NovelToon NovelToon
Tetangga Gilaku

Tetangga Gilaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni / Teman lama bertemu kembali / Enemy to Lovers
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Karangkuna

"Meskipun aku ditodong dengan pisau, aku tidak akan pernah mau menjadi pacarnya. Kalau begitu aku permisi."

"Apa?! Kau pikir aku bersedia? Tentu saja aku juga menolaknya. Cih! Siapa yang sudi!"

Raga heran kenapa setiap kali di hadapkan pada gadis itu selalu akan muncul perdebatan sengit. Bri jelas tak mau kalah, karena baginya sang tetangga adalah orang yang paling dibencinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Karangkuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 5

Suara ketikan bergema memenuhi ruangan kantor Bri siang itu, beberapa rekan kerjanya tampak saling menyahut menanyakan tentang berkas ini dan itu. Sementara itu sang atasan pak Dirwa sedang asik bercakap dengan seorang kolega di dalam ruangannya. Bri bekerja sebagai akuntan junior di salah satu perusahaan swasta, seniornya yang merekomendasikannya pada atasan mereka.

Sebelumnya Bri bekerja di kantor dekat rumah tantenya, bukan perusahaan besar. Namun ia terpaksa harus berhenti karena sudah tidak tahan dengan suasana di sana. Tiap hari libur selalu dilaluinya dengan penderitaan, ia selalu ditelepon untuk mengurusi pekerjaan atau sekedar datang sebentar ke kantor untuk mengirim file keuangan. Pernah saat dia sakit bosnya dulu tidak berperasaan dan masih menyuruhnya untuk mengerjakan beberapa laporan dan harus mengumpulkannya di hari itu juga. Perkara lainnya, bosnya dulu sangat genit dan suka menggoda bukan hanya dirinya tapi semua rekan kerja yang belum menikah.

Kini di kantor barunya dia merasa nyaman baik dengan rekan kantornya yang selalu berisik namun saling peduli satu sama lain dan atasannya yang tidak pernah menuntut banyak hal dari karyawan namun tetap tegas.

Bri memutuskan untuk pulang lebih awal, dia sudah meminta izin pada atasannya bahwa hari ini dia ada urusan penting. Di luar kantornya tantenya menunggu di dalam mobil. Tampak beberapa kotak kardus berukuran sedang yang tertata rapi di bagasi belakang.

"Ada beberapa masalah di rumah itu, tapi sudah diperbaiki. Nanti kalau ada sesuatu yang tante lewatkan segera beritahu ya," ucap tantenya sambil fokus pada jalanan yang ada di depannya. Bri yang duduk di samping mengangguk antusias merasa telah sangat merepotkan sang tante.

"Bri tidak mungkin untuk merepotkan tante lagi, akan Bri tangani sendiri."

Tantenya menyahut tidak setuju dengan hal itu, "Bri. Pokoknya segera hubungi tante ya." Bri hanya bisa tersenyum sambil menarik napas tanda ia sangat cemas dan tidak sabar untuk sampai di tempat itu.

Tidak butuh waktu lama untuk sampai di tempat tujuan mereka, karena jarak dari kantor ke rumah baru Bri hanya sekitar 15 menit.

Mobil itu berhenti tepat di sebuah rumah berwarna putih, tepat di bagian depan ada pintu berwarna merah yang di kelilingi dengan batu kapur berwarna putih kekuningan. Pagarnya sendiri berwarna cokelat tua terbuat dari kayu yang tingginya hanya sedada Bri.

Tidak ada hal yang banyak berubah dari rumah itu. Hanya catnya saja yang diganti. Bri mengedarkan pandangan ke sekeliling komplek dan matanya terpaku pada rumah di sampingnya, dulu dia kenal betul dengan pemilik rumah itu tapi dia ragu orang yang tinggal di sana masih keluarga yang sama.

Dea membuka pagar itu dan masuk ke dalam pekarangan di susul Bri yang masih menatap bagian luar dari rumah itu.

Bri perlahan masuk ke dalam dan seketika seluruh bayangan masa kecilnya seperti film berputar memenuhi isi kepalanya.

"Bri. Ayo masuk, jangan lupa tutup pintunya ya," ucap Dea yang memperhatikan keponakannya itu, ia tau apa yang sedang dipikirkannya.

Bri bergegas masuk dan meletakkan kardus dan melihat-lihat ke dalam rumah. Bri masih ingat betul setiap sudut di rumah itu. Mereka pindah ke rumah itu sewaktu Bri berumur 11 tahun, ayahnya kebetulan dapat pekerjaan baru. Sebelumnya mereka tinggal di Jogja karena ibunya berasal dari kota itu.

Ayahnya membeli rumah itu dengan harga yang terbilang cukup murah, karena dulunya milik saudara jauh sang ayah. Dia ingat kamar bawah adalah tempat di mana orang tuanya biasa tidur, ketika saat hujan deras disertai petir yang menggelegar dia akan turun ke bawah masuk ke kamar orangtuanya mencari perlindungan.

Di atas sana adalah kamarnya yang dulu selalu dipenuhi dengan berbagai macam mainan dan dia juga ingat punya piano kecil.

Dea memeluk pundak Bri pelan, "Bagaimana? Rumahnya masih sama seperti yang dulu." Bri menatap tantenya dengan mata berkaca-kaca.

"Iya tante, bahkan Bri merasa kalau mereka masih ada di sini," ucapnya sambil menahan air matanya sekuat mungkin.

"Sayang kemarilah, kenangan itu akan selalu hidup di hatimu." Mereka berpelukan dengan erat.

"Bri rasa memang tepat pindah ke sini. Rasanya seperti kembali kecil, antusias dan penasaran."

"Apa kau akan baik-baik saja di sini? Sudah 10 tahun kau bersama tante. Tante rasanya tidak rela melihatmu pergi." Dea sedih harus melepas keponakan tersayangnya itu.

"Tante. Bri bukan anak kecil lagi, tiap akhir bulan Bri akan pulang ke sana."

"Janji ya, kalau tidak tante akan marah padamu."

"Tentu saja. Terima kasih sudah membantu Bri mengurusi semua ini ya tante. Dan terima kasih sudah menjaga Bri selama 10 tahun ini." Bri memandangi tantenya dengan tulus dan benar-benar bersyukur karena sudah menerima dan menjaga dirinya.

"Bicara apa kau ini! Kau itu putri tante, sudah sepantasnya tante menjagamu."

Tante Dea membantu mengangkatkan beberapa kardus dari mobil ke dalam dan setelah itu pamit untuk pulang karena ada janji dengan seseorang.

Sebelum pergi Dea memandangi keponakannya itu untuk terakhir dan memeluknya erat. Bri berdiri di depan pagar memandangi kepergian tantenya, rasa sepi mulai melanda dirinya. Ia berbalik memandang rumah itu dan tersenyum berkhayal ada ibunya berdiri di ambang pintu sambil berkata selamat datang kembali di rumah Bri.

 

1
Siska Amelia
okayy
lilacz
dari segi alur dan penulisan membuat aku tertarik
lilacz
jgnn lama-lama update part selanjutnya ya thor
Karangkuna: terima kasih untuk dukungannya :)
total 1 replies
ulfa
wah genre favorit aku, dan ceritanya tentang enemy to lovers. ditunggu next part ya kak. semangat /Smile/
Karangkuna: happy reading, terima kasih sudah mampir :)
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!