NovelToon NovelToon
Private Tutor

Private Tutor

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintamanis / Teen School/College / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:2.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: Yutantia 10

Untuk mengisi waktu senggang diawal kuliah, Om Raka menawari Alfath untuk menjadi tutor anak salah satu temannya. Tanpa fikir panjang, Alfath langsung mengiyakan. Dia fikir anak yang akan dia ajar adalah anak kecil, tapi dugaannya salah. Yang menjadi muridnya, adalah siswi kelas 3 SMA.

Namanya Kimmy, gadis kelas 3 SMA yang lumayan badung. Selain malas belajar, dia juga bar-bar. Sudah berkali-kali ganti guru les karena tak kuat dengannya. Apakah hal yang sama juga akan terjadi pada Alfath?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8

"Astaghfirullah hal adzim," pekik Mama Ratih saat membuka pintu kamar Kimmy. Dini hari, dia dan suami baru sampai di rumah, pas lagi capek-capeknya, malah lihat pemandangan seperti ini. Anak gadisnya tidur seranjang dengan cowok yang diamanahi untuk menjaganya dengan posisi pelukan.

Alih-alih terbangun karena suara Mamanya, Kimmy malah hanya menggeliat sebentar lalu kembali memeluk Alfath lagi, seperti sangat menikmati tidurnya.

Dengan hati remuk, Mama Ratih berjalan cepat menghampiri mereka.

"Bangun, bangun!" teriaknya sambil memukuli keduanya dengan guling.

Alfath yang kesadarannya belum pulih benar akibat obat tidur, berusaha menepis hantaman guling Mama Ratih. Dia masih belum ngeh apa yang sebenarnya terjadi. Beda dengan Kimmy, gadis itu syok melihat Mamanya ada di dalam kamar, dan lebih syok saat sadar posisinya sedang seranjang dengan Alfath.

"Ada apa sih, Ma, ribut-ribut?" tanya Pak Bram yang baru datang. Sama seperti istrinya, pria itu juga terkejut melihat Alfath berada di ranjang Kimmy. Meski keduanya masih berpakaian lengkap, tapi fikiran semua orang akan langsung mengarah ke hal negatif jika ada laki-laki dan perempuan tidur seranjang.

"Kurang ajar kamu," Mama Ratih menarik kaos Alfath hingga cowok itu terduduk.

Plakkk.

Sebuah tamparan dia hadiahnya untuk cowok itu.

Saat itu juga, kesadaran Alfath kembali. Dia mengedarkan pandangan, dan yakin jika ini bukan kamarnya. Betapa terkejutnya dia saat sadar, posisinya ada diatas ranjang bersama Kimmy. Sepertinya, dia berada dalam masalah besar.

"Kamu apain anak saya?" bentak Mama Ratih.

"Sa-saya gak ngapa-ngapain, Tante."

Pak Bram mendekat, dia masih bisa mengendalikan diri, tak seperti istrinya.

"Katakan Al, kenapa kamu bisa ada disini?" tanya pria itu.

"Sa-saya gak tahu, Om." Alfath berusaha mengingat-ingat kejadian terakhir, tapi yang bisa dia ingat, hanya sampai Kimmy membawanya ke kamar tamu. Iya, kamar tamu, bukan kamar gadis itu.

"Kimmy, jelaskan apa yang terjadi?" Pak Bram menatap Kimmy penuh intimidasi.

"Gak ter_"

"Astaghfirullah," ucapan Bu Ratih membuat kalimat Kimmy terputus. "Apa ini, Kim?" Dia mendekatkan wajah kearah leher putrinya, memperhatikan bercak merah yang ada disana.

"Bu-bukan apa-apa, Mah," Kimmy menutupi lehernya dengan telapak tangan. Sepertinya di club semalam Farel meninggalkan kissmark di lehernya.

"Bu-bukan saya," Alfath menggeleng cepat saat Tante Ratih menatapnya tajam. Tatapan kentara sekali seperti tuduhan. Dia yakin semalam hanya tidur, tak melakukan apa-apa.

"Bukti sudah jelas, kamu masih mau berkelit, Hah!" bentak Mama Ratih. "Saya kecewa sama kamu, Al. Saya fikir kamu pria baik-baik, makanya kami percayakan Kimmy sama kamu. Ternyata kamu pagar makan tanaman."

"Saya berani bersumpah, Tante, kami gak ngapa-ngapain."

"Iya, Mah, Pah, kita gak ngapa-ngapain," Kimmy ikut menjelaskan.

"Jika tidak ngapa-ngapain, kenapa kalian tidur seranjang sambil pelukan?"

Mata Alfath membulat sempurna, pelukan? Perasaan dia gak meluk. Jangan-jangan....Dia menatap Kimmy, tapi gadis itu buru-buru menunduk, seperti menolak kontak mata.

"Dan tanda merah di leher kamu, gak mungkin tiba-tiba ada jika kalian gak ngapa-ngapain," lanjut Mama Ratih.

"Sekali lagi, itu bukan saya yang buat," Alfath kembali menyangkal.

"Lalu siapa kalau bukan kamu?" tanya Pak Bram.

Alfath tak bisa menjawab karena dia juga tidak tahu. Seingatnya semalam dia ngantuk berat, lalu Kimmy mengantarkan dia ke kamar, setelah itu tak ingat apa-apa.

"Jawab, Kim, siapa yang melakukannya?" bentak Pak Bram.

Tubuh Kimmy bergetar hebat, dia sangat ketakutan saat ini. Jika papanya tahu semalam dia ke club malam, habislah dirinya, sudah pasti akan langsung di kirim ke pesantren.

"Jawab!" Pak Bram kembali membentak.

"Al, Al Pah," jawab Kimmy cepat. "Ini Al yang bikin," takut kelakuannya dengan Farel ketahuan, dia mengkambing hitamkan Alfath. Lebih baik Alfath yang kena marah daripada dia ketahuan cipo kan dengan Farel. Bisa-bisa, detik ini juga, dia dikirim ke pesantren. Kalau Alfath jadi tersangka, dia tak akan terlalu kena marah, karena orang tuanya pasti merasa bersalah karena terlalu percaya pada cowok itu.

"Kim, kamu ngomong apa sih?" seru Alfath sambil menatap Kimmy. Dia tak menyangka jika gadis itu malah menjebaknya seperti ini.

"Maafin Kimmy, Pah, Mah, Kimmy khilaf. Tapi kita gak sampai ngelakuin itu kok, cuma sebatas_"

"Udah gak usah kamu jelasin," potong Pak Bram. "Om kecewa sama kamu, Al," dia menatap Alfath nyalang dengan kedua telapak tangan mengepal. "Om akan telepon Dokter Raka untuk membicarakan tentang ini." Dengan dada bergemuruh, Pak Bram meninggalkan kamar Kimmy. Mungkin memang salahnya, meminta laki-laki muda untuk menjaga Kimmy, padahal jelas-jelas, itu tidak boleh.

"Keluar kamu dari kamar anak saya," bentak Mama Ratih sambil menunjuk pintu keluar.

Alfath membuang nafas kasar lalu meraup wajah dengan kedua telapak tangan, sebelum pergi, dia menoleh ke arah Kimmy, tapi gadis itu memalingkan wajah.

"Tunggu di bawah, jangan pulang dulu, urusan kita belum selesai," pesan Mama Ratih sebelum Alfath keluar.

Dengan langkah lunglai, Alfath menuruni tangga, namun tiba-tiba, dia teringat teh semalam. Ya, dia yakin, ada sesuatu di dalam tersebut. Tak mungkin dia yang awalnya tak ngantuk sama sekali, bisa tiba-tiba ngantuk berat. Dia berlari menuju ruang keluarga, tapi sial, sisa teh semalam sudah tidak ada disana. Dan saat dia bertanya pada Bi Nana, ternyata sudah dicuci, musnah sudah harapan Alfath untuk menyelamatkan diri dari fitnah.

...----------------...

Beberapa jam kemudian, Om Raka dan Tante Kinan datang. Dua orang yang merupakan wali Alfath saat berada di Bandung tersebut, menatap keponakan mereka tak percaya. Selain tak percaya, ada juga sorot kekecewaan di mata keduanya, dan itu membuat Alfath merasa bersalah.

Om Raka benar-benar dibuat tak punya muka, selain teman yang lumayan dekat, Pak Bram adalah seniornya di rumah sakit.

"Silakan duduk," Pak Bram mempersilakan.

Om Raka dan Tante Kinan duduk di sebelah Alfath. Sebenarnya Alfath ingin bicara dulu pada mereka, tapi dia tak ada kesempatan. Sekarang, di ruangan itu selain mereka bertiga berempat, ada juga Kimmy dan Mama Ratih.

Om Raka berdiri, "Sebagai pengganti orang tua Alfath, saya dan istri meminta maaf sebesar-besarnya pada keluarga Dokter Bramantyo," dia menunduk sopan, lalu duduk kembali. Tadi di telepon, Pak Bram sudah menceritakan secara garis besar masalahnya pada pria itu.

Terdengar suara helaan nafas berat Pak Bram. Pria paruh baya itu menatap Alfath yang sejak tadi hanya menunduk. "Saya ingin, Alfath bertanggung jawab."

Jeder

Bagai tersambar petir, Alfath langsung mengangkat wajah menatap Pak Bram. Dia menggeleng cepat, untuk apa bertanggung jawab jika dia tak melakukan apa-apa.

"ALFATH," bentak Om Raka. Dia malu melihat keponakannya menolak tanggung jawab.

Reaksi Kimmy tak jauh beda dengan Alfath, dia juga tak menyangka kalau ujungnya akan seperti ini. Padahal dia fikir, Alfath hanya akan dipecat, bukan malah disuruh tanggung jawab.

"Tapi Al gak ngapa-ngapain, Om," Alfath membela diri.

Tante Kinan menghela nafas panjang sambil menggenggam tangan Alfath. "Jangan jadi pecundang, Al," ucapnya lembut tapi penuh penekanan.

Alfath berdecak pelan lalu melemparkan tatapan pada Kimmy. Rasanya, ingin sekali di mencabik-cabik mulut sialan gadis itu.

1
Pipit Aprilianti
Luar biasa
Sisca Audriantie
🌷🌷🌷
Bunda Aditatha
Luar biasa
Ima Kristina
Yach udah tamat aja sich Thor tapi q seneng akhirnya happy ending.... author kerennn
Ima Kristina
bahagia banget punya keluarga rukun kayak keluarga ayah Septian
Ima Kristina
Hana memang luar biasa kalau q di posisi dia palingan gak bakalan datang jenguk Kimmy paling telpon tanya kabar
Ima Kristina
muga baby twins baik' saja juga mamanya .....
Ima Kristina
muga lahirannya baby twins lancar juga ibunya....ikut deg deg ser bacanya
Ima Kristina
dasar pria katanya gak suka susu tapi disodori susu dari pabriknya langsung main sosor
Ima Kristina
memang dalam rumah tangga harus saling terbuka termasuk isi rekening....jadi aman terkendali
Ima Kristina
sabar ya ALFAT anggap saja belajar jadi ayah pasti makin repot nantinya
Ima Kristina
pasti ayah ALFAT nontonnya duriannya Atuk dalang /Facepalm//Facepalm/
Ima Kristina
muga bayinya sepasang ya Thorr
Ima Kristina
syukurlah akhirnya Kimmy Hamidun .....meski pake drama dulu /Facepalm//Facepalm/
Ima Kristina
waduh ALFAT marah nich
Ima Kristina
ALFAT bisa aja bikin mood booster Kimmy balik
Ima Kristina
Lula Lula selalu bikin masalah ... gemess
Ima Kristina
Lula Lula kalau ngomong masih aja ceplas ceplos apa adanya
Ima Kristina
namanya juga besti....sampai kapan pun Lula sama ALFAT ys gitu kalau bercanda
Ima Kristina
muga ALFAT dan Kimmy happy selalu ....hempaskan pelakor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!