FOLLOW IG @THALINDALENA
Jika seluruh wanita di dunia ini sangat mengagumi dan mengidolakan Leo Launder yang merupakan penyanyi solois ternama dunia. Tapi, bagi Danna Capela, Leo tak lebih dari seonggok sampah. Kisah masa lalu Leo yang membuat gadis bernama Danna sangat membenci pria itu.
Tapi, bagaimana jadinya kalau mereka menghabiskan malam panas bersama, hingga pada akhirnya Danna mengandung benih Leo? Apakah Danna akan membuka hatinya atau justru sebaliknya?
Simak kelanjutannya, jangan lupa subcribe agar tidak ketinggalan notif update-nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dasar Mesum!
Setelah melewati perdebatan panjang dan alot antara Leo dan pemuka agama. Akhirnya Leo dan Danna kini telah sah menjadi pasangan suami istri usai mengucap janji suci pernikahan sehidup semati.
Leo tersenyum bahagia karena keinginannya telah tercapai. Berbeda dengan Danna yang sejak tadi cemberut. Leo menggenggam tangan Danna dengan sangat erat, kini mereka dalam perjalanan pulang menuju rumah.
"Tersenyumlah istriku, kau sangat cantik jika tersenyum," goda Leo seraya mencubit dagu Danna dengan gemas.
"Diam! Dan jangan menyentuhku!" balas Danna seraya mengusap dagunya dengan punggung tangan secara kasar, tak lupa memberikan tatapan tajam pada pria bajingan ini.
Bukannya tersinggung dengan sikap Danna, Leo malah terkekeh.
"Nyonya Danna, Anda dari mana?" ketika akan sampai rumah mereka berpapasan dengan Ed. Ed menatap Danna lalu beralih menatap Leo, kemudian tatapannya turun dan terpaku pada kedua tangan mereka yang saling bertaut.
"Kami baru saja menikah! Danna sudah resmi menjadi istriku!" jawab Leo, penuh penekanan seraya mengangkat tangannya yang masih menggengam tangan Danna.
Danna memejamkan mata sesaat, kesal sekali mendengar jawaban Leo yang terdengar sangat angkuh. Sumpah demi apa pun, rasa ingin sekali memukul bibir Leo dengan sandalnya sampai monyong.
Ed terkejut, sedih, patah hati dan juga kecewa. Semua rasa itu bercampur menjadi satu di dalam dadanya. Ia tersenyum getir kemudian mengulurkan tangan kepada Danna. "Selamat, Nyonya, semoga bahagia dengan pilihan Anda," ucap Ed menahan luka hati yang cukup menyesakkan dada.
Hatinya layu sebelum berkembang. Dan hatinya patah sebelum mengungkapkan perasaannya kepada Danna.
Leo tersenyum puas melihat pria itu terlihat patah hati. Ia pun segera menjabat tangan Ed dengan kuat dan erat. "Terima kasih atas ucapan dan doamu, anak muda! Dan jangan mengkhawatirkan Danna, karena aku akan selalu membahagiakannya, memberikan kasih sayang dan cinta yang tak terhingga!" ucap Leo sangat tegas, seraya melepaskan jabatan tangan mereka.
Danna ingin menjabat tangan Ed, tapi di cegah oleh Leo.
"Luis pasti mencari kita!" ucap Leo seraya menggandeng Danna menuju vila, meninggalkan Ed yang masih mematung di tengah jalan. Danna adalah miliknya, tidak akan membiarkan pria lain menyentuh kulit Danna meski seujung kuku saja.
Leo sangat posesif sekali!
"Kenapa sakit sekali ya." Ed menepuk dadanya beberapa kali sembari menarik nafas panjang, berharap rasa sesak yang membelenggu dadanya mengendur. Ia menatap pasangan itu yang semakin menjauh dari pandangannya. "Harusnya aku sadar diri karena sejak awal Nyonya Danna hanya menganggapku sebagai adik," gumamnya, sendu.
.
.
Sampai di Vila. Danna langsung menuju kamar Leo. Ia bernafas lega karena putranya terlelap di atas tempat tidur. Ia pun mendekat, mengambil headseat yang masih terpasang di telinga putranya.
"Dia suka dengan lagu-laguku," ucap Leo, di ambang pintu.
Danna menoleh, "sejak dulu dia memang menyukai lagumu. Kau benar darah lebih kental dari air. Meskipun sebelumnya dia tidak pernah mengenal ayahnya tapi dia sudah menyukaimu sejak dulu, seolah memiliki ikatan batin," sahut Danna tanpa mengendurkan pandangannya dari putranya yang tampak pulas. Kemudian mengambil selimut yang terletak di ujung kasur lalu menyelimutkan ke badan kecil putranya. Danna seolah tidak mempunyai tenaga lagi berdebat dengan Leo. Ia mengatakan yang sejujurnya kepada pria itu bahwa Luis sejak dulu sangat menyukainya.
Leo terharu mendengar jawaban Danna. Dia mendekat lalu memeluk Danna dari samping, "tidurlah di sini," ucap Leo seraya mengecup leher wanita itu dengan mesra.
Danna melirik tajam pada pria itu lalu mendorong wajah Leo dengan tangannya. "Aku tidak mau!"
"Ayolah! Kita sudah sah menjadi suami istri, kau tidak merasakannya?" Leo menggesekkan senjatanya yang sudah mengembang ke paha istrinya.
"Dasar mesum!"