Mertua Egois Dan Suami Hebatku.

Di sebuah kawasan hutan yang lebat, terletak sebuah bangunan megah bak gudang besar yang terdapat banyak pria yang menggunakan pakaian serba hitam, dan penutup wajah. Kawasan hutan sedikit jauh dari suasana ramainya para penduduk.

"Selamat datang tuan muda KS!". Sapa para algojo dan para bodyguard yang menjaga bangunan dan barang-barang yang ada di dalam nya.

"Hm. Dengan langkah kakinya yang sudah melangkah menuju sebuah lemari yang terbuat dari besi yang sangat berat dan tak akan bisa di hancurkan jika hanya menggunakan benda tajam yang biasa saja.

Ting. Lemari pun terbuka, dan memperlihatkan sebuah dinding tembok. KS langsung meletakkan telapak tangan nya saja, dinding yang berupa tembok terbuka dan memperlihatkan sebuah anak tangga yang menuju lantai bawah yang entah kemana.

Dengan langkah tegap nya KS berjalan menuruni anak tangga yang cukup gelap yang di ikuti pengawal dan tangan kanan nya.

Tak,,,, tak,,, suara langkah kaki yang sudah hampir sampai di lantai paling bawah, di mana terdapat banyak sekali kotak yang terbuat dari besi dan di dalamnya sudah berisi barang yang siap di antar ke tuan barunya.

"Apa ada masalah selama aku tidak ada di sini?. Tanya KS. Pada para bawahan nya yang selama ini menjaga markas barang berharganya.

"Tuan, pelanggan kita meminta tambahan amunisi dan beberapa peluru AK 47 laras panjang.

"Kirim saja yang dia minta!" dan pastikan tidak ada yang menghalangi pengiriman barang!. Jelas KS. Sembari duduk di sebuah kursi yang terbuat dari besi dan di lapisi busa tebal.

"Apa kau sudah mengetahui siapa yang berani menghalangi kita?". Tanya KS pada tangan kanan nya.

"Maaf, tuan sampai saat ini kami belum mengetahui siapa dalamg di balik perompak kapal Black itu!. Jelas nya. Yang sudah mengintai dan menyelidiki siapa yang sudah berani mengirim anak buah nya untuk merampok kapal milik KS.

"Cari tau segera!". Aku ingin melihat siapa yang sudah berani menentang ku. Jelas nya dengan senyuman jahatnya.

"Baik tuan." jawab tangan kanan KS.

"Bagaimana dengan anak buah mu?". Tanya KS pada seorang algojo yang bertubuh kekar nan tinggi.

"Semuanya baik tuan muda. Tim ZA dan tim Raja Wali juga sudah saya latih semaksimal mungkin!. saya akan mengirim beberapa tim untuk menjaga kapal barang milik kita, agar tidak mengalami kendala seperti sebelumnya tuan!. Jelas Hercules. Salah satu Algojo kepercayaan KS. Yang tidak pernah sekali pun melanggar ataupun gagal dalam melakukan tugas nya, meski nyawa adalah taruhan nya. Hercules memegang teguh janji nya bahwa dia akan mengabdi dengan kelompok besar yang di kendalikan KS.

"Bagus!" aku tidak pernah mendengar penolakan ataupun bertele-tele saat menjawab ataupun melakukan tugas mu!. Jelas nya sembari meneguk sebuah minuman beralkohol yang kadar alkohol nya tidak terlalu tinggi.

☆☆☆☆☆

"Kei, mau ke mana? Tanya Tania yang melihat sahabatnya melangkah pergi keluar dari pintu utama.

"Ini Tan, aku mau ke gudang untuk mengambil barang yang di suruh mama!. Jelas nya sembari melanjutkan langkah nya.

"Mau aku te---

"Tania sayang sini!". Panggil seorang wanita paruh baya.

"Eh, mama? Ada apa ma?" tanya Tania yang menatap ke arah Magdalena yang saat ini sedang mengukir senyuman di sudut bibirnya.

"Kamu mau kan bantu mama menanam bunga?. tanya Magdalena.

"Tapi Tania mau temani Keira ke gudang mah!". Jelas nya.

"Sudah bantu mamah ajah ya. Lagian Keira sudah pergi juga!. Jelas nya.

"Loh!" heran Tania yang melihat sahabatnya itu sudah tidak ada di sana.

"Ayo!" tarik Magdalena yang melangkah menuju taman belakang.

Keira yang sudah sampai di dalam gudang pun, tidak menaruh curiga sama sekali. karena tiba-tiba saja mama mertuanya itu menginginkan barang lama yang sudah kusam, dan sudah lama juga di taruh ke gudang jadi bakal sulit untuk menemukan nya karena banyak nya tumpukan barang-barang yang sudah berabu dan banyak hewan-hewan kecil juga seperti Kecoa, Cicak, dan hewan lain nya.

"Di mana ya mama meletakkan barang nya?". Dengan mencari-cari di setiap benda yang menumpuk, Keira belum juga menemukan barang yang di carinya itu.

Sampai sesuatu yang tak di sangka-sangkanya terjadi.

Prang. Suara benda jatuh dari susunan barang-barang yang tersusun rapi sampai ke langit-langit atap gudang.

Akh,,,,,,, suara rintihan Keira yang mendapat benturan kuat di bagian tubuh dan kakinya.

Sebuah benda besar nan berat jatuh tepat di bagian tubuh dan kakinya, sehingga membuatnya meringis ke sakitan dan tak dapat berdiri karena beban yang menimpa tubuhnya membuat nya sungguh merasa sakit yang luar biasa.

Akh,,,,, "Tolong?" teriak nya sembari menahan sakit yang sangat luar biasa di bagian kakinya.

Hiks,,,, hiks,,,,, "Sa-sakit! Akh.! Rintihan Keira pun sudah tak terdengar lagi.

Jam sudah menunjukkan pukul 15:00 sore.

Kevin yang baru pulang segera melangkah menuju kamar nya untuk membersihkan tubuh nya yang sudah di basahi keringat yang mengalir deras dari tubuh atletisnya.

Tak,,,, tak,,,, langkah kakinya seketika berhenti saat melihat mama dan adik angkatnya hanya berdua saja di dapur utama.

"Di mana dia?" dengan bersuara kecil, Kevin melanjutkan langkah nya menaiki anak tangga yang menuju lantai dua, di mana kamar nya berada.

Klek. Suara pintu kamar yang di buka.

"Kei!" panggil nya, sembari melepas kemeja yang di pakainya saat ini.

"Di mana dia?" tanya nya heran, saat mengetahui gadis yabg selalu bersamanya tidak ada di sana.

Langkah nya pun seketika terhenti, dan meraih ponsel miliknya, yang ada di dalam saku celananya.

Dengan mengutak-atik ponselnya, dan memperlihatkan sebuah rekaman.

Prang. Suara benda yang di lempar.

Dengan cepat Kevin melempar kan ponsel yang baru saja di gunakan nya ke sembarang arah, dan berjalan cepat keluar dari kamar.

Dengan langkah yang terburu-buru Kevin menuruni anak tangga dan berjalan cepat menuju pintu utama.

"Di mana dia?" dengan menatap kesana-kemari Kevin tidak menemukan sang gadis yang sedang di carinya saat ini.

"Sial!" umpatnya, dan ingatan nya pun tertuju ke suatu tempat. dengan berlari menuju sebuah gudang tempat barang-barang bekas ataupun yang sudah tidak di pakai lagi, jantung nya seakan tak terkendalikan.

Di lihatnya pintu gudang yang sudah terkunci dari luar dengan sebuah rantai yang melilit pintu gudang.

"Kurang ajar!" umpat nya, yang mengingat jika gudang itu tak pernah sama sekali di rantai layaknya ada seorang tahanan di dalamnya.

Gelisah, dan semakin tak terkendali. Kevin, mencari-cari alat bantu untuk membuka pintu gudang.