Banyak cerita yang terjadi di saat Elvin Zayyan Pradipta masih duduk di bangku SMA. Beberapa kali ia di tangkap oleh polisi, tapi tak mampu menahannya di dalam walaupun ia terlibat dengan kasus yang besar.
Ia juga terlibat dengan sebuah organisasi saat berada di negara K tempat sang granma. Kedua orang tuanya pun tidak mengetahui hal itu, tapi granma tahu tentangnya.
Sampai suatu ketika ia di paksa oleh orang tuanya untuk menikah, yang di mana dirinya belum terpikirkan untuk melakukannya.
Apakah Elvin akan menuruti atau bahkan memberontak?
Dan siapakah wanita yang akan di jodohkan dengannya?
BACA CERITANYA SEKARANG!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yaya haswa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 34
"Ibu Dela apa-apaan sih, kenapa gue di hukum juga" gerutu Fara seraya menyapu lapangan bola. Ia menyapu dengan kasar.
"Mau di bantu neng?" Felix lewat dengan sengaja menggoda Fara.
"Enggak mang Toyib, makasih" balas Fara dengan raut wajahnya yang sangat tidak ramah.
"Yaudah atuh neng, semangat ya neng"
"Isss...nyebelin banget sih" Fara tidak tahan untuk tidak melempar Felix dengan sapu lidinya.
Felix menghindar, lalu menjulurkan lidahnya kemudian lari ke kelasnya.
"Awas aja nanti" ucap Fara,l. Ia mengambil sapunya kembali dan melanjutkan hukumannya.
Sementara di toilet siswi, terlihat Rani dan Ani sibuk bersih-bersih walaupun mereka harus mual-mual ketika membersihkannya. Berbeda dengan Rosa yang hanya berdiri di pojok sambil menyuruh-nyuruh.
"Bilik sebelah bekum, Ani" ucapnya.
"Lo juga ikut bersih-bersih Napa, perintah-perintah mulu" Ani kesal melihat Rosa hanya memerintahnya saja.
"Berani Lo nyuruh gue?"
"Bukan gitu, tapi kan Lo yang buat ulah sama si Clara" Ani sebenarnya juga takut pada Rosa.
"Jadi lo nyalahin gue? gue gak bakal traktir Lo belanja baju nanti"
"Iya-iya...gue kerjain" Ani tidak mau jika Rosa batal mentraktirnya belanja baju di mall nanti.
Hanya Ani dan Rani saja yang membersihkan toilet hingga selesai.
***
Jam 03.30 Elvin dan Clara meninggalkan rumah sakit menuju rumah Ayah. Di dalam perjalanan mereka hanya diam saja tidak ada percakapan apapun. Hanya ketika mereka berbicara saat Elvin menanyakan alamat rumah Clara.
"Di depan nanti belok kiri" ucap Clara.
Setelah sampai di depan rumah, Clara langsung turun. Ia memang memegang kunci cadangan, setelah terbuka yang langsung menuju ke dalam kamarnya. Sementara Elvin hanya menunggu di depan tanpa berniat untuk masuk.
Elvin memperhatikan rumah Clara dan sekitarnya tanpa berkomentar apapun. setelah beberapa menit Clara dengan membawa satu ransel penuh di bahunya.
"Sudah tidak ada lagi?" tanya Elvin.
"Sudah tidak ada" jawab Clara. Ia hanya membawa sedikit karena ia pikir ya pasti akan kembali ke rumahnya bersama sang ayah.
Mereka kembali masuk ke dalam mobil dan menuju ke rumah Elvin.
"Apa ada sesuatu yang ingin Lo beli?" tanya Elvin.
"Tidak ada"
Mereka kembali diam sampai tiba di rumah. Setelah tiba di rumah, mereka masuk. keduanya menginjakkan kakinya di ruang keluarga, Clara melihat sang ayah tengah duduk di sana bersama orang tua Elvin.
Clara senang melihatnya. Ia langsung berlari dan memeluk sang ayah. Mereka yang ada di sana tidak menyadari kedatangan keduanya sempat kaget.
"Ayah ke mana saja tadi?" tanya Clara setelah pelukannya terlepas.
Ayah tersenyum menetap wajah putrinya. "Salim dulu ya sama mereka?" Ayah melirik kedua orang tua Elvin dan grandma yang sedang menatap mereka.
Clara jadi kikuk, iya melupakan keberadaan mereka. Clara langsung mencium tangan ketiganya satu persatu, disusul Elvin.
"Ayah ke mana tadi?" Clara kembali mengulang pertanyaannya setelah dia duduk di sisi sang ayah.
"Ayah ada urusan dengan daddy"
"Hmmm..." Clara manggut manggut.
"Cla..." panggil ayah pelan.
"Ya, kenapa?" Clara membalas tatapan sang ayah.
"Maafkan ayah ya? karena harus menikahkan kalian secepat ini" Ayah melirik Elvin sekilas.
"Bukankah kita sedang membicarakannya, ayah"
"Ayah tahu, tapi ada satu hal lagi yang ingin Ayah katakan"
"Apa itu?" Clara jadi was-was.
"Ayah akan keluar kota besok pagi. jadi anak baik ya di sini. Turuti perkataan Daddy, mommy, grandma, terutama Elvin... dia suaminya sekarang"
Degh...
Keluar kota? ia akan ditinggal di rumah asing ini sendirian tanpa sang ayah? itu yang ada di pikiran Clara saat ini.
"kenapa? kenapa ayah tiba-tiba pergi ke luar kota? Ayah mau ninggalin Cla di sini sendirian?"
"Ayah nggak ninggalin Cla sendirian, ada mereka di sini" ayah untuk keluarga Alvin dengan kelima jarinya.
"Nggak!! Cla gak Ayah tinggal. Cla mau ikut" mata Clara mulai berkaca-kaca. Ia menggeleng cepat menolak keras untuk tinggal.
"Nggak bisa, Cla. ayah ada urusan di sana, kamu tidak bisa ikut. Apalagi kamu harus sekolah"
"Emang ayah mau ke kota mana? libur nanti Cla akan nyusul"
Ayah hanya menggeleng sebagai jawabannya. Ia tidak mau mengatakannya pada Clara.
" Kenapa ayah harus ninggalin Cla sih? selama ini ayah gak pernah ninggalin Cla ke luar kota. Apalagi dadakan kayak gini. Apa ini alasan ayah nikahin Cla, karena ayah mau pergi?"
"Tidak, tidak seperti itu. Ayah ada kerjaan nak di sana. Ayah gak bisa bawa kamu. Ini juga gak terencana sejak awal, ini tiba-tiba"
"Enggak, pokonya Cla gak mau tinggal di sini. Cla mau ikut ayah. Gak pa-pa Caka berhenti sekolah asal sama ayah terus" Clara memeluk ayah erat. Air matanya sudah mengalir.
Melihat sikap Clara seperti itu membuat ayah jadi sangat berat meninggalkannya, tapi ia harus tetap pergi.
"Clara" panggil mommy.
Clara menoleh tanpa melepaskan pelukannya dari ayah.
"Biarkan ayah pergi ya? Clara gak sendirian, kami akan menemanimu di sini. Mau ya tinggal di sini sama mommy, biar mommy ada temannya. Soalnya Elvin gak bisa temani mommy" ucap mommy lembut. Ia membujuk Clara.
"Enggak mau. Cla mau sama ayah" Clara jadi terlihat seperti anak kecil yang tidak ingin pisah dari orang tuanya.
"Cla....bisa tolong dengarkan ayah?" ayah melepaskan pelukannya dana menangkup pipi putrinya yang basah dengan air mata.
"Tapi ayah____"
"Ayah gak ninggalin Cla. Ayah pasti akan pulang, tapi pastinya ayah gak tahu. Tinggal di sini ya? ini sudah jadi rumah Cla juga. Orang tua Elvin, orang tua Cla juga begitupun dengan grandma" ucap ayah.
"Hiks...tapi Cla takut ayah ninggalin Cla"
"Kamu gak boleh takut. Banyak orang di sini. Kalau Cla minta tolong, mereka pasti akan bantu"
"Tolong ngerti posisi ayah sekarang! ayah juga gak mau pisah sama Cla. Ayah pasti akan selalu rindu, ayah hanya punya kamu" tambah ayah.
"Baiklah, Cla mau tinggal, tapi ayah harus janji...ayah ada saat ulang tahunku nanti"
Mendengar permintaan putrinya, ayah hanya tersenyum seraya mengedipkan kedua matanya. Ia sebenarnya tidak bisa menjanjikan itu, maka dari itu ia hanya diam saja. Namun Clara menganggap senyum dan kedipan matan ayahnya artinya 'Iya'.
Daddy, mommy dan grandma tersenyum mendengar perkataan Clara, sedangkan Elvin hanya diam saja. Entah apa yang sedang ia pikirkan. Ia tidak menampilkan raut wajah apapun.
"Yasudah, kalian berdua ganti seragam kalian! sekalian bersih-bersih" ucap mommy.
"Biar Clara duluan yah ganti. Setelah dia selesai baru aku" ucap Elvin.
"Yasudah, pergilah ganti seragam mu, Clara. Setelah itu turun makan. Kalian belum makan kan?" mommy melirik kedua-nya secara bergantian.
"Iya, mom" jawab Elvin. Ia sebenarnya tidak lapar karena sudah makan di kantin tadi, tapi ia mengingat Clara yang belum sempat makan.
Clara melirik Elvin sekilas, kemudian naik ke kamar untuk ganti baju. Setelah selesai, ia turun dan gantian dengan Elvin.
***
Mereka semua kini selesai makan. Mereka kembali ke kamar mereka masing-masing, karena hari mulai malam. Lebih tepatnya akan menjelang magrib.
Sebenarnya ayah akan pulang ke rumahnya, tapi daddy melarangnya dan menyuruhnya tinggal sebab daddy takut Clara akan mencari ayahnya. Ayah berada di kamar tamu.
Sementara Clara dan Elvin, mereka berada di kamar Elvin saat ini. Clara tengah duduk di pinggiran kasur. Ia merasa canggung saat ini.
"Minum obat lo! lukanya akan lama kering kalau LO gak minum obat"
"Iya" Clara menurut saja. Mereka bukannya terlihat suami istri, tapi kakak adik. Yang mana Clara tidak pernah membantah ucapan Elvin.
Clara meminum obatnya, sedangkan Elvin pergi ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu.
Saat Elvin menghampar sejadahnya, Clara melihat dan berfikir untuk ikut.
"Boleh gue ikut?" tanya Clara pelan. Entah dorongan dari mana, ia ingin menjadi makmum.
"Boleh. Gue tunggu" tanpa Clara duga, Elvin ternyata mau. Dengan segera Clara mengambil air wudhu, lalu mereka melaksanakan sholat magrib berjamaah untuk pertama kalinya sebagai suami istri.
Walaupun sebenarnya keduanya tidak terlalu memikirkan itu. Elvin yang memiliki sifat dingin pada semua orang kecuali kedua orang tuanya dan grandma, hanya berusaha bersikap baik pada Clara.
Ia tidak ingin membuat Clara takut padanya dan merasa tidak nyaman. Apalagi melihat Clara menangis tidak ingin di tinggal oleh ayahnya membuat ia berfikir untuk bersikap bahwa sekarang Clara adalah tanggung jawabnya.
"Assalamualaikum warahmatullah" ucap Elvin dengan tanda sholat mereka selesai.
.
Maaf baru Up
.
.
NEXT