NovelToon NovelToon
Arthur'S Desire

Arthur'S Desire

Status: tamat
Genre:Tamat / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:111.9k
Nilai: 5
Nama Author: Base Fams

Jatuh cinta kepada seorang Arthur Mayer yang memiliki masa lalu kelam tidak dipermasalahkan Shannon Claire karena ia sungguh mencintai pria itu.
Namun bagaimana ketika terungkap dimasa lalu Arthur lah dalang dari peristiwa yang menyebabkan Shannon kehilangan orang yang disayanginya? apakah Shannon memilih bertahan atau meninggalkan Arthur? simak kisahnya di novel hasil menghalu dari Ratu Halu Base 😎

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Base Fams, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

AD #34

Makan malam selesai. Shannon membantu Chloe membereskan bekas piring, dan Arthur hanya bisa memantau kekasihnya yang sedikit keras kepala itu. Ponselnya berdering. Arthur pindah dari ruang makan ke ruang tamu untuk menerima panggilan dari Jane.

Setelah mencuci piring, Shannon kembali ke ruangan makan, dan tidak melihat keberadaan Arthur. Shannon mengajak Chloe ke kamar. Kedua gadis itu ditambah Bibi Gabriella, duduk bersama di tempat tidur Shannon.

"Ceritakan mengenai hubunganmu dengan Tuan Arthur?" tanya Gabriella yang sudah sangat penasaran. Shannon pun menceritakan mengenai pertemuannya bersama Arthur hingga mereka menjadi sepasang kekasih. Tidak semua karena jika diceritakan semua itu sangat berbahaya. Terlalu manis.

"Oh ya Tuhan... Pantas saja akhir-akhir ini setiap malam, Tuan berada di rumah dan di saat aku membereskan kamarnya, ia sibuk dengan ponselnya bahkan Tuan banyak tersenyum. Ternyata kaulah penyebab, Shannon."

"Lalu, katakan apa yang kau lakukan tadi? bukannya kalian makan malam bersama." Kali ini yang melayangkan pertanyaan adalah Chloe.

"Aku berkata, akan makan malam bersama kalian. Begitu mendengar ucapanku, dia langsung menghubungi Paman Rolando."

"Oh.. manisnya," timpal Gabriella yang di iringi tawa Shannon, dan juga Chloe. "Tuan melakukannya untukmu, Shannon. Kau sangat beruntung."

Ehhm...

Suara deham seseorang membuat mereka meredamkan tawa. Ketiganya kompak berdiri, dan melihat sosok yang menjadi bahan pembicaraan mereka sedang berdiri di ambang pintu.

"Tu- Tuan." Bibi Gabriella menunduk lalu berpamitan. Sedangkan Chloe hanya diam di tempatnya tadi.

Arthur menarik langkah semakin dalam, dan berdiri di depan kekasihnya itu. "Sudah selesai ngerumpinya?" Shannon tersenyum sambil mengangguk membalas pertanyaan Arthur. "Sekarang kau rapikan pakaianmu. Mulai malam ini kau tinggal di rumah utama." Ucap Arthur tiba-tiba, sontak membuat Shannon terkejut.

"What!? " seru Shannon, lalu ia menggelengkan kepalanya. "Tidak Arthur, aku akan tetap tinggal disini." Shannon menatap Chloe, memberi kode agar membantunya. "Lagipula, Chloe tidak bisa tidur tanpa aku di dekatnya. Benarkan, Chloe?"

Alasannya tidak masuk akal, dan ya Arthur tidak menerima begitu saja alasan tersebut.

Kini bukan Shannon saja yang menatap ke arahnya, Arthur juga. Tatapan keduanya berbeda. Shannon menatapnya penuh harap, sedangkan majikannya menatapnya dengan tatapan mengintimidasi. Pilihan yang sulit untuk Chloe. Jika, ia membantu Shannon, kemungkinan besar ia akan menjadi pengangguran. Sebaliknya, jika ia membantu majikannya, khawatir Shannon akan marah.

"Sebaiknya kau tinggal di rumah utama, Shannon." Akhirnya Chloe berpihak pada Arthur. Arthur tersenyum, berbanding balik dengan Shannon. "Lagipula, jika kalian tinggal bersama, hubungan kalian bisa bertambah dekat, dan kalian bisa lebih saling mengenal." Bijak gadis berusia 22 tahun itu.

"Kau dengar. Chloe sependapat denganku. Sekarang, bereskan pakaianmu."

Shannon tidak bisa menampik, yang diucapkan Chloe memang benar. Ia harus lebih mengenal kekasihnya itu. Tanpa bersuara sedikit pun, Shannon mendekati lemarinya. Ia pun mengeluarkan semua pakaiannya.

"Maafkan aku." Bisik Chloe sambil membantu Shannon memindai pakaian Shannon ke atas tempat tidur.

"No problem, Chloe." Jawab Shannon dengan berbisik juga.

"Aku sudah selesai," tukas Shannon seraya menarik zipper tasnya. Arthur berdiri, lalu ia mengambil tas Shannon pun keduanya berjalan menuju rumah utama.

"Kau ingin ke perpustakaan?" Keduanya menaiki anak tangga dengan tangan yang saling menggenggam.

"Tidak Arthur. Aku ingin duduk di balkon."

"Ide yang sangat bagus, dan sepertinya minuman hangat cocok untuk menemani kita." Shannon mengangguk, setuju. "Aku yang akan membuatnya nanti." Lanjut Arthur.

Sesampainya di kamar, seperti keinginannya tadi, Shannon duduk di balkon sementara Arthur setelah meletakkan tas Shannon, ia kembali ke lantai dasar membuat minuman untuk mereka.

Tidak lama kemudian, Arthur sudah kembali. " Secangkir coklat panas untuk kekasihku yang cantik, " Arthur meletakkan dua cangkir diatas meja seraya menjatuhkan dirinya di kursi.

Arthur menarik tubuh Shannon agar merapat ke tubuhnya. Sepasang kekasih itu sama-sama menengadahkan kepala, menatap langit.

"Aku sudah meminta Jane, untuk mengatur jadwalku." Shannon menelengkan kepalanya, menatap Arthur. "Lusa, kita terbang ke Marseille, dan mengenai janjiku, maaf aku harus menundanya dulu."

Shannon menggenggam tangan Arthur yang berada di atas paha pria itu. "Tidak masalah, Arthur. Kita bisa pergi lain waktu."

"Tentu, sayang." Arthur membelai lembut pipi Shannon, dan memberikan kecupan di kening Shannon. Kecupan yang lama. Shannon memejamkan mata, menikmati perlakuan Arthur. Ini benar-benar indah, dan Shannon bisa merasakan ketulusan pria itu.

"Berapa lama kita akan tinggal di Marseille?" Shannon menekan-nekan jari telunjuknya di pipi Arthur.

"Tujuh hari," jawab Arthur tersenyum. "Dan selama itu aku pastikan kau akan betah di sana." Arthur menangkap jari telunjuk Shannon, lalu menggigitnya.

"Akh, kau.. " Shannon menepuk dada Arthur, membuat Arthur tergelak. "Kenapa kau senang sekali menggigit. Kau seperti vampir. Lihatlah, gigitanmu membekas."

Arthur meraih tangan Shannon, mengusap bekas gigitannya, dan memberikan kecupan. "Sangat manis. Sudah berapa wanita yang kau perlakukan seperti ini?"

"Hanya kau yang aku perlakukan seperti ini. Tidak, dengan wanita yang pernah berkencan denganku. Kau sangat spesial."

"Bolehkah, aku bertanya sesuatu padamu?"

"Katakan sayang."

"Apa sebelumnya, kau pernah memiliki seorang kekasih Arthur?"

Arthur memudarkan senyumannya lalu berdeham. "Bisakah kita tidak membahasnya, sayang?" Arthur membelai rambut Shannon.

"Oke baiklah." Shannon tersenyum. Ia merebahkan kepalanya lagi di dada Arthur, dan tentu ia tidak mempermasalahkannya.

"Kenapa kau mendadak diam? apa kau marah?"

Shannon menggeleng dalam pelukan Arthur. "Tidak, Arthur. Tidak sama sekali."

"Apa Kau ingin pulang ke Panti, sebelum kita terbang ke Marseille?"

"Iya.. Apa kau bisa mengantarku?" Shannon bertanya sambil mengangkat lagi kepalanya.

"Tentu saja, dengan senang hati aku akan mengantarmu."

"Terimakasih." Shannon memberikan kecupan singkat di pipi Arthur.

Waktu begitu terasa singkat, keduanya larut dalam percakapan sambil menikmati minuman mereka. "Angin semakin kencang, sebaiknya kita masuk Shannon."

Keduanya masuk bersama. Arthur pun menutup pintu. "Aku ingin menggosok gigi, dan mengganti pakaianku."

"Baiklah." Balas Arthur. Sejurus kemudian, Arthur menaiki tempat tidurnya. Sambil menunggu Shannon, Arthur menyempatkan diri memeriksa pekerjaannya yang satu jam lalu dikirim Jean melalui email.

Pintu toilet terbuka. Shannon melenggang keluar sudah menggunakan stelan piyama. "Apa pekerjaanmu belum selesai Arthur?" Shannon bertanya, sambil mengikat ulang rambutnya.

Arthur menoleh melihat Shannon sudah berada di sisi lain tempat tidurnya. "Sedikit lagi, sayang. Kau mau apa?" Arthur bertanya ketika Shannon mengambil dua bantal.

"Aku akan tidur di sofa."

Arthur merebut bantal dari tangan Shannon, kemudian ia mengembalikannya ke tempat semua. "Kau tidurlah disini." Ujar Arthur.

"Selain menyebalkan, kau juga pemaksa."

"Tapi, kau menyukaiku."

"Haruskah diperjelas?"

"Menurutku ya. Sekarang naiklah. Tidurlah lebih dulu, aku ingin menyelesaikan pekerjaanku."

"Baiklah." Shannon pada akhirnya mengalah, ia pun merebahkan tubuhnya di sisi Arthur. "Selamat malam Arthur. Aku mencintaimu."

1
🍌 ᷢ ͩDeέ~ρόţέķ🌸
awass Rosela pingsan dengar Arthur manggil sayang ke Shanon 😄😄
🍌 ᷢ ͩDeέ~ρόţέķ🌸
ga usah menggoda Arrhur udah terseponaa
🍌 ᷢ ͩDeέ~ρόţέķ🌸
wahh wahh mulai rese nihh
🍌 ᷢ ͩDeέ~ρόţέķ🌸
udh 10 tahun harus nove on dong...yg tiada tak kan mungkin kembali kan kecuali belum meninggal..
𝐀⃝🥀ᴋɪʀᴀɴᴀ🧸🍁❣️
yang buta itu kalian, buta perasaan 😒
𝐀⃝🥀ᴋɪʀᴀɴᴀ🧸🍁❣️
duhh jangan2 si Chloe juga gak bisa masak air 😒
𝐀⃝🥀ᴋɪʀᴀɴᴀ🧸🍁❣️
berbie gak cantik loe kk 👉👈😒💃
Bundanya Pandu Pharamadina
terimakasih mbak Author, Novel yg bagus padat dan menarik, ceritanya langsung tanpa berbelit 👍❤❤❤❤
Bundanya Pandu Pharamadina
dengan harapan Arthur Shannon junior launcing ❤❤
Bundanya Pandu Pharamadina
mungkinkah meninggalnya orang tua Shannon ada hubungannya dgn masa lalu Arthur 🤔
Bundanya Pandu Pharamadina
terimakasih mbak Author tindakannmu cepet tanggap dalam menyelamatkan Shannon
👍👍
Bundanya Pandu Pharamadina
tantangan terberat Shannon di mulai
Bundanya Pandu Pharamadina
Arthur Shannon ❤❤❤❤
Shannon jangan lemah hadapi ulat bulu, Brantas ulat bulu Shannon
🍌 ᷢ ͩDeέ~ρόţέķ🌸
ternyata arthur punya kisah yg sedih jugaa
pasti dia tidak mau wanitamya dilecehkan dan pasti akan mnjaga wanitanya..
Bundanya Pandu Pharamadina
Shannon melihat Arthur langsung jatuh cinta❤😘
Bundanya Pandu Pharamadina
selamat Shannon bisa melihat lagi
Bundanya Pandu Pharamadina
Arthur kau terpesona sama Shannon
Bundanya Pandu Pharamadina
semoga mereka tidak terpisah Shanom Chloe
Bundanya Pandu Pharamadina
masukin keranjang 👍❤
🍌 ᷢ ͩDeέ~ρόţέķ🌸
ciee ciee..kesayangan ga tuh..🥰🥰🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!