Namaku Erikha Rein,anak kedua dari pasangan Will Rein dan Carlista Sari,kakakku bernama Richi Rein(ketua osis di smu purnama bakti,aktif di sekolah dan pastinya dia vocalis band Enew).
yah,keluarga kami sebenarnya broken karena perceraian tetapi Mami selalu ada buat kami.
Seiring waktu aku dan kakakku sangat ingin Mami bahagia karena sepertinya Mami menyimpan masa lalunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone pak Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Gasa menghentikan mobilnya disebuah apartement pribadinya,bangunanya cukup lama namun tetap terawat.
Tempat ini adalah saksi bisu dimana dia terkadang membawa kabur Lista bolos dari sekolah.
Mereka akan menghabiskan waktu disini,semua isinya masih sama tidak ada yang dirubah sedikitpun.
Gasa membaringkan tubuhnya ditempat tidur,kejadian tadi membuat pikiran dan badanya sedikit lelah dan dia hanya ingin tidur tanpa diganggu siapapun.
"Drreeeetttt!"ponselnya bergetar beberapa kali panggilan.
Setelah bangun dan nyawanya benar-benar terkumpul baru dia membuka ponselnya dan menghubungi balik.
"Halo pa,papa dimana?"ini mama udah nungguin dari tadi!"tanya seseorang diseberang.
"Ah,iya papa lupa.kamu aja yang antar mama!"ponsel sengaja dimatikan Gasa.
Gasa berjalan membuka lemari baju dan mengambil amplop berwarna coklat,dia menyimpan beberapa surat kepemilikan tanah dan rumah yang rencananya akan diberikan kepada Lista.
"Lis,cuma ini cara gue untuk menebus semua kesalahan gue!"katanya lirih.
Gasa berusaha menghubungi Didi tapi gagal,akhirnya nekad menghubungi Iqbal dan bisa tersambung.
"Halo,ada apa Gasa?"tanya Iqbal.
"Bal,temuin gue dicafe xxx sekarang gue udah dijalan!"kata Gasa.
"Ok!"jawab Iqbal.
Di Cafe xxx Gasa sudah menunggu,saat Iqbal datang.
"Ada apa sih?"gue diem-diem lo nemuin lo!"kata Iqbal.
"Gue titip ini untuk Lista,kamu berikan pada Didi dulu!"kata Iqbal.
"Gue pamit ya!"Gasa berdiri dan membayar minuman yang sudah dipesannya.
"Gini aja!"tanya Iqbal.
Gasa berlalu tanpa memperdulikan lagi Iqbal disana,dia lebih memilih untuk diam karena baginya diamnya akan menutup aib selamanya.
Aib masa lalunya bersama Lista yang tahu hanya dia,Lista dan keluarganya.
Iqbal kembali kerumah sore hari menjelang Magrib,beruntungnya dia melihat Didi sedang menata ruang kerjanya dan Iqbal langsung masuk keruangan.
"Boss,ini ada titipan buat mami!"kata Iqbal.
"Dari siapa?"tanya Didi menerima amplop berwarna coklat.
"Gasa!"jawab Iqbal sedikit ketakutan.
Didi tahu Iqbal sedang ketakutan makanya hanya dibolak balik amplop berwarna coklat itu.
"Ok,makasih nanti gue sampaikan!"jawab Didi lirih.
Didi mondar mandir mencari istrinya tapi tidak ketemu,mbok Yum yang melihatnya jadi penasaran dan bertanya.
"Papi ngapain mondar dari tadi?"tanya mbok Yum.
"Lista mana ya mbok?"tanya Didi balik.
"Tadi keluar sama mas Richi naik motor!"kata mbok Yum.
Didi hanya memukul dan menggaruk kepalanya,diapun naik kelantai atas dan masuk kekamar.
Dilihatnya amplop yang dari tadi dipegangnya.
"Apa ini sebenarnya?"tanyanya dalam hati.
Lista masuk dengan tersenyum melihat suaminya ada dikamar,Didi buru-buru menyimpan amplop dibawah bantal,dengan kondisi seperti ini Didi tidak ingin merusak suasana hati istrinya.
"Kamu darimana?"tanya Didi dengan senyum.
"Apotik!"jawab Lista singkat.
Didi tidak menghiraukan lagi darimana istrinya,yang sedang dipikirkan adalah bagaimana caranya memberikan amanah yang sudah dititipkan.
Lista duduk ditepi ranjang melepaskan hijabnya.
"Yang,ada titipan!" Didi menyerahkan sebuah amplop.
"Dari siapa?"tanya Lista.
Lista menerima dan membuka pelan,Didi pura-pura tidak melihat dia menyibukkan dirinya dengan ponselnya.
Lista membaca berkasnya pelan-pelan setelah tahu berkas ini dari siapa rasanya dia ingin marah namun sekarang berusaha untuk ditahannya.
Berkasnya dia masukkan kembali kedalam amplop dan ditaruhnya dilaci meja kecil.
"Kamu gak penasaran sama isinya?"Tanya Lista pada suaminya dengan sedikit mendekatkan mukanya.
"Apa itu ada hubungannya dengan kalian waktu itu?"tanya Didi menyentuh pipi istrinya.
Lista tidak menjawab pertanyaan tapi malah mencium bibir suaminya dan sedikit menggigit,Didi membalas ciuman dalam istrinya dan mengelus-elus rambutnya.
Jika sudah seperti ini tandanya Lista meminta lebih dan ini bukan waktu yang tepat,karena sebentar lagi waktu Magrib tiba.
"Sayang,stop jangan sekarang!"cegah Didi.
"Kenapa?"apa kamu marah?"tanya Lista sedikit keras.
"Apa?"Marah?"jadi barusan kamu sedang mengujiku?"tanya Didi dengan sedikit tegas.
Didi beranjak kekamar mandi membersihkan diri dan bersiap pergi ke masjid bersama Richi dan opa Syarif.
Lista menyesal dengan perlakuannya tadi,bagaimana Didi tahu kalau dia benar benar sedang mengujinya.
Usai sholat Magrib Lista kembali duduk diranjang dan kembali membuka berkas yang tadi dia taruh.
Didalamnya tertulis beberapa aset yang semula milik Gasa telah diubah menjadi miliknya.
"Apa aku pantas mendapatkan ini?"tanyanya dalam hati.
"Apa ini ditujukan buat anaknya,anak yang diam-diam aku lahirkan dan aku besarkan dibawah pernikahan tanpa cinta!"kata Lista dalam hati.
Lista kembali bersikap masa bodoh dengan hal itu,selama dia masih bisa melindunginya tidak ada seorangpun yang tahu apa yang dulu pernah terjadi.Disimpan kembali berkas tadi ditempat rahasia.
Didi,Richi dan opa kembali kerumah setelah sholat Isya' biasanya langsung duduk dimeja makan namun karena Didi tidak melihat Lista makanya Didi ijin keatas dulu.
"Pi,abis makan kita nonton lagi ya!"pinta Eri.
Didi hanya mengangguk kepala dan tersenyum kepada kedua anaknya,seharian ini belum memberikan waktunya kepada mereka karwna seharian sibuk.
Dikamar Lista sibuk membereskan baju-baju milik Didi,menatanya dibeberapa tempat baju yang tadi baru saja dipasang.
"Yang,kamu gak makan?"tanya Didi mengambil baju ganti.
"Nanti aja,aku belum lapar!"jawabnya singkat.
"Maafin aku ya,tadi bicaraku agak keras.sebenarnya aku mau buang jauh-jauh perasaan cemburuku pada Gasa!"Didi memeluk istrinya dari belakang.
Lista merespon hanya dengan mengelus-elus lengan Didi.
"Kamu makan dulu temani anak-anak malam ini!"kata Lista.
Didi turun sendirian untuk makan malam bersama anak-anak dan mertuanya namun kali ini ada Iqbal dan Alif,seperti malam sebelumnya sehabis makan Didi akan menemani anak-anaknya nonton film tapi kali ini tidak bisa sampai malam karena besok pagi haris kekantor.
Lista turun kebawah hanya mengambil air minum dan beberapa potong buah kemudian naik lagi.
Film belum berakhir Eri pamit karena ngantuk berat disusul Didi yang sedari tadi matanya sudah ingin mengatup.
Richi,Alif dan Iqbal masih bertahan.
Didi kembali kekamarnya dengan mata lelah karena mengantuk namum saat dilihat Istrinya yang begitu cantik rasa kantuknya hilang seketika.
Lista masih aktif dengan laptop menyala dipangkuannya,meski baju yang dipakainya sudah siap tempur,sesekali tersenyum dan menggigit jarinya.
"Eehhem!"Didi mencoba mengalihkan konsentrasi istrinya.
Lista menutup laptopnya,melepas kacamata dan tersenyum kearah suaminya,senyumannya kali benar--benar menggoda.
Didi tidak tahan untuk tidak melakukannya kali ini Didi melakukanya dengan sepenuh tenaga hingga beberapa kali desahan istrinya mengeras dan berakhir dengan kucuran keringat yang membasahi selimut.
Balasan atas perlakuan Lista waktu senja tadi akhirnya tertunaikan sudah diwaktu yang tepat.