Seorang gadis bernama Sheritta yang bekerja di sebuah toko pastrynya bersama dengan kedua orang temannya yaitu Ethelia dan Vienna yang juga membantunya untuk membuka toko itu sampai akhirnya sekarang dapat berjalan dengan beberapa karyawan lainnya.
Ia menyadari pria yang lebih tua darinya 2 tahun yang merupakan langganan toko pastrynya itu ternyata adalah orang yang sama yang dulu pernah menyelamatkannya dari sebuah musibah.
Pria itu bekerja di perusahaan kosmetik yang di mana terdapat suatu rahasia yang selalu ditutup oleh perusahaan kosmetik yaitu portal yang berada di sebuah ruangan diskusi dipercaya pada zaman dulu portal itu selalu terbuka lebar dan tidak pernah tertutup.
Apakah isi dari portal itu? Bagaimana bisa terdapat portal rahasia di sana? Dan apakah kehidupannya Sheritta berubah total setelah kejadian aneh ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Carmellia Amoreia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 29 - THE SECRET MEETING
Saat di dalam kantor perusahaan kosmetik itu, di sebuah lantai 38 tepatnya di dalam ruangan divisi HRD. Terdapat Ethan yang adalah ketua divisi yang sedang sibuk mengurusi berkas dokumen yang ada di atas mejanya, di sana Armelyn membuka pintu ruangannya dan berjalan masuk ke dalam dengan perlahan mendekati Ethan karena gugup.
Meja Ethan berada di depan pintu masuk itu dan di belakangnya terdapat sebuah jendela besar yang langsung ditujukan ke arah langit di luar yang menampakkan pemandangan biru langit dengan cahayanya yang cerah dan hangat menyinari ruangan ini, meskipun begitu tempatnya terletak agak jauh dari pintu masuk dan kebetulan karyawannya sedang tidak banyak berada di sana karena sedang cuti, kira-kira hanya 5 orang saja yang sedang bekerja di meja masing-masing yang ada di sana.
Ethan yang langsung mengetahui bahwa Armelyn telah memasuki ruangannya dari suara langkah kakinya itu pun akhirnya menoleh ke arah Armelyn lalu berkata kepadanya dengan nada bicara yang menenangkannya karena ia merasa biasanya Armelyn sangat santai ketika bersama dengannya namun sekarang entah kenapa saat berjalan masuk ia terlihat sangat kaku, “Wah kamu sudah sampai. Tidak apa-apa lyn, santai aja”
Ethan pun melanjutkan mengurusi berkas dokumennya itu, sedangkan Armelyn pun merasa sedikit lega dan tenang setelah mendengar apa yang barusan Ethan katakan tadi. Armelyn bergegas berjalan menuju meja Ethan dengan senang hati dan saat ia sudah berada di samping kiri di depan mejanya Ethan, ia pun bertanya sesuatu kepadanya dengan ramah.
“Kira-kira ada apa ya kamu memanggilku ke sini?”
Ethan pun berhenti sejenak dari pekerjaannya lalu menoleh ke arah Armelyn yang berada di samping kiri depannya itu lalu menjawab dengan santai, “Kamu udah agak mendingan kan? Aku dengar 2 hari yang lalu di malam setelah aku mengantarkanmu pulang, kamu dibawa ke IGD apa benar begitu?”
Armelyn pun terlihat terkejut mendengar hal itu langsung dari Ethan, pasalnya dia tidak mengira bahwa akan ada orang kantor yang mengetahui kondisinya di saat itu lalu ia pun langsung menjawabnya kembali.
“Oh iya, benar kok. Dari mana kamu bisa tahu?” tanya Armelyn dengan nada bicaranya yang keheranan karena merasa penasaran itu.
Ethan pun menatap Armelyn dengan dalam lalu berbicara dengan pelan kepadanya, “Aku kemarin dengar dari salah satu keluargamu yang kebetulan dia juga adalah temannya ayahku. Semoga cepat sembuh ya”
“Iya terima kasih kak” jawab Armelyn singkat sambil merasa sedikit malu dan gugup karena masih ada orang yang peduli dengannya.
Ethan pun menatap kembali berkas dokumennya lalu merapikannya dan memasukkannya ke dalam laci mejanya. Setelah itu ia pun beranjak dari tempatnya dan menoleh ke arah Armelyn dan mendekati telinga kanannya untuk berbicara dengan suara yang pelan juga kecil agar semua karyawannya tidak mengetahui apa yang sedang ia bicarakan dengan Armelyn.
“Ayo kita pergi ke kafe yang ada di lantai 26, ada yang ingin aku bicarakan”
Setelah itu, Armelyn pun hanya bisa mengangguk mengiyakan dan tiba-tiba Ethan pun menggandeng tangan kanannya lalu berjalan berdua secara bersama keluar dari ruangan itu dan menuju ke kafe di lantai 26 itu.
Di dalam kafe itu terdapat penerangan cahaya yang redup di semua sisinya, terdapat juga meja bundar yang minimalis dengan beberapa kursi di sana untuk para tamu. Beberapa tanaman hias yang berwarna hijau juga menghiasi di setiap sudut ruangan itu, bahan interior kafe itu yang minimalis dapat membuat para remaja yang datang ke sini sangat menyukai tempat ini. Apalagi terdapat beberapa sofa tepat di sudut ruangan untuk menyantai dan mengerjakan beberapa laporan kantor.
Saat Armelyn dan Ethan sudah berada di dalam kafe yang dituju tersebut, akhirnya mereka pergi ke meja kasir untuk memesan minuman. Mereka memesan sebuah matcha latte dan coffee latte, lalu Ethan mengeluarkan dompetnya dan mengambil kartu kreditnya untuk membayar biaya minuman itu kepada seorang kasir yang sedang bertugas di sana.
Armelyn pun langsung menoleh ke arah kasir berkata kepadanya, "Untuk minumanku biar aku aja yang bayar"
Tiba-tiba Ethan menoleh ke arahku lalu melihat kembali ke arah kasir itu dan berkata kepadanya dengan cepat, "Tidak usah, ini total biayanya gabung aja nanti biar aku yang bayar aja"
Setelah ia berkata kepada kasir itu, ia pun langsung mengeluarkan kartu kreditnya dan memberikannya kepada kasir itu untuk melanjutkan proses pembayarannya.
Setelah kasir itu sudah menyelesaikan proses pembayarannya, ia pun memberikannya kembali kartu kreditnya dan kertas struk pembeliannya itu kepada Ethan, lalu mereka pun memutuskan untuk memilih meja di sana untuk ditempati dan akhirnya mereka menemukan sebuah tempat yang cocok lalu mereka pun berjalan ke arah meja itu dan duduk di sebuah kursi khusus pelanggan yang ada di dekat pintu masuk kafe tepatnya berada di sebelah kiri pintu masuk itu.
Di saat mereka sedang menunggu pesanan mereka untuk datang, Armelyn menatap ke arah Ethan dengan kebingungan. Hal ini karena ia tidak mengerti alasan ia dibawa hanya berdua dengannya ke kafe lalu ia pun langsung menanyakan hal ini kepadanya dengan raut muka yang terlihat kebingungan.
“Oh iya kenapa kamu membawaku ke sini?”
Ethan pun langsung menatapnya dengan dalam dan menjawabnya dengan suara yang tenang, “Kamu jangan sakit-sakit lagi ya? Oh iya kamu mau kah jadi pacarku?”
Armelyn pun sontak kaget mendengarnya, ia mengedipkan matanya karena tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Ia pun perlahan menatap ke matanya Ethan lalu bertanya kepadanya untuk memastikan bahwa ini semua adalah kenyataan, “Kamu beneran nih?”
Tak lama setelah ia menanyakan itu, tiba-tiba seorang pelayan datang ke meja mereka dan meletakkan pesanan yang adalah minuman matcha latte dan coffee latte di atas meja mereka.
Setelah pelayan itu meletakkan minuman mereka, ia pun berjalan kembali ke tempatnya sebelumnya dan meninggalkan mereka. Armelyn pun langsung menatap ke arah matcha lattenya itu dan mengambil sebuah sedotan untuk ditaruh ke minumannya lalu menyeruputnya.
Setelah beberapa saat, mereka berdua pun perlahan mulai meminum pesanan mereka. Ethan terlihat menyeruput sedikit saja lalu meletakkan kembali minuman coffee lattenya di atas mejanya dan setelah itu, ia pun menatap ke arah Armelyn yang terlihat sedang seru menyeruput matcha lattenya itu.
Armelyn yang menyadari hal itu pun langsung menoleh ke arah Ethan dan berhenti menyeruput minumannya itu.
Tak lama kemudian, Ethan dengan raut mukanya yang bahagia itu, mengekspresikan senyuman yang sangat lebar saat mengeluarkan sebuah cincin yang memiliki motif kupu-kupu berlian dari dalam sakunya itu.
Raut wajah Armelyn berubah menjadi sangat senang setelah melihat apa yang telah dilakukan oleh Ethan. Ia sangat lucu, menyiapkan ini di tengah hari kerja hanya untuk melamar Armelyn yang bahkan statusnya saja masih anak magang.
Armelyn dengan wajahnya yang memerah karena tersipu malu itu pun berkata kepadanya dengan nada suara yang lucu dan ekspresi yang tidak percaya lalu mengulurkan jari manis di tangan kirinya, “Astaga Ethan, lucu banget. Ini jari manis aku”
Ethan yang sedang tersenyum dengan mukanya yang sangat tersipu malu itu pun akhirnya menggenggam tangan kirinya Armelyn dan memasangkan cincin itu ke jari manisnya dengan bahagia.
“Ahh cantik banget ini, aku suka banget deh” jawab Armelyn saat Ethan sedang memasangkan cincin itu di jari manisnya dengan perasaan yang sangat senang sambil menatap ke wajah Ethan.
Saat Ethan ingin melepaskan tangannya setelah selesai memasangkan cincin itu dari jari manisnya Armelyn, ia dengan cepat menggenggam tangan Ethan dengan kedua tangannya lalu dengan perasaan yang sangat senang. Armelyn langsung saja mencium tangan kekasihnya itu. Lalu tersenyum bahagia dan menoleh ke arah Ethan setelah selesai menciumnya.
Ethan pun tertawa kecil karena tersipu malu dan menoleh ke arah Armelyn lalu memegang mukanya Armelyn dan mencium keningnya. Setelah itu, ia pun berkata kepadanya dengan senang, “Hahaha, nanti pulang kita bareng aja yuk”
Armelyn pun mengangguk senang dan menjawab, “Oke haha, sekalian karaoke aja yuk”
“Baiklah, my lovely princess” jawab Ethan dengan suara yang halus sambil tersenyum lebar dan menatap Armelyn dengan lembut.
yuk mampir kenovel aku