Zafa tidak pernah menyangka, hidupnya yang mulai tertata harus direcoki oleh seorang gadis tengil yang tiba-tiba muncul dalam hidupnya.
"Jangan panggil aku, Star jika aku tidak bisa mendapatkannya."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emmarisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7. Star Menghilang
Hari berlalu dengan cepat. Tak terasa sudah seminggu berlalu. Namun, Zafa tidak pernah lagi bertemu dengan Star.
Meski selalu berpura-pura tak peduli, tapi sifat Zafa yang asli seolah selalu mengingatkan Zafa akan ketidakhadiran Star di kelasnya.
"Ku rasa mahasiswi di kelas ini ada yang tidak hadir selama seminggu penuh. Apa ada yang tahu?"
"Starlight, Pak. Sudah seminggu dia tidak ada kabar."
"Kalian tidak mencoba menghubungi atau mencarinya?" tanya Zafa.
"Dia sedang sakit, Pak. Beberapa hari yang lalu dia datang ke kampus dan mengajukan cuti," kata Rebecca.
Rebecca tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Star saat ini. Namun, dia ingin memberi waktu pada Star untuk menenangkan dirinya.
Zafa akhirnya menyelesaikan pekerjaan mengajarnya. Setelah ini dia akan mampir sebentar ke perusahaan. Asistennya sudah berpesan untuk dirinya segera datang ke perusahaan, karena pekerjaannya sudah banyak menumpuk. Belum lagi dengan berkas-berkas yang memerlukan tanda tangannya.
Zafa menaiki mobilnya. Dia berhenti di sebuah persimpangan. Namun, tak lama motor Star melewatinya. Zafa hapal dengan plat nomor motor Star.
Entah kenapa Zafa merasa begitu penasaran. Kemana arah tujuan Star saat ini? Tanpa sadar Zafa terus mengikuti motor Star.
Star berbelok ke sebuah lingkungan perumahan mewah. Star menghentikan motornya di tepi jalan dan mematikannya, dia turun lalu berjalan memasuki mansion besar itu. Zafa masih mengamati dari kejauhan. Star terlihat berbicara serius dengan seorang pria paruh baya.
Tiba-tiba Zafa melihat Star dipukul dengan keras oleh pria itu hingga tersungkur. Zafa hendak bergerak membuka pintu. Namun, dia urung karena Star membalas kelakuan pria itu dengan sadis.
Dua orang penjaga keamanan mendekati Star dan hendak menahan Star. Akan tetapi, Star dengan cepat bisa menumbangkan dua orang penjaga itu.
Star menyalakan motornya. Dia mengusap sudut bibirnya yang berdarah dan lalu memakai helmnya. Star pergi dari sana. Zafa terus mengikuti kemana Star pergi. Star ternyata mampir ke cafe miliknya.
Erick menyambut Star dengan wajah terkejut. "Oh my baby. Apa yang terjadi dengan wajahmu?" Erick menyentuh dagu Star dan menggerakkan kepala Star ke kanan dan ke kiri.
"Bukan apa-apa. Bisakah aku meminjam kotak obatmu?"
"Baiklah. Akan aku ambilkan."
"Ah, iya. Pesananku seperti biasanya."
Eric pergi dari hadapan Star. Star mengeluarkan sebungkus rokok dan kemudian Star mengambil satu lalu menyalakannya.
Star sudah sering ke cafe itu dalam seminggu terakhir. Dia jadi dekat dengan Eric karena. memang pembawaan Star yang supel dan mudah disenangi.
Star menghisap rokok itu dengan tatapan menerawang. Zafa masih terus mengamati hingga dia melupakan hal penting yang harus dia lakukan.
Eric terlihat menyerahkan kotak obat pada Star. Gadis itu tersenyum. Lalu Eric meninggalkannya sendirian. Star duduk di tempat dimana minggu lalu dirinya dan Zafa bertemu.
Ponsel Zafa bergetar dan saat melihat layarnya dia baru sadar jika dia ada janji. Zafa segera pergi ke perusahaan. Gara-gara Star dia jadi melupakan kepentingannya.
Sesampainya di perusahaan Zafa langsung di sibukkan dengan serangkaian kegiatan. Hingga tengah malam Zafa baru pulang dari perusahaan. Zafa menjalankan perusahaan milik Gerry yang ada di luar negeri. Sedangkan untuk yang di Indonesia semua sudah dihandel oleh Zayn dan Marvel suami Zayana.
Zafa sudah tiba di parkiran apartemennya. Dia tak langsung keluar karena membalas pesan dari ibunya.
Star memarkirkan motor kesayangannya di samping mobil Zafa. Dia tidak berpikir jika Zafa masih ada di dalam mobil. Star membuka helmnya dan menggerakkan kepalanya yang terasa berat.
Ponsel Star bergetar. Dia segera mengangkat panggilan dari pamannya. Star menyala speaker dan meletakkan ponselnya diatas tangki. Star mengambil rokok di saku jaketnya dan menyalakannya.
"STARLIGHT, APA YANG SUDAH KAU LAKUKAN PADA UNCLE DAMIAN?" Pekik Lionel.
Star justru terkekeh mendengar suara pamannya.
"Dia yang memulainya, Uncle."
"Kau yang mendatanginya, Star. Bagaimana jika nenek mendengar hal ini?"
"Uncle hanya perlu diam. Jangan katakan apa-apa pada nenek.
...****************...
Hayooo... ngaku gaess 😂😂