Semua terjadi begitu saja, karena ibu yang menjodohkannya maka Hasyim terpaksa menikahi karena menurutnya Cinta akan tumbuh karena terbiasa bersama. Sedangkan Hana menerima pernikahan tersebut karena sudah istikharah, dialah jodohnya!
Penasaran? yuk ikuti cerita Hani_Hany hanya di noveltoon ♤♤♤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 35
Sore harinya mereka menuju rumah ayah Limin dan ibu Setia.
"Assalamu'alaikum." ucap Hasyim dan Han kompak.
"Waalaikumsalam. Kebetulan kalian datang, Hasyim tolong belikan tomat, lombok, bawang merah, bawang putih, dengan sereh. Ibu mau bikin bumbu untuk masak² besok ternyata kurang lengkap." ujar ibu Setia.
"Mana uangnya bu?" belum sempat duduk sudah disuruh, ya begitulah anak harus nurut ke orang tua.
"Ada dikamar, tolong ambilkan diatas meja Hasyim." ujar ibu lagi. Hasyim bangkit dari duduknya lalu menuju kamar ibu untuk mengambil dompet ibu Setia.
"Ini bu." ujar Hasyim lalu kembali duduk disofa.
"Hana, tolong bantu bersihkan ikan ya! Tadi pagi dibeli di tempat pelelangan ikan tapi belum sempat dibersihkan. Ada dikulkas, ada juga ayam mau dipotong²." jelasnya.
"Iya bu." jawab Hana singkat lalu bangkit dari duduknya menuju ke lemari es untuk mengambil ikan dan daging untuk dibersihkan.
"Shalat lah dulu Hana sudah maghrib." ujar Hasyim. "Nanti dilanjutkan lagi yank." lanjutnya.
"Aku sedang libur kak." bisiknya lalu melanjutkan pekerjaannya.
"Kenapa orang disini kayaknya gak pada shalat deh! Apa perasaan ku saja ya? Atau mungkin sedang halangan yang perempuannya." batin Hana.
"Aku ke masjid dulu ya." pamit Hasyim.
"Iya kak." jawab Hana singkat. Pas adzan isya baru Hana selesai kerja ikan dan ayam sendiri.
"Makan dulu Hana, nanti dilanjutkan lagi!" ucap ibu Setia.
"Iya bu, ini tinggal dicuci saja." usai mencuci dengan bersih lalu Hana mengajak Hasyim makan.
"Kak, ayo makan." ajak Hana.
"Siapa yang masak yank?" tanya Hasyim sambil berbisik.
"Ibu, karena aku sedang bersihkan ikan dan ayam."
"Kenapa gak kamu yang masak Hana?" tanyanya lagi.
"Emang kenapa kak?" tanya Hana balik.
"Seharusnya kamu yang masak supaya jadi menantu kesayangan."
"Aku akan tetap jadi menantu kesayangan kak, bahkan aku juga bisa jadi menantu yang dibenci karena aku satu satunya kak. Begini lah aku! Kita kan bagi tugas kak!" kesal Hana. "Sudah capek² kerja ikan dan ayam masih mau disuruh masak lagi?" gerutu Hana dalam hati.
"Kan bersihkan ikannya bisa nanti lagi." ungkap Hasyim.
"Maaf." ucap Hana singkat. Lalu mereka makan dengan diam hanya terdengar suara dentingan sendok Hana.
"Ayo pulang kak sudah malam." ajak Hana karena memang dia sudah lelah dan pekerjaan sudah selesai.
"Iya." jawabnya singkat lalu pamit pada ibu Setia dan ayah Limin.
***
"Kenapa tadi kak, aku kan sudah bantu bersihkan ikan dan ayam. Kalau aku yang memasak pasti kita belum tentu pulang sekarang kak, masih nanti². Kenapa gak kakak suruh Lastri saja yang bantu² ibu juga?" omel Hana merasa kesal.
"Iya kan aku hanya ingin jaga nama baik kamu Hana, supaya ibu tetap perhatian sama kamu dan bisa menganggap kamu seperti anaknya karena rajin." jawab Hasyim.
"Ok tujuan kakak baik, tapi kakak juga harus ngerti posisiku! Jangan samakan aku seperti kita yang apapun kakak yang kerjakan karena anak pertama. Meski aku anak pertama tapi aku punya adik² yang selalu siap buat bantu!" jelas Hana.
"Iya kamu benar, memang dikeluargamu dan keluargaku beda!"
"Jelas beda kak, aku baru beberapa bulan menikah sama kita itu sudah sangat ku rasakan!" ungkap Hana. "Bahkan kalau kakak mau tau, aku itu kecewa sama kakak karena sebagai laki² gak bisa tegas bahkan bisa disuruh² sama adik." Hana berusaha mengeluarkan unek²nya.
"Ya memang, begitulah keluargaku! Makanya kamu harus terbiasa." ujar Hasyim.
"Entahlah kak. Aku pusing mau istirahat." lalu Hana membersihkan diri dan istirahat dikamar. "Rindu keluargaku yang harmonis, semua tinggal kenangan. Aku juga ingin keluarga yang harmonis seperti dulu ya Allah... Punya suami penyayang, menyayangi aku juga anak²ku kelak." batin Hana.
***
Bulan Ramadhan pun telah tiba.
"Kak bangun sahur, aku sudah panasi lauknya kak. Ayo bangun kak!" panggil Hana berulang kali. "Ini kebiasaan dari rumahnya atau baru² begini sih? Bikin sebel saja. Apa aku sahur sendiri saja ya?" gumam Hana pelan.
"Kak bangun yuk." Hana keluar mengambil air lalu diusap ke wajah Hasyim supaya bangun.
"Enak yank." gumamnya lalu perlahan membuka matanya.
"Bangun kak keburu imsak." ujar Hana kesal. Hasyim bangun cuci muka lalu makan sahur bersama.
"Kak, nanti kalau lebaran rencana dimana?" tanya Hana saat makan sahur bersama.
"Disini saja ya! Bagaimana?" tanya Hasyim. "Aku mabok kendaraan kalau naik kendaraan umum. Oh, atau kita bawa mobil saja ya?" tanya Hasyim antusias.
"Boleh kalau mau bawa mobil sendiri atau bawa motor saja kak, tapi bawa diri saja kalau bawa barang susah bawanya!" ujar Hana antusias juga.
"Tahun depan insya Allah lebaran di Kampung ya!" bujuk Hasyim dan Hana hanya mengangguk.
"Isteri sholehah memang Hana Putri Ahmad." ujar Hasyim memuji.
Usai sahur mereka shalat berjamaah lalu Hana mengaji.
"Kak ayo mengaji?" ajak Hana.
"Aku gak bisa ngaji Hana. Maaf." jawabnya jujur.
"Ha?" batin Hana. "Ayo lah kak kita belajar bersama." ucap Hana lembut sambil membujuk. "Ayo sama² yuk!" ajaknya lagi.
"Ayo." ucapnya ragu².
"Alhamdulillah, itu bisa!" ujar Hana meski dengan senyuman. "Maaf." ujar Hana lagi karena takut suaminya tersinggung.
"Tuh kan dia ngeledek aku gak bisa ngaji. Jatuh lah harga diriku!" batin Hasyim.
"Ayo sering² mengaji bersama supaya makin lancar." ajak Hana dan Hasyim hanya diam saja. "Kalau bisa kakak hafal² surat pendeknya supaya kalau jadi imam bisa ganti² surat." ucap Hana tulus, maksud hati supaya banyak hafalannya tapi jangan sampai malah tersinggung.
"Ku hafal² ji surat² pendek. Tenang saja!" jawab Hasyim.
"Alhamdulillah kak." ucap Hana. "Ya Allah... Apa aku salah pilih suami? Aku maunya dibimbing masak aku yang harus membimbing?" batin Hana menjerit.
"Aku keluar dulu ya mau minum kopi." pamit Hasyim.
"Puasa kak, baru juga selesai sahur." ujar Hana mengingatkan.
"Iya lupa. Hahaha." jawabnya sambil tertawa lalu keluar kamar.
"Huft, mungkin aku keterlaluan cara mengajak mengaji atau caraku menegur. Astaghfirullah.. Maafkan Hana ya Allah." batin Hana.
"Kuatkan aku ya Allah... Aku pasti bisa, pasti akan ada hikmah dibalik ujian yang engkau berikan ini." batin Hana lagi.
Paginya bersih², menyapu seluruh rumah maupun dihalaman, mencuci pakaian, lalu belajar untuk persiapan mengajar di kampus.
"AlhamduLillah untung libur pekerjaan selesai, tapi belajar memang deh supaya kalau jadwal mengajar tidak kelabakan." gumam Hana pelan lalu belajar.
"Hana, kamu ngapain? Oh belajar. Kirain tidur pagi!" ujar Hasyim.
"Ada apa kak?" tanya Hana.
"Aku tadi ditelfon ibu suruh kesana. Aku kesana dulu ya?" pamit Hasyim.
"Iya kak. Salam saja buat ibu." Hasyim hanya mengangguk lalu berganti pakaian karena akan kerumah orang tuanya.
"Ada apa ya kak Hasyim disuruh kesana?" tanyanya dalam hati. Lalu melanjutkan belajarnya dan merevisi artikelnya karena belum sempat di ACC.
...----------------...
Bersambung ☆☆☆☆☆