Monika (23), seorang aktris multitalenta dengan karier gemilang, harus menghadapi akhir hidupnya secara tragis, kepleset di kamar mandi! Namun, bukannya menuju alam baka, ia justru terbangun di tubuh seorang wanita asing, dalam satu ranjang dengan pria tampan yang tidak dikenalnya.
Saat matanya menyapu ruangan, ia segera menyadari bahwa dunia di sekitarnya bukanlah era modern yang penuh teknologi. Ia terjebak di masa lalu, tepatnya tahun 1990! Sebelum sempat memahami situasinya, penduduk desa menerobos masuk dan menuduhnya melakukan dosa besar: kumpul kebo!
Lebih parahnya lagi, tunangan asli pemilik tubuh ini datang dengan amarah membara, menuntut pertanggungjawaban. Monika yang dikenal mulut tajam dan suka tawuran harus mencari cara untuk keluar dari kekacauan ini. Bagaimana ia bisa bertahan di masa lalu? Dan siapa sebenarnya pria tampan yang terbangun bersamanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terjebak Di Tahun 1990
Suara burung berkicau terdengar sayup-sayup, bercampur dengan semilir angin yang berhembus melalui celah jendela. Monika membuka matanya perlahan, kepalanya terasa berat dan sedikit pusing. Ia mengerang pelan, mencoba mengumpulkan kesadaran.
Namun, saat melihat ke atas, ia langsung tertegun.
Langit-langit kayu? Ini bukan hotel mewah tempat ia menginap tadi malam. Aroma khas kayu tua memenuhi udara, membuatnya sadar bahwa ini bukan tempat yang familiar.
"Di mana aku?" pikirnya panik.
Monika segera bangkit, tapi tubuhnya terasa lemas. Ia menoleh ke samping dan langsung tersentak kaget.
Seorang pria tampan, bertelanjang dada berbaring di sebelahnya, masih tertidur. Wajahnya tampak damai, tetapi Monika tak peduli dengan ketampanannya. Yang ada di pikirannya sekarang adalah: Siapa dia? Dan kenapa mereka tidur di ranjang yang sama?!
Matanya membelalak, refleks ia meloncat mundur. "Astaga! Siapa kau?!" serunya dengan panik.
Pria itu tampaknya baru tersadar dari tidurnya, matanya masih setengah terbuka. Dengan suara serak, ia bergumam, "Hmm? Apa yang terjadi?"
Monika buru-buru menarik selimut untuk menutupi dirinya, meskipun ia masih mengenakan pakaian lengkap. Napasnya memburu, otaknya bekerja cepat mencoba mengingat kejadian terakhir sebelum ia kehilangan kesadaran.
"Tunggu… Aku di kamar mandi hotel… Kepleset… Lalu…"
Matanya menangkap sesuatu di meja kecil di dekat ranjang. Sebuah kalender usang dengan angka yang jelas terlihat:
1990
Jantung Monika nyaris berhenti. Matanya membulat. Itu tidak masuk akal. Terakhir kali ia ingat, ia ada di tahun 2024, menerima penghargaan sebagai aktris terbaik. Lalu bagaimana bisa ia berada di tahun 1990?!
"Tidak… Tidak mungkin…" Ia mengusap wajahnya, merasa ini semua seperti mimpi buruk.
Tiba-tiba, rasa sakit menusuk kepalanya. Kenangan asing mulai membanjiri pikirannya, seolah ada sesuatu yang berusaha masuk ke dalam otaknya.
Nama gadis yang tubuhnya kini ia tempati adalah Lin Momo. Ia seorang wanita desa yang bekerja keras di sawah setiap hari, banting tulang demi menghidupi dirinya dan… tunangannya, Wu Yuan.
Sayangnya, Wu Yuan diam-diam berselingkuh dengan seorang wanita bernama Xie Wen. Mereka berdua merencanakan sesuatu yang kejam.
Kenangan lain muncul. Malam sebelumnya, Wu Yuan mengajak Lin Momo makan malam di sebuah restoran kecil. Pria itu menyajikan makanan dengan senyum manis, tapi diam-diam mencampurkan obat bius dalam makanannya.
“Nikmati makananmu, sayang,” suara Wu Yuan terdengar dalam ingatannya.
Lin Momo tidak curiga sedikit pun. Ia memakan makanan itu, lalu semuanya menjadi gelap.
Mungkin karena dosisnya terlalu besar, tubuh asli Lin Momo tidak mampu bertahan dan akhirnya meninggal…
“Apa ini artinya… aku melintasi waktu?” gumam Monika dengan wajah serius.
"Brengsek! Jadi aku mati karena kepleset, tapi malah terjebak di tubuh orang lain pada tahun 1990?!" gumamnya kesal.
"Baiklah, kalau begitu sekarang namaku Lin Momo," gumamnya
Sementara itu, pria di sebelahnya sudah duduk tegak, mengusap wajahnya sendiri. "Aku… juga tidak tahu bagaimana aku bisa ada di sini."
Lin Momo menoleh tajam. "Siapa kau?" tanyanya penuh curiga.
Pria itu menghela napas, masih berusaha memahami situasi. "Namaku Yan Zhi, Aku adalah manajer baru di pabrik sepatu kota sebelah. Aku hanya ingat sedang makan malam di penginapan, lalu tiba-tiba merasa pusing dan… yah, bangun di sini."
Lin Momo menajamkan tatapannya. "Kau yakin hanya seorang manajer?"
Yan Zhi tersenyum tipis. "Tentu saja."
Lin Momo masih ragu, tapi sebelum ia bisa menggali lebih dalam, suara ketukan keras menggema di pintu.
DOR! DOR! DOR!
"Lin Momo! Kau ada di dalam, kan?! Keluar sekarang juga!" terdengar suara marah dari luar.
Lin Momo menghela napas panjang. "Sial, ini pasti jebakan tadi malam."
Yan Zhi menoleh ke arah pintu. "Apa yang harus kita lakukan?"
Lin Momo memutar otaknya cepat. Lalu, ia menatap pria tampan di depannya dan menyeringai. "Kau mau menikah denganku?"
Yan Zhi membelalak. "APA?!"
"Yah, kita sudah dipergoki, kan? Lebih baik kita nikah saja daripada harus menghadapi drama yang lebih besar," ucap Lin Momo santai.
Yan Zhi terdiam, lalu mengangkat alis. "Kau yakin?"
Lin Momo menunjuk dadanya yang telanjang. "Kau pasang bajumu dulu sebelum kita bicara lebih lanjut!"
Yan Zhi terkekeh dan segera mengenakan kemeja yang tergeletak di kursi. Namun, sebelum ia selesai mengancingkan bajunya…
BRAK!
Pintu kamar terbuka dengan keras.
Sekelompok orang masuk dengan wajah merah padam penuh amarah. Di barisan depan ada Wu Yuan, si tunangan brengsek, bersama Xie Wen yang berdiri di sisinya dengan ekspresi mengejek.
"Jadi ini kelakuanmu, Lin Momo?! Kau benar-benar menjijikkan!" Wu Yuan menunjuknya dengan marah.
Xie Wen menambahkan dengan nada mengejek, "Aku tidak menyangka kau akan serendah ini. Benar-benar memalukan!"
Lin Momo, yang sekarang menjadi Lin Momo, menyilangkan tangan dan memutar matanya. "Oh, jadi kalian datang ke sini untuk menuduhku? Bagus sekali, ya. Sudah puas menjebakku?"
Wu Yuan tersentak. "Apa maksudmu?!"
Lin Momo melipat tangan di dada. "Jangan pura-pura bodoh. Kalian pikir aku tidak tahu kalau kalian berdua yang menjebakku? Beri aku makanan dengan obat bius supaya aku terlihat seolah-olah berselingkuh?"
Kerumunan orang-orang mulai berbisik, beberapa dari mereka mulai curiga.
Xie Wen tersenyum sinis. "Jangan menuduh sembarangan, Lin Momo. Semua orang di desa tahu kau tergila-gila pada tunanganmu. Siapa yang percaya kau ditipu?"
Lin Momo mendengus. "Oh, aku memang gila karena dulu percaya pada bajingan seperti Wu Yuan."
Wu Yuan memerah. "Kau—!"
Sebelum ia bisa melanjutkan, Lin Momo melanjutkan dengan nada malas. "Sudahlah. Kau mau membatalkan pertunangan? Bagus! Aku setuju!"
Seluruh ruangan terdiam.
Wu Yuan yang tadinya penuh percaya diri langsung terkejut. "APA?"
Lin Momo tersenyum lebar. "Kita putus. Silakan nikahi Xie Wen, atau siapa pun yang mau menanggung bebanmu."
Kerumunan kembali berbisik. Beberapa wanita desa yang awalnya mencemooh kini terlihat berpikir ulang.
Xie Wen yang awalnya puas, tiba-tiba tampak panik. "Tunggu, Lin Momo! Kau tidak bisa menyerah begitu saja!"
Lin Momo menatapnya dengan tatapan penuh sindiran. "Oh, aku bisa dan aku akan."
Yan Zhi yang sejak tadi diam, akhirnya angkat bicara. "Jika pertunangan sudah dibatalkan, maka aku ingin mengumumkan sesuatu."
Semua mata tertuju padanya.
Yan Zhi meraih tangan Lin Momo dan menatapnya penuh keyakinan. "Aku akan menikahi Lin Momo."
Wu Yuan hampir tersedak. "APA?!"
Lin Momo tersenyum manis. "Nah, sekarang aku sudah punya pasangan baru. Kau puas, Wu Yuan?"
Wu Yuan dan Xie Wen tampak pucat. Sementara itu, para penduduk desa mulai bergumam dengan nada kagum.
"Yan Zhi memang pria baik…"
"Lin Momo akhirnya mendapatkan seseorang yang lebih baik dari Wu Yuan!"
Wu Yuan mengepalkan tangannya. "Kalian akan menyesal!"
Lin Momo tertawa kecil. "Aku hanya menyesal pernah menyia-nyiakan waktuku untuk pria payah sepertimu."
Wu Yuan dan Xie Wen akhirnya pergi dengan wajah merah padam.
Sementara itu, Lin Momo menoleh ke Yan Zhi dan berbisik, "Kau benar-benar ingin menikah denganku, atau itu hanya untuk menyelamatkan kita dari jebakan ini?"
Yan Zhi tersenyum penuh arti. "Siapa tahu? Kita lihat saja nanti."
Lin Momo mengangkat alis. "Kau sangat menarik."
mau ketemu menantu dan mertua teh drama aja 🤦🏼
akhirnya timbul kesalah pahaman kan kasian momo kena impeknya kecewa aja ma yang zie 😏laki g tegas
gassskeun...
lanjut..
tinggal siap2 menunggu ibu mertua datang aja mo..