Strange Rebirth

Strange Rebirth

BAB 1: Kebebasan

Reyna duduk tegak di bangku penonton ruang sidang, hatinya berdegup kencang karena mencoba menahan gelombang emosi yang memenuhi pikirannya. Dia melirik sekilas ke arah Radit, suaminya yang duduk di meja terdakwa dengan wajah tanpa ekspresi. Bagaimana bisa orang yang pernah dia cintai begitu dalam bisa melakukan semua ini?

Bintang, pengacaranya, berdiri dengan percaya diri di depan pengadilan. Wajahnya yang serius mencerminkan tekadnya untuk memperjuangkan keadilan bagi kliennya. Dia melanjutkan dengan suara yang tegas, "Penghormatan yang Mulia, kasus ini tidak hanya tentang pelanggaran hukum yang serius, tetapi juga tentang pengkhianatan terhadap kepercayaan dan integritas keluarga. Radit telah menghancurkan hidup Reyna secara tidak manusiawi."

Bintang memandang Reyna sejenak, memberinya senyuman singkat yang penuh empati sebelum melanjutkan, "Terdakwa Radit tidak hanya mengisolasi Reyna dalam kondisi yang mengerikan, tetapi juga dengan dingin merencanakan dan melaksanakan pembunuhan orang tuanya. Dia menyembunyikan bukti-bukti kejahatannya dan berupaya menghindari hukuman dengan tindakan yang tidak bermoral."

Reyna menggenggam tangannya erat-erat, mencoba menahan gelombang emosi yang membanjiri dirinya. Dia telah menanti hari ini dengan penuh harap, berharap bahwa kebenaran akan terungkap di hadapan pengadilan.

Pengacara yang di sewa Radit, dengan nada suara yang tenang dan kontrol diri yang terjaga, mencoba membela kliennya dengan argumen-argumen hukum yang cermat. Dia mencoba menggugat validitas bukti-bukti yang diajukan oleh pihak penuntut, mempertanyakan kesaksian saksi dan konsistensi alibi Radit.

Hakim mendengarkan dengan penuh perhatian, mencatat setiap argumen yang disampaikan oleh kedua belah pihak. Suasana di ruang sidang semakin tegang seiring dengan berjalannya persidangan, dengan penonton yang menahan napas, menantikan putusan yang akan segera diambil.

Reyna, di tengah-tengah semua ini, merasa bahwa dia tidak hanya berjuang untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk keadilan bagi semua yang telah menjadi korban dari perbuatan keji Radit. Dia memandang Bintang dengan harapan yang tidak terucapkan, berdoa agar keadilan akan ditegakkan di akhir perjuangan panjang ini.

Setelah persidangan mencapai penutupan argumen dari kedua belah pihak, hakim mengambil waktu untuk mempertimbangkan dengan matang setiap aspek dari kasus yang kompleks ini. Dia menyadari bahwa keputusan yang akan diambilnya tidak hanya akan mempengaruhi kehidupan orang-orang yang terlibat, tetapi juga akan mencerminkan keadilan yang harus ditegakkan dalam sistem hukum.

"Setelah mempertimbangkan semua bukti yang diajukan dan argumen yang disampaikan, pengadilan memutuskan..." Ketegangan di ruang sidang mencapai puncaknya saat hakim akhirnya mengangkat suaranya.

"Hakim memutuskan bahwa kasus ini memerlukan pertimbangan yang serius dan menyeluruh," ujar beliau dengan suara yang tenang namun penuh otoritas, memecah keheningan tegang yang menyelimuti ruang sidang. Dia melanjutkan, "Berdasarkan bukti-bukti yang diajukan dan argumen yang disampaikan oleh kedua belah pihak, pengadilan akan memberikan keputusan yang adil dan seimbang."

Reyna menahan napas, detik-detik berikutnya terasa seperti abad bagi dirinya. Hatinya berdebar keras saat dia berharap dan berdoa bahwa keadilan akan ditegakkan dengan keras terhadap Radit, untuk segala penderitaan yang telah dia timbulkan.

Hakim menjelaskan dengan teliti pertimbangannya, mencatat poin-poin kunci dari kasus ini. Dia menyoroti kekejaman perbuatan Radit yang telah menghancurkan tidak hanya satu, tetapi beberapa kehidupan. "Naraditya Jaden," ujarnya dengan tegas, "Anda dinyatakan bersalah atas tuduhan yang dituduhkan terhadap Anda, termasuk pembunuhan dan penghindaran dari keadilan."

Dihadapankan keputusan ini, ekspresi di wajah Radit sama sekali tidak berubah. Namun pengacaranya menunjukkan ekspresi kekecewaan yang sedikit, tetapi menerima keputusan itu dengan sikap profesional. Sementara Reyna, di tempat duduknya, merasa lega.

"Hakim menghukum Anda dengan hukuman penjara seumur hidup tanpa kemungkinan pembebasan bersyarat," lanjut hakim dengan suara yang tegas, "demi keadilan bagi korban-korban dari tindakan keji yang telah Anda lakukan."

Reyna merasa seperti beban besar telah diangkat dari bahunya, meskipun luka yang telah ditinggalkan oleh peristiwa ini akan tetap ada. Dia merasa lega bahwa keadilan telah ditegakkan, meskipun pahitnya pengkhianatan dan kehilangan tidak akan pernah sepenuhnya sembuh.

Pengadilan berakhir dengan harapan bahwa keputusan ini akan memberikan sedikit kedamaian bagi mereka yang terkena dampaknya. Reyna memandang ke depan dengan tekad yang kuat, siap untuk membangun kembali hidupnya dan menghadapi masa depan yang baru setelah perjuangan yang panjang dan menyakitkan ini.

...****************...

"Bagaimana perasaanmu?" Bintang akhirnya bertanya setelah lama terdiam. Mereka sedang berjalan di taman yang tenang, di bawah langit senja yang memancarkan cahaya jingga lembut. Suara gemerisik dedaunan yang diterpa angin sepoi-sepoi menambah kedamaian suasana.

"Aku sangat lega. Seperti hidup kembali," jawab Reyna dengan senyum bahagia, matanya berbinar menatap ke depan

Mereka melangkah perlahan di atas jalan setapak yang dipenuhi daun-daun berguguran. Burung-burung berkicau riang di pepohonan sekitar mereka, seakan ikut merayakan kemenangan Reyna.

Bintang memperhatikan Reyna dengan penuh perhatian. "Aku bisa merasakannya. Kamu memang layak mendapatkan kedamaian ini setelah semua yang telah kamu lalui."

Reyna menarik napas dalam-dalam, merasakan udara segar memenuhi paru-parunya. "Ya, akhirnya semua usai. Tapi, rasanya masih sedikit aneh. Semua ini seperti mimpi buruk yang panjang, dan sekarang aku baru terbangun."

"Kamu telah melalui banyak hal, Reyna. Kamu sangat kuat. Sekarang saatnya untuk memulai babak baru dalam hidupmu." Bintang menatap Reyna dengan pandangan penuh penghargaan.

Reyna tersenyum lemah. Dia sangat bersyukur bertemu bintang ketika berhasil kabur waktu itu. "Terima kasih, Bintang. Tanpa bantuanmu, aku mungkin tidak akan mampu bertahan. Kamu bukan hanya pengacara yang hebat, tapi juga teman ku yang luar biasa."

Bintang menggelengkan kepala dengan rendah hati. "Aku hanya melakukan apa yang seharusnya aku lakukan. Kamu yang luar biasa kuat. Sekarang, fokuslah untuk menyembuhkan diri dan merencanakan masa depan yang lebih baik."

Reyna menatap jauh ke depan, merasakan angin sepoi-sepoi yang menyapu wajahnya. "Aku akan berusaha. Ini semua masih terasa baru bagiku. Tapi aku tahu, aku bisa melewati ini."

Bintang menepuk bahu Reyna dengan lembut. "Dan ingat, aku selalu ada di sini untukmu. Jangan ragu untuk menghubungi jika kamu butuh sesuatu, apa pun itu."

Reyna tersenyum lebih cerah kali ini. "Aku tahu. Terima kasih sekali lagi, Bintang. Ayo kita rayakan ini dengan makan malam. Aku ingin merayakan kemenangan ini dengan orang yang sangat berjasa bagiku."

Bintang tertawa kecil. "Itu ide yang bagus. Mari kita pergi. Malam ini kita rayakan dan lupakan semua beban yang telah kita lalui."

Reyna sangat senang sampai lupa bahwa setelah kebahagiaan akan ada duka.

...****************...

"Siapa kamu!"

"Ra-radit?!" Reyna tidak sempat menghindar ketika sepasang tangan melingkari lehernya. Mencengkram erat seolah berniat mematahkan.

"Lepass.. kan!" Napas Reyna memberat, lehernya sakit pasti akan meninggalkan bekas disana, Reyna melihat bibir Radit seperti mengatakan sesuatu, namun dia tidak mengerti. Reyna serasa berada di dalam air yang tidak bisa mendengar apapun.

Pandangannya mulai memburam, dia tidak bisa bernapas sepenuhnya, rasanya sesak. Reyna sangat tersiksa sampai kegelapan menyelimutinya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!