Jia menemukan kembali arah hidupnya setelah dia bercerai dari Alex.
Namun siapa sangka, perceraian itu membuat Alex kehilangan pijakan kakinya.
Dan Rayden adalah bocah kecil berusia 4 tahun yang terus berharap mommy dan daddy nya kembali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AD BAB 27 - Jangan Terlalu Keras Pada Rayden
Di kamar Rayden.
Alex mengetuk pintu kamar dan memanggil nama sang anak. Mendengar suara ayahnya yang memanggil dengan segera Rayden berlari dan membuka kan pintu itu sendiri.
"Daddy!" panggilnya dengan antusias. Juga dengan Alex yang langsung memeluk dan menggendong sang anak.
Disaat Alex dan Rayden kembali masuk ke dalam kamar, Ina langsung keluar.
Alex memangku Rayden duduk di sofa yang tersedia disana, menunjukkan beberapa mainan yang dia belikan untuk sang anak.
"Semua ini oleh-oleh untukku, lalu mana untuk Mommy?" tanya Rayden.
Bukan tentang dia, Rayden malah teringat akan sang ibu. Berpikir jika Alex membawakan oleh-oleh untuk Jia, maka ibunya itu akan kembali lagi ke rumah ini.
Namun pertanyaan itu tidak mampu Alex jawab, selain menelan ludahnya sendiri dengan kasar.
"Kata Mommy Jia dia tidak mau oleh-oleh karena itulah Daddy tidak belikan."
"Kapan mommy bilang begitu?"
"Kemarin, kemarin mommy Jia telepon daddy."
Berbicara tentang telepon, membuat Alex teringat jika 2 hari lalu saat pamit dengan Rayden dia ada menghubungi Jia, pastilah ada panggilan tak terjawab yang tertera di layar ponsel mantan istrinya itu.
Tapi kenapa Jia tidak menghubungi dia kembali? pikir Alex.
Harusnya Jia kembali menghubungi dia dan bertanya ada apa.
Ya, harusnya begitu. Bagaimana jika telepon ku itu penting, bagaimana jika panggilan ku itu tentang keadaan Rayden yang tidak baik.
Tapi dia malah mengabaikannya begitu saja, benar-benar tidak bisa dipercaya.
"Aku tidak sabar menunggu hari minggu," ucap Rayden hingga membuyarkan lamunan Alex tentang telepon itu.
"Sabar sayang, besok daddy masih kerja kan? hari minggu baru kita temui mommy Jia."
"Bisa tidak om Sean saja yang mengantarku bersama Ina ke rumah Mommy? aku ingin tidur disana, minggu sore baru daddy jemput Rayden."
Alex menggeleng pelan.
"Rayden ingin menginap di rumah Mommy?"
"Sangat ingin."
Ada perasaan tercubit di hati Alex ketika mendengar itu. Rasanya dia begitu jahat karena membuat Rayden dan ibunya berpisah. Tapi mau bagaimana lagi, dia dan Jia memang tidak bisa bersama.
"Baiklah, besok pagi daddy yang akan antar Rayden ke rumah mommy Jia, Rayden bisa menginap di rumah Mommy Jia dan minggu sore daddy jemput."
"Daddy serius?" tanya Rayden dengan antusiasnya.
Dan Alex mengangguk seraya tersenyum, "Tapi Rayden jangan menangis saat pulang bersama daddy nanti, hari senin kan Rayden ada kelas, ya?"
Kini giliran Rayden yang mengangguk mantap.
Di umur Rayden yang baru 4 tahun dia mulai home schooling. 5 bulan lagi saat tepat usianya 5 tahun, Rayden baru mulai sekolah.
Setelah puas melepas rindu Alex keluar dari dalam kamar sang anak, malam ini Rayden tidur sendiri.
Alex kembali turun ke lantai 1 menemui Amora dan ibunya. Kedua wanita itu pun sudah duduk di ruang tengah dan saling berbincang hangat.
Alex ikut bergabung.
"Ma, besok Rayden akan menginap di rumah Jia, aku akan mengantarnya sekaligus pergi ke kantor," ucap Alex.
Sebuah ucapan yang sangat tidak disukai oleh Sofia dan juga Amora.
"Kenapa Rayden harus menginap disana? tidak usah menginap, sore nya kamu jemput saja."
"Ma, jangan terlalu keras pada Rayden, dia masih kecil," balas Alex dan Sofia tidak mampu membalasnya.
Apalagi saat Amora mulai menyentuh lengan Sofia, meminta calon mertuanya untuk tenang.
"Berarti kita pergi bersama? bukannya kamu juga ingin mengantarku pulang lebih dulu?" tanya Amora.
Sesaat Alex nampak berpikir, sampai akhirnya dia menganggukkan kepala.
Dan mengembalikan senyum Amora dan Sofia.