Mafia'S Unexpected Love

Penerbangan dari Singapura menuju ke Jepang membutuhkan waktu lebih dari enam jam. Dan selama itu Audrey hanya berada di dalam kamar dan berdiam diri. Dia tak bisa tidur begitu saja. Penerbangan ini adalah pengalaman pertamanya dan dia langsung diminta tidur di kamar. Belum kalau tiba - tiba terjadi turbulensi, maka Audrey hanya akan memeluk lututnya dan ketakutan.

Entah sudah berapa lama penerbangan yang begitu menyiksa ini terjadi. Rasanya Audrey mau pingsan karena menahan semuanya. Sampai seseorang mengetuk pintu kamarnya dan pintu kamar itu terbuka. Menampilkan seorang pramugari yang menatapnya.

"Nyonya, kita akan segera mendarat. Anda harus kembali ke tempat duduk" ucap pramugari itu

Audrey mengangguk pelan, "Baiklah" jawabnya

Audrey menurunkan kakinya dan melangkah menghampiri sang pramugari. Dia memaksa kakinya melangkah meskipun sedikit bergetar.

Sang pramugari membimbingnya menuju ke tempat duduknya di tempatnya semula. Dan pramugari juga membantunya memasangkan sabuk pengaman. Tapi Audrey tidak melihat suaminya. Pria itu seharusnya duduk di sampingnya. Tapi dimana sekarang?

"Maaf, dimana Xander?" Tanyanya

Pramugari itu tersenyum, "Oh, tuan sedang berada di mini bar. Sebentar lagi akan kembali" ucap sang pramugari

"Terima kasih" jawab Audrey

Audrey memejamkan matanya sambil menunggu Xander yang katanya akan kembali. Tak lama dia merasakan seseorang duduk di sampingnya. Dan Audrey langsung membuka matanya, dia melihat Xander yang diam di tempatnya. Audrey kembali memejamkan matanya. Apalagi saat pesawat mulai turun, Audrey meremas tangannya sendiri dan memejamkan matanya erat.

Akhirnya pesawat itu mendarat di bandara Osaka. Audrey baru membuka matanya setelah merasakan pesawat itu berhenti bergerak. Dia melihat ke samping dan Xander juga tengah menatapnya.

"Kita sudah sampai?" tanya Audrey

Xander mengangguk, "Ya"

Seorang pramugari mendekati Audrey dan memberikan sebuah mantel kepadanya, "Silahkan nyonya. Diluar udaranya cukup dingin" ucapnya

Audrey menerima mantel yang diberikan dan memakainya lalu bangkit berdiri. Dia berjalan setelah Xander melangkah di depannya. Audrey berjalan mengikuti Xander dan berhenti ketika suaminya berhenti di depan pintu pesawat. Audrey mendongak melihat Xander yang menatapnya.

"Apa?" tanya Audrey

Xander menghembuskan nafasnya, "Berjalan di sampingku Au! Kau itu nyonya Xander dan bukan asistenku!" ucap Xander

Audrey mengangguk menurut dan keduanya berjalan bersisian turun dari pesawat. Xander memang sengaja melakukan ini. Tujuannya adalah untuk menunjukkan pada anak buahnya siapa isterinya. Xander memang memiliki anak buahnya sendiri di luar Scorpion King. Tak banyak memang, jumlahnya hanya sekitar dua puluh lima orang saja. Tapi meskipun begitu semuanya sangat loyal pada Xander dan kemampuan mereka jauh di atas rata -rata.

Xander dan Audrey sudah di jemput di bandara.

Mereka berdua masuk ke dalam mobil yang sama untuk menuju ke hotel tempat mereka akan menginap selama disini.

"Matikan ponselmu selama kita di Jepang!"

ucap Xander

Audrey langsung menoleh menatap suaminya, Kenapa?" tanyanya

Xander menghembuskan nafasnya, "Jika kau menyalakan ponselmu, mommy dan Ellea akan berusaha menghubungimu dan menanyakan tentang bulan madu kita!" ucap Xander

Audrey langsung mengangguk paham, bibirnya membentuk huruf O saat menyadari kebenaran ucapan suaminya. Mereka tidak melakukan apapun jadi daripada Audrey bingung menjelaskannya memang lebih baik tidak menyalakan ponselnya.

Toh tidak ada yang bisa dia hubungi.

"Apakah selama disini kita akan tetap berada di dalam kamar hotel?" tanya Audrey

Xander menaikkan alisnya, "Tidak! Aku ada

pekerjaan disini! Kau bebas melakukan apapun. Kau membawa black card yang kuberikan kemarin kan?"

Audrey mengangguk, "Ya, aku membawanya"

Xander mengangguk, "Gunakan itu untuk berbelanja sesukamu! Jangan pikirkan jumlah dan banyaknya!"

Audrey diam mendengar ucapan suaminya. Xander menaikkan alisnya, "Ada apa? Katakan saja!"

Audrey menghembuskan nafasnya panjang, "

Apakah aku akan tinggal sendirian d hotel?"

tanyanya

Xander ganti terdiam mendengar pertanyaan Audrey yang disampaikan dengan begitu memelas.

Xander menghembuskan nafasnya sebelum memberikan jawabannya, "Aku akan usahakan kembali. Tapi aku tidak janji akan kembali setiap hari. Kau boleh bersenang - senang Au! Aku akan menempatkan supir dan pengawal untuk menemanimu. Jadi jangan khawatir" ucap Xander

Audrey menggigit bibirnya, "Aku tidak akan hilang disini? Kau tidak akan meninggalkanku di negara ini sendirian kan Xander?" tanyanya lirih

Xander mendengus mendengar pertanyaan isterinya, "Kau meremehkanku! Aku tidak serendah itu Au! Lagiipula kau memiliki kartu hitamku! Kau bisa membeli tiket pesawat dengan itu juga! Dan tentang hilang, jangan khawatir, aku pasti akan menemukanmu bila kau sampai tersesat !" ucap Xander, yang meskipun diucapkan dengan nada datar dan tanpa ekspresi, tapi Audrey merasakan perasaanya menghangat. Dia mengulas senyumnya dan mengangguk.

"Baiklah kalau begitu. Kamu berhati - hatilah!" ucap Audrey tulus

Xander hanya mengangguk dan tidak menjawab apapun.

*

*

*

Audrey masuk ke dalam kamar hotel suit presidential. Kamar itu sangat mewah dengan desain di dalamnya adalah khusus untuk pasangan bulan madu. Karena mereka memang datang dalam rangka berbulan madu. Tapi kenyataannya Audrey masuk ke kamar itu seorang diri karena Xander memang hanya menurunkannya dan langsung meninggalkan hotel itu.

Audrey masuk di dampingi oleh satu orang ajudan wanita yang turut masuk ke dalam kama itu.

Juga satu orang pria yang nantinya akan menjadi supir yang akan mengantarkan Audrey kemana pun. Xander memang benar - benar ingin isteri kecilnya itu bebas menikmati liburannya di Jepang. Itu sebabnya Xander memberikan satu-satunya anggotanya yang perempuan dan usianya memang baru seusia Ellea, sehingga selisihnya tidak terlalu jauh dengan Audrey.

"Silahkan nyonya" ucap wanita itu

"Siapa namamu?" tanya Audrey

"Nadia nyonya." jawab Nadia

Audrey mengangguk pelan, "Apakah kamu akan menemaniku tidur di kamar sebesar ini?" tanya Audrey yang mulai duduk membongkar kopernya sendiri

Nadia mengambil alih koper sang nyonya dan membantunya membongkarnya, "Maaf nyonya, tuan melarang saya tidur di sini. Tapi tenang saja, saya tidur tepat di samping kamar anda" ucap Nadia

Audrey mengerucutkan bibirnya mendengar itu, "Aku akan tidur sendirian di kamar sebesar ini!" ucap Audrey

Nadia tersenyum, "Saya akan coba bertanya lagi pada tuan, nyonya. Jika anda ingin saya menemani anda"

Audrey menggeleng pelan, "Tidak perlu Nadia.

Aku akan menurut saja. Kau bisa kembali ke kamarmu. Aku akan istirahat" ucapnya

Nadia pamit undur diri dari kamar itu dan meninggalkan Audrey yang memilih masuk ke kamar mandi dan membersihkan diri. Baru setelah itu dia naik ke tempat tidur dan menendang semua bunga mawar yang bertebaran di ranjangnya itu. Lalu memejamkan matanya. Kepalanya pusing karena kurang beristirahat.