BY : GULOJOWO NOVEL KE-7 😘
"Menikahlah dengan ku, aku pastikan ayah mu bisa melihat lagi."
Gluk!
"Dan jika kamu bisa membangunkan milik ku, maka aku akan memberikan apapun yang kamu inginkan."
Gluk!
Lagi-lagi Kirana, gadis yang akrab dengan panggilan Kiran itu menelan ludahnya berkali-kali saat mendengar ucapan dari bosnya yang menurut rumor yang beredar di kantor tempatnya bekerja, bosnya itu mengidap impoten.
Apakah Kirana akan menerima tawaran bosnya itu dengan iming-iming yang dijanjikan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GuloJowo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PART 30
Mereka baru saja tiba di kediaman Papa Haris. Kirana langsung melesat menuju ke kamar tamu yang ditempatinya. Namun langkahnya itu terhenti saat mendengar suara dari mama mertuanya.
"Loh Ran, mau kemana?"
Kirana langsung membalikkan tubuhnya. "Eem, Kirana masuk ke kamar dulu Ma."
"Kamar mu sekarang di atas." Mama Davina menunjuk ke lantai atas. "Barang-barang mu sudah dipindahkan oleh bibi ke kamar suami mu." Lanjut Mama Davina. "Nio, antar istri mu ke kamar biar bisa istirahat."
Tanpa sepatah kata pun Arsen langsung menaiki tangga menuju kamarnya. Kirana awalnya ragu, namun setelah mendapat anggukan dari Mama Davina, akhirnya Kirana mengikuti langkah suaminya.
"Astaga Pa, sebenarnya mereka itu menikah karena cinta apa tidak sih? Kok bisa-bisanya anak mu itu secuek itu sama istrinya." Mama Davina nampak menggeleng-gelengkan kepalanya tak habis pikir dengan anaknya.
"Ya mana Papa tahu." Papa Haris hanya mengedikkan bahunya lalu menaiki tangga menuju kamarnya.
"Ish, anak sama bapak sama aja! Sama-sama cuek. Tapi mendingan bapaknya ada romantis-romantisnya daripada anaknya." Ujar Mama Davina kemudian mengikuti suaminya.
*****
Di dalam kamar Arsen, Kirana masih diam mematung di dekat pintu. Ketakutannya kembali hadir saat dirinya hanya berduaan dengan bosnya itu. Sedangkan Arsen terlihat sedang melepas pakaiannya satu persatu.
"Mau sampai kapan berdiri di sana?!" Suara berat Arsen membuat Kirana tersentak. Namun dirinya juga tidak tahu harus melakukan apa. Jujur saja jika boleh memilih, Kirana lebih baik menempati kamar tamu daripada harus satu kamar bersama bosnya itu yang sialnya adalah suaminya sendiri.
"Siapkan baju ku!" Arsen melangkah menuju kamar mandi. Namun saat dirinya tiba di depan kamar mandi, Arsen kembali membuka suaranya. "Apa kau ingin ikut mandi bersama ku?!"
"Hah!" Kirana yang terkejut dengan ucapan bosnya itu sampai membuka mulutnya lebar. "Ti-tidak Tuan. Sa-saya siapkan baju Tuan saja." Kirana memilih segera melangkah mencari letak lemari di dalam kamar itu. Namun sayangnya dirinya tidak menemukan keberadaan lemari di dalam sana.
Melihat kebingungan istrinya, Arsen terkekeh pelan tanpa sepengetahuan sang istri. Istrinya itu terlihat lucu. "Kemari aku tunjukkan!" Arsen menjentikkan jari telunjuknya ke arah sang istri.
"Ti-tidak Tuan, terimakasih." Kirana beringsut mundur karena dirinya berpikir bahwa suaminya itu akan mengajaknya masuk ke dalam kamar mandi dan menunjukkan sesuatu yang nantinya akan membuat dirinya terkejut.
"Kemari!" Suara Arsen terdengar sedikit meninggi hingga membuat Kirana tersentak dan mau tak mau melangkah menghampiri suaminya di depan pintu yang diyakininya adalah pintu kamar mandi.
Saat Kirana sudah tiba di dekatnya, Arsen langsung menarik tangan Kirana dan langsung menyeretnya masuk ke dalam ruang yang dipikir Kirana adalah kamar mandi. Namun ternyata pemikiran Kirana itu salah. Ruang itu adalah ruang ganti. Ada banyak lemari yang berjejer di ruangan itu. Dan ternyata di dalam sana ada kamar mandi yang disekat dengan dinding kaca hingga nampak terlihat dengan jelas dari ruang ganti.
Gluk!
Kirana kesulitan menelan ludahnya. Apakah nanti dirinya bisa mandi dengan keadaan kamar mandi yang seperti itu? Meskipun ada kaca pembatas namun kaca itu transparan. Sama saja seperti tidak ada pembatasnya. Bagaimana jika sewaktu-waktu dirinya mandi suaminya itu tiba-tiba saja masuk ke dalam ruang ganti?
Tanpa sepatah kata pun Arsen langsung masuk ke dalam kamar mandi dan langsung melepas begitu saja boxer yang tadi masih melekat di tubuhnya.
Hampir saja Kirana menjerit saat melihat itu. Beruntung dirinya segera membalikkan tubuhnya membelakangi sang suami. Kirana memilih melangkah mendekati lemari yang berjejer rapi. Dibukanya satu persatu lemari itu guna mencari keberadaan baju suaminya. Dan Kirana juga menemukan tumpukan bajunya di salah satu lemari itu. Setelah memilih celana pendek beserta kaos rumahan untuk suaminya, Kirana langsung meletakkannya ke atas sofa yang ada di sana dan segera keluar dari ruang ganti.
Kirana memilih mendudukan tubuhnya di sofa yang ada di kamar sang suami. Sambil menunggu suaminya itu selesai mandi, Kirana membuka ponselnya. Memeriksa barangkali ada pesan masuk dari sekretaris Niko. Namun sayangnya tidak ada pesan apa pun. Maklum saja, saat ini pasti mereka masih berada di dalam pesawat. Ponsel ayahnya sengaja ditinggal karena tidak mungkin juga ayahnya itu bisa memainkan ponsel. Selama ini saja ayahnya itu hanya bisa menerima panggilan darinya dan tidak bisa menelponnya karena takut kepencet dengan nomor orang lain. Toh sudah ada sekretaris Niko bersama Ayahnya. Jadi, sekretaris Niko pasti akan selalu mengabarkan tentang perkembangan ayahnya.
Pintu ruang ganti terbuka dan muncullah Arsen yang sudah mengenakan pakaian lengkap. Kirana langsung beranjak karena dirinya juga ingin membersihkan diri.
"Ap-apa boleh pintunya ini saya kunci dari dalam Tuan?" Izin Kirana karena merasa dirinya di sini bukan siapa-siapa dan bosnya itu adalah pemiliknya.
"Jangan melakukan apapun tanpa persetujuan ku!"
"Ba-baik Tuan." Kirana langsung masuk ke dalam ruang ganti. Namun saat dirinya tiba di dalam sana, Kirana bingung harus bagaimana. Apakah dirinya harus mandi dengan memakai baju agar tidak terlihat? Namun setelah dipikir-pikir, masa iya mandi pakai baju? Lalu bagaimana nanti cara memakai sabunnya? Sungguh Kirana tidak tahu harus bagaimana.
Kirana mendekat ke arah pintu ruang ganti dan menempelkan telinganya di pintu tersebut guna mendengarkan aktivitas yang terjadi di luar sana. Hening! indra pendengaran Kirana tidak menangkap suara apapun dari luar ruang ganti. Kirana mengira bahwa bosnya itu sudah keluar dari kamar. Akhirnya dirinya bisa bernafas lega dan mulai melepas pakaiannya satu persatu. Kirana langsung masuk ke dalam kamar mandi dan mulai mengguyur tubuhnya dengan gayung yang ada di sana tanpa menggunakan shower. Bukannya Kirana tidak tahu bagaimana cara menggunakan shower, hanya saja Kirana tidak berani menggunakannya.
Saat Kirana sedang menyabuni tubuhnya, tiba-tiba saja pintu ruang ganti dibuka dari luar oleh Arsen. Arsen menyandarkan tubuhnya di pintu ruang ganti. Dan dengan sangat jelas kedua matanya itu bisa melihat tubuh polos Kirana yang berada di dalam kamar mandi yang ada di depannya saat ini. Bahkan Kirana tidak menyadari keberadaan bosnya itu sama sekali.
Sekali lagi Kirana mengguyur tubuhnya untuk memastikan busa sabun benar-benar bersih dari tubuhnya. Setelah dirasa bersih, Kirana berbalik untuk mengambil handuk. Seketika itu matanya membulat saat mendapati bosnya itu bersandar di pintu ruang ganti dan mengarahkan pandangannya ke arahnya.
"Aaaaa!" Jerit Kirana segera meraih handuk untuk menutupi tubuh polosnya.
"Tidak usah teriak! Aku sudah melihat semuanya!" Ucap Arsen kemudian berlalu meninggalkan Kirana yang menahan malunya setengah mati. Kirana segera melangkah menuju ke lemari untuk mengambil pakaian ganti.
*****
*****
*****
Jangan lupa Like Komen dan Votenya, saweran kopi dan bunganya juga boleh ☕🌹 Tonton iklannya ya setelah membaca, terimakasih 🙏
Terimakasih
rasain luuu