NovelToon NovelToon
Strange Rebirth

Strange Rebirth

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Sistem / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Teen School/College / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Lemonia

Reyna dikirim ke masa lalu setelah berhasil menjebloskan suaminya kedalam penjara.

"Kenapa baru sekarang? Kenapa aku kembali saat aku sudah terbebas dari baj*ngan itu?"

.

"<Bos! kamu membuat mereka lebih dekat! Lakukan sesuatu bos!>"

"Biarkan saja dulu. Sistem, dimana tokoh antagonis sekarang?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lemonia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24: Dugaan sementara

Reyna mengerjapkan matanya ketika mendapati dirinya berada di kamarnya. Matanya menyapu ruangan, memastikan setiap detail di sekitarnya: dinding yang familiar, meja kecil di sudut, dan lemari yang tertata rapi.

Sekali lagi, dia mengamati sekeliling, merasakan kepastian bahwa dia benar-benar telah kembali ke masa depan.

Atau, dia tidak pernah kembali ke masa lalu.

Reyna tertawa kecil, Ia tertawa karena memimpikan dirinya kembali ke masa lalu, ke masa-masa sekolah menengah. Mungkin dia terlalu merindukan Radit yang dulu, Radit versi remaja yang polos, sehingga sosok itu muncul dalam mimpinya.

Kemudian terdengar suara derit yang samar, mengagetkan nya. "Hanya perasaanku," bisik Reyna pada dirinya sendiri, menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan detak jantungnya yang mulai berpacu.

Dia tiba-tiba merasa familiar, terasa sedikit berbeda dengan de javu. Tampak sangat nyata tapi tidak ingat jelas kapan waktunya. Namun, tak peduli seberapa keras dia mencoba mengingat, waktunya tetap kabur. Dia tahu pernah merasakan suasana ini, tetapi kapan tepatnya, dia tidak bisa mengingatnya.

Setelah beberapa menit berlalu dalam keheningan, Reyna mulai merasa lebih tenang. Dia berbaring kembali, menarik selimut hingga ke dagunya.

Dia mencoba meyakinkan dirinya bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Dengan perlahan, matanya mulai terpejam kembali, dan Reyna memaksa dirinya untuk merelaksasi tubuhnya. Dia berusaha fokus pada napasnya, menghirup dan menghembuskan udara dengan tenang.

Malam kembali hening, hanya diisi oleh suara napas Reyna yang perlahan-lahan kembali normal. Namun tiba-tiba, instingnya mengatakan ada seseorang di dekatnya. Wanita itu sontak membuka matanya lagi dan menoleh ke samping.

"Ra-radit?!" Reyna tidak sempat menghindar ketika sepasang tangan melingkari lehernya. Mencengkram erat seolah berniat mematahkan. Dia berusaha melepaskan diri dengan cara memukul, mencakar, melakukan apapun yang dia bisa, namun tenaga seorang wanita masih kalah kuat dengan seorang pria.

Bulir air mulai jatuh dari sudut matanya.

"Tolonh... lepass.. kan!" Reyna memohon dengan terbata. Napasnya mulai memberat, lehernya sangat sakit dan ia yakin pasti akan meninggalkan bekas disana.

"Jangan berpikir kamu bisa lepas dariku, Rey... Kamu milikku!" Mata Radit membara dengan kilatan obsesi, bibirnya menyunggingkan senyum tipis yang tidak menyenangkan. "Akan kuputar kembali waktu, ke saat kita bersama," lanjutnya, suaranya terdengar lembut namun beracun, penuh tekad yang menyeramkan. Tatapannya begitu intens, seakan dia telah mengunci Reyna di dalam genggamannya, tak memberinya ruang untuk lari.

"Aku akan pastikan, kali ini tidak ada yang memisahkan kita." Setiap kata yang terucap bagai janji mengerikan. Dia sedikit memiringkan kepala, pandangannya tak lepas dari Reyna, seolah menikmati setiap detik ketakutannya. "Tunggu aku, Rey, kita akan bersama sebentar lagi," ujarnya dengan nada rendah, penuh keyakinan, seperti predator yang sedang menanti mangsanya tak lagi bisa kabur.

Reyna terbangun dengan teriakan tertahan, jantungnya berdebar keras. Tangannya yang gemetar mencoba menyangga tubuhnya saat dia duduk tergesa-gesa, namun kepalanya terasa berat, membuat tubuhnya limbung dan kembali jatuh di atas kasur. Dia berusaha mengendalikan napasnya yang tidak beraturan.

Dia menggigit bibir, menahan rasa takut yang masih mencengkeram. Setelah beberapa detik berjuang, Reyna menyubit lengannya, memastikan dirinya sudah benar-benar sadar. Rasa sakit kecil itu menenangkan sedikit kekacauan yang ada dalam pikirannya.

Dia bermimpi tentang saat dirinya dibunuh di kehidupan yang lalu.

Namun, mimpi itu juga membangkitkan ingatan akan detik-detik terakhirnya. Ucapan Radit terdengar begitu jelas, bergema di dalam kepalanya.

"Apa maksudnya?" tanyanya pelan, kebingungan menyelimuti pikirannya. Perkataan Radit mengandung obsesi yang mengerikan. Kata-katanya yang seolah bisa memanipulasi waktu, terdengar seperti omong kosong yang kejam.

"Jangan berpikir kamu bisa lepas dariku, Rey... Kamu milikku! Akan ku putar kembali waktu, dimana kita bersama, akan aku pastikan tidak ada yang memisahkan kita. Tunggu aku Rey, kita akan bersama sebentar lagi."

Seketika, sebuah pikiran menyeruak ke dalam benaknya. "Tunggu... jangan-jangan dia yang memutar waktu?!" Degup jantungnya semakin cepat, berdetak keras dalam dadanya seperti alat musik yang tidak teratur, sementara perasaan takut merayapi tubuhnya, menimbulkan keringat dingin di dahi. Tubuhnya menggigil, "jika benar, maka Radit sungguh seorang iblis!"

Mengingat bagaimana pria itu memperlakukannya bertahun-tahun, menghabisi keluarganya, mengisolasinya dari dunia luar, ketika Reyna sudah bisa menghirup udara segar, dia menarik Reyna kembali ke masa lalu untuk mengulang itu semua? Tidak sudi!

Namun, keraguan segera menghampirinya. "Tapi... Radit yang saat ini, bukan Radit yang aku kenal." Reyna meremas selimutnya, menggigit bibirnya, mencoba mengesampingkan perasaannya dan berpikir lebih baik lagi.

"Pantas saja, dia berubah dan sangat berbeda, bahkan untuk selera makannya. Lalu siapa dia? Siapa yang pura-pura menjadi Radit? Apa tujuannya?" Pertanyaan-pertanyaan itu berputar-putar di benaknya, menciptakan kerumunan kecemasan yang membuatnya sulit bernapas. Takut jika dia berhadapan dengan orang tidak waras lainnya.

Reyna mendengung. "Seperti aku yang kembali ke masa lalu, apakah dia juga mengalami hal yang serupa? Misalnya jatuh koma dan arwahnya mengisi raga Radit?" dia mengangguk mantap, hipotesa itu cukup meyakinkan baginya.

Jangan salahkan Reyna yang terlalu banyak menonton sinetron, karena keadaannya juga tidak berbeda. Siapa yang mengira skenario perjalanan waktu di film itu nyata?

Dengan gerakan halus, Reyna bangkit dari tempat tidur, duduk di meja riasnya, menatap bayangannya di cermin. Rambutnya yang acak-acakan jatuh menutupi wajah, tetapi dia berusaha mengabaikannya, fokus pada buku catatan yang mengacu para rencananya diawal dia bangun untuk kehidupan kedua.

Rencana untuk hidup dengan tenang:

1. Pindah sekolah (gagal)

2.

"Aku harus berbicara dengannya," pikirnya. Menuliskan sesuatu pada buku tersebut sebagai rencana tambahan.

Rencana untuk hidup dengan tenang:

1. Pindah sekolah (gagal)

2. Mencari tau tentang Radit palsu

"Tapi sebelumnya, aku harus mencari bukti agar dia tidak berkelit."

...****************...

1
aca
masih teka teki
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!