Ghea yang sudah menikah selama tiga tahun dengan suaminya, dia tidak pernah mendapatkan sentuhan lembut dari suaminya karena sang suami sibuk dengan kekasihnya, hingga akhirnya dia harus terlibat dengan seorang playboy yang tak lain adalah adik iparnya sendiri.
Gairah keplayboyan Gibran seketika menghilang setelah bertemu Ghea, membuat dia ingin menjadikan Ghea sebagai miliknya.
Padahal sebelum menikah dengan Romi, Ghea lebih dulu dijodohkan dengan Gibran. Tapi Gibran menolak perjodohan itu tanpa ingin tau dulu siapa yang dijodohkan dengannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tak Ada Kabar
[Bram, kamu sedang apa?]
[Kenapa tidak membalas pesanku? Apa karena aku menanyakan keseriusan kamu itu!]
Bram melihat beberapa pesan dari Arumi yang belum dibaca. Dia jadi merasa bersalah karena telah menghindarinya. Sejujurnya dia bingung dengan Keadaannya. Dia dari dulu sangat mencintai Kia. Tapi mungkin di sela-sela hubungan yang jarak jauh itu membuat dia kurang perhatian dan dia jatuh cinta pada Arumi saat itu.
Hari ini aku akan melamar Kia, tapi bagaimana aku menghadapi Arumi nanti. Belum lagi Reno pasti akan habis-habisan menghajarku. bisik batin Bram.
Ceklek!
Kia masuk ke dalam mobil milik Bram, "Lho kasih disini sih sayang, orang tua kita sudah pada nunggu lho?"
Bram langsung memeluk Kia dengan erat, "Maafkan aku, sayang."
Kia tidak mengerti mengapa tiba-tiba Bram meminta maaf padanya, "Meminta maaf kenapa?"
"Aku hanya merasa aku bukan orang yang baik buat kamu,"
Kia melepaskan pelukan dan memegangkan wajah Bram, "Jangan bicara seperti itu, aku bahagia sekali memiliki calon suami sepertimu. Lebih baik sekarang kita masuk ke dalam yuk!"
Bram pun mengangguk, dia segera keluar dari mobil bersama Kia dan masuk ke dalam Villa untuk menemui kedua keluarganya.
****************
Ghea sedang sibuk memanggang daging ayam di depan Villa bersama Arumi, karyawan wanita yang lain sibuk memasak di dapur. Sementara para karyawan cowok sibuk memainkan Gitar di depan tenda.
Reno sedang berjalan membawa minuman untuk Ghea dan Arumi.
Arumi sebentar-sebentar mengecek ponselnya, ternyata pesannya gak di balas juga oleh Bram.
[Kenapa tidak membalas pesanku? Apa karena aku menanyakan keseriusan kamu itu!]
Padahal centang dua, artinya whatsappnya aktif tapi Bram belum membacanya juga.
Andai Arumi tau malam ini Bram sedang makan malam bersama keluarganya dan keluraga Kia, membicarakan soal pernikahanya .
"Karena Kia sudah pulang dari Singapura, jadi kami rasa ini waktunya kami ingin melamar puteri kesayangan dari Pak Herman dan Bu Fara ini, Adzkia." kata Ayahnya Bram.
Bu Fara dan Pak Herman tentu saja senang menanggapinya dengan senang hati, "Tentu saja kami menyetujuinya, kami sangat mengharapkan nak Bram jadi menantu kami," jawab Pak Herman dengan sumringah. Dia sudah merelakan anaknya di lamar oleh Bram.
Kia sumringah hatinya terasa ditaburi bunga-bunga karena akhirnya dia akan menikah juga dengan pria yang sangat dicintainya.
Bram juga sebenarnya sangat bahagia, tapi hatinya sangat dilema saat ini karena kesalahannya sendiri.
Aku memang salah, aku harus siap menghadapinya jika nanti Arumi dan Reno marah padaku, bisik batin Bram.
Arumi jadi tidak konsen memanggang ayam itu.
"Kenapa, Mi? " Ghea memperhatikan wajahnya Arumi yang kusut itu .
"Sikap Bram sekarang berubah, dia mulai gak perhatian sama aku, Ghe. Aku rasa dia lagi jaga jarak sama aku."
"Mungkin cuma perasaan kamu aja kali. Siapa tau dia lagi sibuk!"
"Hmm iya mungkin juga, cuma gak biasanya dia secuek itu sama aku."
Ghea menepuk-nepuk pundak Arumi untuk menenagkannya. Sebenarnya hatinya juga sedang tak tenang karena ciuman pertamanya bersama Gibran itu masih terbayang-bayang di pikirannya padahal dia sudah mencoba untuk melupakan ciuman terlarang itu.
Reno yang dari tadi mendengarkan ucapan mereka segera menyambar, "Si Bram kenapa, Mi?"
"O-oh nggak ko, mungkin dia lagi sibuk jadi jarang menghubungi aku." Arumi memang tidak ingin Reno dan Bram bertengkar gara-gara dia.
"Oh aku kira dia nyakitin kamu. Kalau dia nyakitin kamu, aku hajar tuh anak!'
" Lah jangan gitu kali!" Tentunya Arumi tidak rela jika wajah tampan Bram dibuat membiru oleh bogem sahabatnya itu.
Ghea merasa saat ini menjadi nyamuk di antara mereka, dia memilih pergi, membiarkan dua orang yang sudah lama bersahabatan itu sedang berdebat.
Dia memilih pergi ke dapur untuk membantu Monika, Sella, dan Mirna yang sedang memasak disana, letak dapur itu lumayan jauh dari halaman depan, karena letaknya berada di ujung belakang Villa.
"Wah!"
"Wah!"
"Waahhh!"
Sangat terdengar ramai di dapur itu, Ghea jadi penasaran kenapa suasana di dapur itu begitu ramai, dia terperangah saat melihat sang playboy rupanya sedang ikut memasak disana, dan ketiga karyawan wanita itu begitu takjub dengan cara Gibran memasak bak seorang koki handal.
...****************...
...Jangan lupa like, komen, vote dan beri hadiah yah kawan 🙏 😁...
...Dan terimakasih banyak buat yang sudah memberi itu semua, semakin membuat saya semangat!...
...Mohon maaf belum bisa balas komen satu persatu, tapi saya selalu baca komen dari kalinya....
...Jangan lupa simak terus ke bab-bab berikutnya!...