Gadis yang tengah patah hati karena kekasihnya kedapatan tengah bermesraan di dalam kamar dengan adik tiri itu memilih pergi ke sebuah pulau untuk menenangkan hatinya. Ia merasa begitu hancur setelah kematian sang ibu, karena ayahnya menikah lagi. Dan hal tergilanya, adik tirinya tidur dengan kekasihnya sendiri. Dalam kekalutan, ia memilih pergi ke sebuah club malam untuk melampiaskan kemarahannya. Namun kondisinya yang tengah mabuk membuat ia tak sadar dan merayu seorang pria hingga malam itu menjadi malam terburuk dalam hidupnya. Ia kehilangan mahkota yang telah ia jaga selama ini. Hidupnya bahkan semakin hancur setelah pria yang telah merenggut kesuciannya itu datang dan terus mengusik kehidupnnya. Sampai pada akhirnya ia positif hamil dan mencoba mengakhiri kehidupannya yang begitu rumit.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nickname_12, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Elsa menemui Alan
Veronica memijak pedal gas mobilnya dengan keras, hatinya dilanda kecemasan dan ia berkeinginan untuk sampai ke apartemennya dalam sekejap. Begitu tiba di parkiran, ia melompat keluar dari mobil dan berlari menembus dinginnya malam menuju lift. Setiap detik terasa krusial, setiap langkahnya dipercepat oleh gundah yang menyeruak di dada.
"Kenapa aku harus peduli dengan dia, Tuhan?" gumam Nica, sambil merogoh kunci dan membuka pintu apartemen dengan tergesa-gesa. Hati yang semula berdebar, kini seperti dipagut kekecewaan ketika tidak menemukan sosok pria yang telah mengacaukan pikirannya. Seakan sebuah beban dilepaskan, Nica menghela nafas dalam-dalam, mencoba mengusir ketegangan yang membelenggunya.
"Bisakah sehari saja dia tak membuat hariku berantakan, Tuhan?" ucapnya dengan suara lirih, nyaris tidak terdengar. Ia terjatuh lemah ke ranjang, memejamkan mata yang sudah tak sanggup menahan beratnya lelah, dan dalam hitungan detik, ia terlelap tanpa sempat membersihkan diri—tenggelam dalam kelelahan yang melampaui batas.
**
Di apartemen pribadi putranya, Andika terbakar rasa penasaran tentang apa yang sebenarnya terjadi hingga anaknya absen dari kantor dan mengabaikan tugasnya sebagai pemegang proyek penting. Ketika sampai, Andika langsung menekan bel, yang segera dijawab oleh anaknya yang muncul di balik pintu dengan selimut tebal yang melingkupi tubuhnya.
"Papa," ucap anaknya dengan nada terkejut pura-pura, mencoba memasang wajah pucat pasi seolah benar-benar sakit.
"Iya, ini Papa," sahut Andika sambil melangkah masuk.
"Mama di mana, Pa?"
"Papa baru pulang dari kantor. Mama di rumah."
Kemudian anaknya mencoba meminta maaf, "Pa, Dave minta maaf karena tadi..."
"Tadi kamu tidak menghadiri meeting penting," potong Andika tajam, raut wajahnya mengeras. Anaknya hanya bisa menggaruk tengkuknya dengan canggung.
"Iya, maaf, Pa."
"Coba kamu buka selimutmu itu, dan jelaskan pada Papa apa sebenarnya yang terjadi sampai kamu tidak masuk kantor."
Anaknya menghela napas berat, raut wajahnya memperlihatkan keraguan dan ketakutan. "Sebenarnya, Dave tidak enak badan, Pa. Tapi bukan itu saja..." Genggaman selimutnya mulai mengendur seiring pengakuan yang hendak terlontar dari bibirnya.
Berhenti membohongi papamu Dave, papa bukan anak kemarin sore yang bisa kamu bohongi dengan akting murahan seperti ini.
Dave pun mengulum senyum nya seraya melepas selimut yang ia kenakan.
"Dave ketiduran pa, semalam Dave sampai pagi menonton pertandingan bola.
"Papa lebih suka kejujuranmu, ini peringatan untuk mu, meski kamu adalah anak papa, papa tetap harus menegur mu dan lain kali jangan pernah kamu ulangi lagi, ingat kali ini semua yang kamu setujui adalah permintaan dari mu, jadi buktikan kinerjamu pada papa dan belajarlah untuk bertanggung jawab dengan setiap keputusan yang kamu ambil.
"Pasti pa."
"Kalau begitu papa pulang dulu, ingat jika kamu menyukai wanita lantaran kemandirian nya, kamu pun mesti membuktikan jika kamu bisa mengayomi dia dengan kemandirian mu."
"Maksud papa."
"Kamu lebih tahu tentang itu semua." Balas Andika kemudian bangkit dan berjalan meninggalkan putra nya itu. Pria pun mengernyitkan dahi nya, sedetik kemudian ia sadar jika papanya tengah menyindir diri nya,
^apa papa tahu tentang Veronica^ Batin nya dalam hati.
Dave lantas bangkit dari duduk nya sambil membawa kembali selimut milik nya dan kemudian bergegas pergi ke kamar mandi untuk mengguyur tubuh nya yang terasa begitu lengket. Setelah itu ia pun memilih berkutat dengan laptop milik nya di dalam kamar.
***
Elsa pergi ke sebuah apartemen di mana Alan mantan kekasih kakak tiri nya tinggal di sana. Elsa sendiri memang jatuh cinta pada pandangan pertama, dimana saat itu Veronica datang pada acara makan malam keluarga baru nya dan mengajak serta Alan untuk menemani nya, dan dari situlah Elsa jatuh hati pada kekasih kakak tiri nya sendiri. Elsa datang dengan mengenakan pakaian sexy, Elsa sendiri berperawakan kecil tak seperti Nica, Elsa hanya memiliki tinggi badan 160cm dan berat 55 kg namun dada nya berisi dan menonjol, dan Elsa memiliki riwayat pergaulan bebas di mana ia senang sekali bergonta ganti pasangan seks. Berbeda sekali dengan Veronica yang berusaha keras menjaga kehormatan nya dan berjanji pada almarhum sang ibu jika ia akan berusaha memberikan segala nya untuk sang suami jika telah menikah nanti. Elsa mengetuk pintu kamar Alan. Sedang Alan di dalam tengah bersama teman nya melampiaskan segala kekecewaan nya pada alkohol dan obat obatan terlarang lantaran hatinya begitu sakit Veronica tak mau memaafkan kesalahan nya.
"Bro ada yang datang." ucap teman Alan yang bernama Gayus.
"Hmm gue liat bentar." Balas Alan seraya bangkit dengan gontai lantaran efek dari obat obatan dan minuman yang ia konsumsi. Alan bangkit dan berjalan menuju ke pintu. Ia mengintip siapa yang datang, dan terlihat seorang wanita yang datang dan hanya terlihat punggung nya saja, alan kemudian membukakan pintu.
Siapa. Tanya alan kemudian, elsa pun kemudian menoleh ke arah sumber suara dan tersenyum manis pada alan.
"mau ngapain lo kesini." Ketus alan pada Elsa.
"Aku kesini hanya untuk meminta maaf kak, bolehkah aku masuk." Balas Elsa.
Alan kemudian tersenyum smirk.
"Apa memang begini cara lo? Selalu melempar tubuh lo demi mendapat kan simpati." Balas Alan dengan emosi.
"Dan kenapa kamu begitu munafik kak, bukankah saat itu kamu begitu menikmati permainan ku." Balas Elsa seraya mendekat kan tubuh nya. Alan begitu emosi mendengar ucapan Elsa.
"Siapa Bro, tanya gayus dari dalam kamar seketika membuat Alan tersenyum Smirk lantaran terpikir sesuatu.
"Jalang!!" Balas Alan dengan keras pada gayus membuat wajah Elsa merah padam tak terima dengan kata kata Alan.
"Kenapa marah, bukan kah kamu memang jalang." Ucap alan kemudian .
"Hanya banci yang yang bilang seperti itu setelah sebelumnya teriak nikmat atas apa yang aku beri.."
"Heh kamu terlalu yakin jika saat itu gue merasakan nikmat, harus nya lo sadar saat itu gue cuma pria mabuk yang pasrah dengan keadaan."
"Kamu benar benar!!!" Tunjuk elsa pada Alan kemudian bergegas pergi, namun tangan nya ditarik oleh Alan dan diseret masuk ke dalam apartemen milik nya.
"Lepas!!!" Teriak elsa dengan ketakutan, Alan tak menghiraukan teriakan elsa ia mengunci pintu apartemennya, gayus yang melihat pun segera bangkit dan mendekati Elsa.
"Ckckckck lumayan juga nih cewek." Ucap gayus seraya menelanjangi elsa pandangan dari atas hingga bawah.
"Lepas!!! Gue mau pulang bajingan!!."Teriak elsa
^plak plak plak. Gayus menampar wajah elsa.
"AW!!!" Pekik elsa seraya memegangi pipi nya.
"Jaga mulut lo ngerti!!" Ucap gayus seraya mencengkram pipi Elsa, sedang Alan tersenyum smirk, ia sudah paham seperti apa sadis nya teman nya itu.
Alan kemudian mendorong tubuh elsa hingga tersungkur ke sofa.
Terserah mau lo apain!" Ucap alan kemudian pada teman nya, gayus pun tersenyum smirk seraya mendekat kan tubuh nya pada elsa.
"Lo mau apa!! Pergi!!" Teriak elsa dengan ketakutan.
^Plak plak plak gayus kembali menampar wajah elsa.
"Akh!!!" Pekik elsa yang merasakan tamparan gayus begitu sakit dan perih di wajah nya.
"Tutup mulut lo, atau gue akan bertindak lebih keji lagi dari ini!!" Bentak Gayus pada Elsa.
Elsa merasa begitu ketakutan ia pun menggerakan tangan nya untuk mengambil ponsel di dalam tas namun sedetik kemudian Gayus merampas tas elsa dan melempar nya.
Brak!!.tas dan seisi nya berantakan di lantai termasuk ponsel milik elsa, alan yang melihat tersenyum smirk kemudian mengambil ponsel milik elsa.
"Jangan pernah berpikir kamu bisa lari setelah kamu datang menyerahkan diri." Ucap gayus pada elsa seraya mencengkram kedua tangan elsa dan menindih tubuh elsa. Alan yang dari tadi diam tiba tiba datang membawa penutup mulut dan kemudian membungkam mulut elsa dengan lakban. Sedang gayus tersenyum ke arah alan kemudian mencumbui paksa leher elsa.