NovelToon NovelToon
Bangkitnya Jiwa Beladiri Tertinggi.

Bangkitnya Jiwa Beladiri Tertinggi.

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi Timur / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Kelahiran kembali menjadi kuat / Roh Supernatural
Popularitas:5.7k
Nilai: 5
Nama Author: Jin kazama

Feng Yan seorang pemuda yang tadinya di anggap jenius telah membangkitkan jiwa beladiri berupa manik hijau misterius yang tidak pernah di kenali dan tidak memiliki tingkatan kualitas sehingga semua orang mulai memandang rendah dirinya. dari yang tadi jenius yang di puja kini berubah menjadi sampah yang di pandang rendah.

tahun demi tahun berlalu. Feng Yang tidak pernah berputus asa hingga suatu hari dia kembali dengan kekuatan yang luar biasa. dia bangkit dengan kekuatan yang menggemparkan Dunia.

ikuti terus perjalanan Feng Yan untuk menjadi yang terkuat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jin kazama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14. Raja Para Beruang Yang Baru.

Bab 14. Raja Para Beruang Yang Baru.

1 jam kemudian.

Feng Yan melangkah masuk ke pemukiman Beruang Hitam, dan segera disambut oleh suasana yang sangat berbeda dari apa yang ia bayangkan.

Di depannya terbentang pemukiman yang hidup, dipenuhi monster beruang dari berbagai usia.

Dari yang tua hingga anak-anak. Masing-masing beruang tampak memiliki peran dan tanggung jawab, menciptakan atmosfer kekeluargaan yang kental.

Rumah-rumah mereka, meski sederhana dan terbuat dari bahan alami, tampak jauh lebih rapi dan teratur dibandingkan dengan pemukiman Kera Tulang Besi yang pernah ia lihat. Feng Yan mengamati bagaimana para beruang bekerja sama dalam membangun tempat tinggal mereka. Dia melihat beberapa beruang dewasa sibuk memperbaiki atap gubuk yang bocor, sementara anak-anak beruang bermain di sekitar, penuh tawa dan kegembiraan.

“Aku tidak pernah menyangka Hutan Senyap bisa memiliki kehidupan yang begitu harmonis,” gumam Feng Yan, takjub dengan pemandangan di depannya.

Dia melanjutkan langkahnya, merasa bersemangat sekaligus terinspirasi. "Bisa dibilang, ini adalah bentuk kehidupan yang sangat berbeda. Mereka saling menjaga satu sama lain dengan cara yang luar biasa,” bisiknya kepada dirinya sendiri. "Beruang-beruang ini tampak seperti keluarga yang solid, di mana setiap anggota memiliki peran penting."

Di sudut lain, Feng Yan melihat beberapa monster beruang berjaga di pintu masuk pemukiman, tatapan mereka waspada namun bersahabat. "Mereka benar-benar melindungi satu sama lain. Jika ada ancaman, mereka pasti akan bersatu untuk melindungi komunitas ini," pikirnya. Perasaannya campur aduk; ia merasa terkesan oleh rasa saling menjaga yang begitu kuat di antara mereka, tetapi juga sedikit iri. “Di mana aku bisa menemukan ikatan seperti itu?”

Ketika ia melangkah lebih jauh, dia melihat dua beruang dewasa berbincang-bincang sambil mengawasi sekeliling. Satu beruang, dengan bulu hitam legam dan mata tajam, berkata, "Kita perlu lebih banyak beruang untuk menjaga perimeter. Ancaman bisa datang kapan saja."

“Benar. Kita tidak bisa lengah, terutama saat anak-anak bermain,” sahut beruang lainnya, yang lebih besar dan tampak lebih tua.

Feng Yan bisa merasakan betapa dalamnya rasa tanggung jawab yang dimiliki oleh setiap beruang. Dia berbisik lagi, “Melindungi satu sama lain adalah inti dari kekuatan mereka. Mengapa aku tidak pernah melihat hal ini sebelumnya?”

Di atas pohon-pohon besar, tim pengintai beruang memantau dengan cermat. Feng Yan dapat mendengar suara beruang yang mendiskusikan strategi dan laporan. "Ada kelompok kecil di arah utara," kata salah satu dari mereka. "Kita harus mempersiapkan diri jika mereka mendekat."

Feng Yan merasakan kekaguman yang dalam. "Mereka seolah memiliki sistem pertahanan yang sangat terorganisir. Betapa luar biasanya mereka," pikirnya. Dalam hati, ia mengagumi bagaimana para beruang bekerja sama dengan penuh dedikasi dan disiplin. “Sungguh, mereka bukan hanya monster buas, tapi juga makhluk yang penuh dengan rasa cinta dan tanggung jawab.”

Feng Yan merasa tergerak. “Aku ingin belajar dari mereka. Mereka mampu menciptakan komunitas yang begitu kuat, meskipun di tengah hutan yang dianggap menakutkan ini.” Dia merenungkan betapa ia bisa menemukan keluarga di mana pun, selama ada keinginan untuk saling melindungi dan mendukung.

Hatinya bergetar saat ia melihat anak-anak beruang bermain sambil dikelilingi oleh beruang dewasa yang memperhatikan dengan penuh kasih. “Mereka memberi arti baru pada kata ‘keluarga’,” ucapnya dengan nada penuh harapan. “Aku harus menemukan cara untuk mengaitkan ini dalam hidupku sendiri. Jika mereka bisa, aku juga bisa.”

Mendalami perasaannya yang kompleks, Feng Yan merasakan kehangatan menyelimuti hatinya. Dalam perjalanan ini, ia tidak hanya menemukan pemukiman baru, tetapi juga menemukan inspirasi yang bisa mengubah pandangannya tentang kekeluargaan dan persahabatan. Hutan Senyap, yang dulunya terasa menyeramkan, kini dipandangnya sebagai tempat yang penuh kemungkinan.

Saat sosok besar Raja Beruang Hitam muncul dari hutan yang gelap, seluruh kawanan beruang segera menghentikan aktivitas mereka dan berkumpul dengan cepat. Raja mereka, dengan tubuh yang masih menunjukkan bekas-bekas luka dari pertempuran sebelumnya, kini terlihat lebih segar dan sehat. Luka-lukanya telah sembuh, namun sorot matanya tetap penuh kewibawaan. Yang membuat seluruh kawanan beruang terdiam bukan hanya kehadiran sang Raja, tetapi juga sosok manusia yang berjalan tenang di sampingnya.

Bisik-bisik mulai terdengar di antara kawanan. Siapa manusia itu? Mengapa dia bersama Raja mereka?

Ketika semua beruang berkumpul, suasana menjadi sunyi. Raja Beruang Hitam, meski napasnya berat, berbicara dengan suara yang kuat dan tegas, memecah keheningan.

"Mulai saat ini," kata Raja Beruang, "aku bukan lagi Raja kalian. Dia adalah Raja baru kalian."

Perkataan ini mengejutkan seluruh kawanan. Mereka saling bertukar pandang, tak percaya. Namun sang Raja melanjutkan sebelum ada yang berani bertanya.

"Dia mengalahkanku dalam pertarungan, hampir membunuhku. Tapi alih-alih menghabisiku, dia menyembuhkanku. Dia bukan hanya lawan, tapi juga menganggapku sebagai saudara. Mulai sekarang, dia adalah saudara kita semua."

Kawanan beruang terdiam, mencoba mencerna kata-kata itu. Raja mereka, makhluk paling kuat di wilayah ini, menyerahkan tahtanya kepada manusia ini. Raja Beruang Hitam kemudian menoleh kepada Feng Yan, mengisyaratkan agar dia berbicara.

Feng Yan, yang sejauh ini diam, mengangguk dan melangkah maju. Suaranya tenang, namun penuh keyakinan saat ia berkata, "Namaku Feng Yan. Aku harap kita bisa hidup akrab."

Kata-kata sederhana ini, penuh rasa hormat, mulai meredakan sebagian kecurigaan kawanan beruang. Namun, di antara mereka, beberapa beruang muda yang sangat mengagumi Raja mereka merasa sulit untuk menerima kenyataan ini.

Seekor beruang raksasa dengan bulu hitam tebal dan otot-otot kekar,salah satu prajurit muda terkuat di kawanan melangkah maju dengan sorot mata penuh amarah. Dia adalah monster Beruang raksasa tahap 4 level 5, tinggi 4 meter, suara lantang dan penuh tantangan, dia mengaum,

"Aku tidak percaya manusia sekecil itu bisa mengalahkan Raja! Aku menantangmu, manusia! Buktikan bahwa kau pantas menjadi Raja kami!"

Semua mata beralih kepada beruang muda tersebut, suasana tegang. Para beruang lainnya menahan napas, menunggu apa yang akan terjadi. Beruang raksasa itu menggeram, otot-ototnya menegang, siap untuk menyerang.

Feng Yan tetap tenang. Matanya tajam menatap beruang muda itu tanpa sedikitpun rasa takut. "Apakah kau benar-benar ingin menantangku?" katanya dengan suara yang tenang namun tegas.

Beruang raksasa itu mengaum semakin keras. "Kita lihat apakah kau sekuat yang dikatakan!"

Dengan senyum tipis, Feng Yan melangkah maju. Raja Beruang Hitam hanya mengamati dari samping, tidak berusaha menghentikan apa yang terjadi. Dia tahu bahwa ini adalah ujian bagi Feng Yan, bukan hanya untuk membuktikan kekuatannya, tetapi juga untuk mendapatkan rasa hormat dari kawanan beruang.

Dia hanya berpesan

"Jangan terlalu keras." Ucap Raja Beruang hitam.

"Aku tahu." Jawab Feng Yan santai.

Tanpa peringatan, beruang raksasa itu menerjang dengan kekuatan dahsyat, cakarnya siap menghancurkan Feng Yan. Namun, dalam sekejap mata, Feng Yan menghilang dari tempatnya, bergerak begitu cepat hingga tak ada satu pun beruang yang bisa mengikuti gerakannya.

Suara gemuruh terdengar. Feng Yan sudah berdiri di belakang beruang raksasa itu, satu tangannya menyentuh punggung beruang, dan dalam sekejap, tubuh raksasa itu terjatuh keras ke tanah, tak berdaya. Feng Yan hanya memukul dengan sedikit tenaga, namun dampaknya cukup untuk melumpuhkan lawannya dalam satu serangan.

Semua beruang yang menyaksikan kejadian itu tertegun. Mereka tak percaya bahwa Feng Yan, tanpa melepaskan aura atau menunjukkan kekuatan penuh, bisa melumpuhkan salah satu beruang terkuat di kawanan hanya dengan satu gerakan.

Raja Beruang Hitam maju dan memecah keheningan.

"Inilah kekuatan Raja baru kalian," katanya lantang.

"Dia tidak perlu menunjukkan semua yang dia miliki untuk membuktikan kekuatannya. Dia telah memilih menjadi sekutu kita. Hormati dia, seperti kalian menghormatiku."

Dengan kata-kata itu, kawanan beruang mulai menerima Feng Yan, meski dalam hati mereka masih banyak pertanyaan. Mereka menyadari bahwa kekuatan yang baru saja mereka saksikan hanyalah sebagian kecil dari apa yang dimiliki oleh manusia ini.

-----------

Hari-hari berlalu dengan damai, dan Feng Yan mulai menyesuaikan diri dengan kehidupan di antara kawanan beruang. Awalnya, para beruang masih merasa canggung, namun seiring berjalannya waktu, hubungan mereka semakin erat. Feng Yan tidak hanya menjalankan tugasnya sebagai Raja dengan bijaksana, tetapi ia juga menyempatkan diri membantu kawanan beruang dalam berbagai aktivitas sehari-hari.

Dengan rendah hati, Feng Yan memperkenalkan cara memasak daging yang lebih lezat, sebuah teknik yang ia pelajari dari ingatan Han Chen. Saat ia menunjukkan cara memanggang daging hingga sempurna di atas api unggun, aroma harum memenuhi udara, dan para beruang penasaran mulai mengerumuni Feng Yan.

Mereka mencicipi hasil masakan dengan ragu-ragu, namun segera saja terdengar suara kagum dan riang dari seluruh kawanan. Teknik sederhana itu membuat daging yang biasa mereka makan menjadi jauh lebih nikmat, dan hal ini meningkatkan apresiasi mereka terhadap Feng Yan.

Selain memasak, Feng Yan ikut serta dalam tugas-tugas lain yang biasanya dilakukan oleh kawanan beruang. Dia berjaga malam bersama para beruang penjaga, berburu mangsa dengan strategi yang lebih efisien, dan bahkan ikut mengambil air dari sumber sungai terdekat. Setiap gerakannya penuh kerja sama dan rasa hormat terhadap budaya dan kebiasaan kawanan, membuat mereka semakin menghormatinya, bukan hanya sebagai Raja, tetapi juga sebagai teman.

Kehidupan di tengah kawanan beruang memberi Feng Yan rasa nyaman yang baru. Setiap malam, saat mereka duduk di sekitar api unggun, bercerita tentang pertempuran atau kenangan masa lalu, Feng Yan merasa seperti berada di tengah keluarganya sendiri. Sama seperti yang ia rasakan bersama Raja Kera Tulang Besi dan kawanan kera sebelumnya, Feng Yan mulai merasa bahwa para beruang ini bukan hanya sekadar pengikut atau bawahan, tetapi benar-benar bagian dari keluarganya.

Bersama para beruang, Feng Yan merasakan kehangatan yang mendalam, sebuah ikatan yang tidak bisa diukur hanya dengan kekuasaan atau kekuatan. Hubungan itu didasarkan pada rasa saling percaya, rasa hormat, dan kerja sama yang tulus. Kini, para beruang menerima Feng Yan sepenuhnya sebagai bagian dari mereka, bukan hanya sebagai seorang Raja yang kuat, tetapi sebagai seorang sahabat yang mereka hormati dan pedulikan.

Feng Yan, yang selama ini selalu merasa terpisah dari dunia manusia, kini menemukan kedamaian baru di antara kawanan beruang. Dia memahami arti sebenarnya dari keluarga, bukan sekadar hubungan darah, melainkan ikatan yang terbentuk melalui kepercayaan, kesetiaan, dan pengorbanan.

Keesokan harinya.

Feng Yan berdiri sendirian di sebuah tempat yang terbuka dan. Dia mulai mempraktekkan tehnik Nafas Badai miliknya.

Feng Yan memutuskan untuk memfokuskan waktunya untuk menguasai Teknik Nafas Badai, salah satu teknik yang diwariskan oleh Han Chen. Teknik ini adalah inti dari seni bela diri yang memungkinkannya memanipulasi aliran energi alam melalui napas yang terkontrol, menciptakan badai energi yang dahsyat. Namun, menguasai teknik ini jauh dari mudah. Feng Yan harus menghadapi tantangan yang menguji batas kemampuan fisik dan mentalnya.

Minggu Pertama: Penguasaan 10%.

Pada awalnya, Feng Yan hanya mampu menguasai sekitar 10% dari kekuatan teknik ini. Dia berlatih di area terbuka di tengah hutan, dikelilingi oleh pepohonan yang tinggi dan beruang-beruang yang sesekali memantau dari jauh. Saat dia memulai latihan, napasnya mulai mengikuti ritme yang lambat namun stabil, mencoba menyelaraskan tubuhnya dengan energi alam di sekitarnya.

Setiap kali Feng Yan menarik napas panjang, angin ringan mulai berhembus, dan daun-daun berguguran dari dahan. Tapi efeknya tidak lebih dari itu—angin yang dihasilkan masih terlalu lemah untuk menciptakan dampak signifikan. Meski begitu, dia bisa merasakan sedikit dorongan energi di tubuhnya, tanda bahwa dia sedang berada di jalur yang benar.

Namun, saat dia mencoba melepaskan lebih banyak energi, angin itu sering kali tidak stabil, membuatnya kehilangan kendali. Hasilnya, ledakan kecil angin menyebar, merusak sedikit area sekitarnya; ranting-ranting patah, dan tanah di bawahnya terkikis. Pada titik ini, kerusakan yang terjadi hanya minimal—sekitar 10% dari efek penuh yang bisa dicapai oleh teknik ini.

Frustrasi mulai muncul di wajahnya setiap kali dia gagal mengendalikan angin, terutama saat dia merasa sudah mendekati titik pencapaian, hanya untuk kehilangan kendali pada detik-detik terakhir.

Minggu Kedua: Penguasaan 20%-30%.

Di minggu kedua, Feng Yan mulai sedikit lebih terbiasa dengan ritme Teknik Nafas Badai. Dia mampu memusatkan pikirannya dengan lebih baik, memperlambat napasnya, dan merasakan aliran energi di dalam dirinya. Saat dia menarik napas dalam, angin mulai berubah lebih kencang, mengguncang pepohonan di sekitar area latihan. Sekarang, teknik ini mulai menunjukkan kekuatannya.

Dengan penguasaan 20%-30%, angin yang dia ciptakan bisa menyapu area dalam radius yang lebih luas. Pepohonan mulai bergoyang dengan keras, beberapa cabang besar patah, dan debu berputar-putar di udara. Angin yang awalnya hanya sepoi-sepoi kini mulai menjadi angin kencang yang bisa mendorong tubuhnya mundur jika dia tidak berhati-hati. Namun, dia masih sering kehilangan kendali, menyebabkan ledakan energi yang tak terduga, dan ini membuat frustrasinya semakin mendalam.

Setiap kali gagal, Feng Yan terduduk dengan napas terengah-engah, merasa seperti berada di ujung batasnya. "Kenapa selalu berhenti di sini?" gumamnya dengan suara yang penuh dengan kelelahan dan ketidakpuasan. Tapi dia tahu, tidak ada pilihan lain selain terus mencoba. Setiap malam, sebelum tidur, pikirannya terus dipenuhi oleh teknik ini, memikirkan apa yang salah dan bagaimana cara memperbaikinya.

Minggu Ketiga: Penguasaan 40%.

Di minggu ketiga, latihan Feng Yan mulai menunjukkan hasil yang lebih signifikan. Dia berhasil mencapai 40% penguasaan. Setiap tarikan napas terasa lebih dalam, dan kini dia bisa memanipulasi angin dengan lebih halus, membentuk aliran badai yang lebih terkendali.

Saat Feng Yan menarik napas, angin mulai berputar di sekitar tubuhnya dengan lebih intens. Area sekitarnya mulai menunjukkan dampak yang lebih besar. Pepohonan besar yang dulu hanya bergoyang, kini mulai tercabut dari akarnya ketika Feng Yan melepaskan sebagian kecil kekuatan.

Tanah terangkat, dan pusaran angin mulai terbentuk di sekelilingnya. Dampaknya mulai meluas, menyebabkan area sekitar mengalami kerusakan yang cukup parah, sekitar 40% dari efek penuh teknik ini.

Namun, semakin besar kekuatan yang ia kendalikan, semakin sulit pula baginya untuk menjaga stabilitas. Beberapa kali, badai energi yang ia ciptakan keluar dari kendali, menyebabkan kehancuran besar di sekitar area latihannya. Saat itulah frustrasi kembali menghantamnya. Feng Yan terjatuh ke tanah, wajahnya memerah karena menahan amarah dan kekecewaan.

"Kenapa aku masih belum bisa mengendalikannya?" Pikirnya dengan gemetar.

Meski begitu, dia tidak menyerah. Setiap kali gagal, dia kembali bangkit. Dia menyadari bahwa penguasaan teknik ini bukan hanya soal kekuatan fisik, tetapi juga tentang ketenangan pikiran. Dia harus belajar untuk tetap tenang, bahkan ketika badai di sekitarnya mengamuk.

Minggu Keempat: Penguasaan 50%-60%.

Akhirnya, di minggu keempat, Feng Yan mulai melihat terobosan. Latihan tanpa henti, ketekunan, dan meditasi mendalam mulai membuahkan hasil. Dia sekarang bisa menguasai hingga 50%-60% dari kekuatan Teknik Nafas Badai.

Saat Feng Yan menarik napas dalam-dalam, seluruh area seolah merespons. Angin yang dia ciptakan tidak lagi liar atau tak terkendali, badai yang terbentuk kini bergerak dengan penuh keanggunan di bawah kendalinya. Tanah mulai terangkat dari dasar, pepohonan tumbang satu per satu, dan batu-batu besar terlempar ke udara. Kerusakan yang ditimbulkan kini mencapai 60%, area latihannya kini berubah menjadi medan yang penuh dengan reruntuhan, tanah yang terkikis, dan pepohonan yang tercabut.

Namun, berbeda dari sebelumnya, kali ini Feng Yan tidak merasa frustrasi. Ketika dia melepaskan badai energi, dia melakukannya dengan kendali penuh. Ada kilatan kepuasan di matanya saat dia merasakan angin yang berputar di sekitar tubuhnya, bergerak sesuai dengan kehendaknya. Tidak ada lagi ledakan tak terduga atau angin liar yang tak terkendali.

"Ini dia..." Bisiknya, napasnya masih teratur meski badai mengamuk di sekelilingnya. Ekspresi puas terlihat jelas di wajahnya, senyum kecil menghiasi bibirnya. Meskipun belum sepenuhnya menguasai teknik ini, Feng Yan tahu bahwa dia telah membuat kemajuan yang luar biasa.

Dalam sebulan, Feng Yan tidak hanya menguasai sebagian besar Teknik Nafas Badai, tetapi dia juga memperkuat kemampuannya untuk menghadapi tantangan mental dan emosional yang datang bersamaan dengan teknik tersebut. Dan meski kerusakan yang dia timbulkan cukup besar, bagi Feng Yan, itu hanyalah langkah menuju penguasaan yang lebih besar di masa depan.

Di sisi lain, setiap hari, para Beruang selalu mengamati Feng Yan dari kejauhan saat dia berlatih Teknik Nafas Badai. Mereka telah menerima kehadirannya sebagai bagian dari kelompok mereka, bahkan menghormatinya sebagai sosok penting. Namun, saat mereka menyaksikan latihan Feng Yan, rasa hormat mereka perlahan bercampur dengan kekaguman dan ketakutan yang mendalam.

Di minggu-minggu pertama, ketika Feng Yan baru mulai berlatih, para Beruang sering duduk di dekatnya, memperhatikan bagaimana dia menarik napas dalam-dalam dan mencoba mengendalikan energi alam di sekitarnya.

Angin sepoi-sepoi yang berputar di sekitar Feng Yan awalnya hanya membuat mereka tersenyum kecil, namun tatapan mereka segera berubah ketika angin yang diciptakan mulai berubah lebih kuat.

Ketika teknik Feng Yan mulai mencapai 30% penguasaan, beberapa Beruang mendapati diri mereka mundur sedikit lebih jauh. Angin yang kencang, tanah yang terangkat, dan pepohonan yang mulai tergores oleh kekuatan yang Feng Yan keluarkan membuat para Beruang menyadari betapa dahsyatnya kekuatan yang sedang dia kendalikan.

Namun, meski mereka merasa gentar, mereka tidak pernah berhenti mengagumi tekad dan keuletan Raja mereka. Mereka saling berbisik di antara mereka, berbicara tentang betapa berbahayanya kekuatan itu jika tidak berada di tangan yang benar.

Ketika Feng Yan mencapai 40%-50% penguasaan, area tempat dia berlatih mulai mengalami kehancuran yang nyata. Setiap kali Feng Yan melepaskan badai energi, pepohonan tumbang, tanah hancur, dan angin menderu seperti suara monster raksasa.

Para Beruang sering kali berdiri dengan mata terbelalak, ngeri melihat kehancuran yang ditimbulkan, namun pada saat yang sama, tatapan mereka dipenuhi rasa kagum. Mereka tahu bahwa Feng Yan adalah sosok luar biasa yang tidak hanya memiliki kekuatan luar biasa, tetapi juga memiliki kendali yang semakin baik atas kekuatan itu.

Setiap kali Feng Yan berhasil mencapai tonggak baru dalam latihannya, mereka bisa melihat secercah senyum kepuasan di wajahnya. Meski wajahnya penuh dengan keringat dan kelelahan, ada kebanggaan dalam matanya yang terpancar, dan itu membuat para Beruang semakin menghormati Raja mereka.

Mereka tahu bahwa mereka sedang menyaksikan sesuatu yang luar biasa, proses seorang Raja yang semakin dekat untuk menjadi makhluk yang jauh lebih kuat daripada sebelumnya.

Tatapan mereka, meski sering kali bercampur antara kagum dan ngeri, selalu penuh rasa hormat. Para Beruang menyadari bahwa Feng Yan bukan hanya bagian dari mereka; dia adalah pemimpin yang memiliki kekuatan untuk melindungi mereka dan membawa mereka menuju kemenangan di masa depan. Mereka tahu, dengan teknik Nafas Badai yang semakin dia kuasai, Raja mereka akan menjadi sosok yang jauh lebih hebat, dan tidak ada satu pun dari mereka yang meragukan hal itu.

1
Frengky Sultani
karya ini sdh selesai?
🔵@🍾⃝ ͩAᷞғͧɪᷡғͣ DLUNA: belumlaah...ini masih permulaan awal dari perjalanan panjang
total 1 replies
🍾⃝ Wͩᴀᷞɴͧɢᷡɪͣ
pil apa permen itu bang😁
🍾⃝ Wͩᴀᷞɴͧɢᷡɪͣ
kalo nama depan Ling biasanya nama dr klan Dewa Ling
🍾⃝ Wͩᴀᷞɴͧɢᷡɪͣ
kalo ras ular biasanya nama depannya Shi bang
ˢ⍣⃟ₛ🤎🦚EͣIᵞGʸHTͣTEᷠSSͣ
lanjudd
Wahyu Wahyu
bagus
Abdullah Tamrin
lanjut...
ˢ⍣⃟ₛ 🤎🦚ᵃʸʸᵃⁿᵃᴇɪɢʜᴛᴛᴇss🤎
Ling Zilan sperti nama seorang peri cantik,,,
ˢ⍣⃟ₛ 🤎🦚ᵃʸʸᵃⁿᵃᴇɪɢʜᴛᴛᴇss🤎
makin seru
ˢ⍣⃟ₛ 🤎🦚ᵃʸʸᵃⁿᵃᴇɪɢʜᴛᴛᴇss🤎
lanjut
Lily Rusdian
buset dah cerita nya mau di bawa kmn ini
🔵@🍾⃝ ͩAᷞғͧɪᷡғͣ DLUNA: mau di bawa ke alam imajinasi author..wkwkkwk
total 1 replies
ˢ⍣⃟ₛ 🤎🦚ᵃʸʸᵃⁿᵃᴇɪɢʜᴛᴛᴇss🤎
Lan er kan biasanya pnggilan kepada anak perempuan,, tu siapa yg manggil ya??
ˢ⍣⃟ₛ 🤎🦚ᵃʸʸᵃⁿᵃᴇɪɢʜᴛᴛᴇss🤎
Feng Yan usia 12 th gmna ya visual. nya
Ban Jar
nunggu naik tingkat gak naik-naik belum,apa nunggu kiamat baru naik tingkat,
apa alur ceritanya hanya di dalam hutan aja terus-menerus,
🔵@🍾⃝ ͩAᷞғͧɪᷡғͣ DLUNA: Dia udah naik tingkat di tahap 5 level 9.

Ini sengaja author buat begitu agar Proses Feng Yan menjadi kuat karena latihan bertahapnya ada. Buat apa buru buru pergi kemana mana tapi kalau masih lemah..ini alurnya memang sedikit agak lambat.

terima kasih telah berkomentar dan selamat membaca
total 1 replies
Edi Kurniawan
Arthur kenapa MC belum naik tingkat kultivasinnya..kok perasaan jalan ditempat ceritanya gak ada perkembangan dan juga terlalu lambat kultivasi MC nya
🍾⃝ Wͩᴀᷞɴͧɢᷡɪͣ
penggunaan tehnik elemen untuk bertarung harus dikembangkan lagi bang
🍾⃝ Wͩᴀᷞɴͧɢᷡɪͣ
gunakan elemen tanah untuk membuat golam manusia tanah sebagai pasukan melawan musuh
🍾⃝ Wͩᴀᷞɴͧɢᷡɪͣ
kenapa g gunakan elemen tanah untuk mengurung kawanan srigala dan membuat benteng untuk melindungi wilayah kekuasaan beruang
🍾⃝ Wͩᴀᷞɴͧɢᷡɪͣ
kata Inka christie kenapa gak nafas cinta sih abang
🍾⃝ Wͩᴀᷞɴͧɢᷡɪͣ
lama2 hutan tempat hunian beruang bisa gundul dong Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!