknya yang berdiri dibalik celana kolornya dilihat Juwita.
Sedangkan wanita itu sudah bisa menebak apa yang ditutupi Bagas dicelananya. Ia sempat melihat cara berlari suaminya ke kamar mandi.
"Dasar playboy mesum!" lirihnya lalu ia pun melanjutkan niatan untuk beribadah.
Setelah selesai beribadah subuh, Juwita memoles wajahnya dengan skincare.
Bagas pun membuka pintu kamar mandi tapi kepalanya aja yang muncul. Karena terbiasa ganti di walk in closet miliknya jadi kelupaan bawa baju sekalian waktu ke kamar mandi.
"Juw" panggil Bagas lirih.
Juwita pura pura tidak dengar padahal dengar.
"Juwita" panggil Bagas lagi naik satu oktaf.
Istrinya itu masih diam tak menyahuti.
"JUWITA!" teriak Bagas barulah wanita itu menoleh dengan tatapan datar.
"Apasih teriak teriak! Gak jelas!" omel Juwita.
"Ya kamu yang salah! aku panggil gak denger denger" sahut Bagas yang juga kesal.
Juwita pun tersenyum smirk.
"Ngapain kamuu malah senyum gitu? Pura pura gak denger ya?" ujar Bagas.
"Kalau iya kenapa? Masalah buatmu? Aku gak peduli ya kamu panggil panggil aku berapa kali, tapi kalau buat ambilin bajumu, aku gak mau. Ambil aja sendiri, salah siapa masuk kamar mandi gak bawa baju" sahut Juwita yang memang ia pasti sudah menebak tujuan suaminya itu memanggil namanya membuat Bagas melototkan pandangan.
"Hah? Apa kamu serius menyuruh aku bugil didepanmu setiap aku lupa bawa baju ke kamar mandi?" ujar Bagas tak percaya jika istrinya itu benar benar cuek dan seperti tak peduli padanya.
"Kalau berani aja. Ambil baju sendiri" ucap Juwita bodoh amat lalu ia kembali menatap kaca riasnya yang memantulkan sisi depan kamar mandi juga.
"Sialan nih cewek!" batin Bagas.
"Oke, siapa takut! Awas aja kamu pingsan lihat tubuhnya yang gagah ini" celetuk Bagas lalu ia memulai membuka pintu kamar mandi dan dengan PD nya berjalan bugil kearah kopernya disamping lemari Juwita.
Juwita pun langsung memalingkan wajah kesamping dimana tadi dia sempat melihat sixpack tubuh sang suami dan sesuatu yang menggantung kebawah.
"ASTAGA!!" batin Juwita meruntukki dirinya sendiri yang menggali malunya.
Bagas tau jika Juwita memalingkan wajahnya dari depan kaca karena menghindari melihat tubuh polosnya.
"Gak usah dipalingkan, ngapain dipalingkan, toh udah ngerasain" sindir Bagas membuat Juwita pun langsung blusssh, pipinya memerah malu.
Bagas pun bangga mampu memberikan balasan kepada sang istri karena tidak menerima permintaannya tadi.
Jadi boomerang buat Juwita deh, maunya ngerjain Bagas malah dikerjaain!