Content Warning ⚠️
Selain focus ke revenge arc/plot balas dendam, ada focus ke perkembangan karakter FL yaa. Enjoy the story 🌻
Kayla meninggal karena ditabrak oleh mobil. Sebelum meninggal dia sempat melihat pelaku yang menabrak dirinya. Terkejut, ternyata mereka adalah adik tiri dan teman baik Kayla. Persis sebelum menjelang ajalnya, Kayla memohon kepada Tuhan berharap bisa dihidupkan kembali untuk membalaskan dendamnya kepada mereka yang membuat Kayla hidup sengsara. Terutama adik tirinya.
Lalu, keajaiban datang. Kayla hidup kembali, terbangun di usianya sebelum ulangtahun ke-17 tahun. Kayla memanfaatkan kehidupan keduanya ini untuk merencanakan pembalasan dendam.
Masalahnya, selama hidup Kayla dikenal sebagai antagonis yang mejahati adik tirinya, Amarilys.
Bagaimana cara Kayla membalaskan dendamnya? Ikuti dan bantu Kayla balas dendam yuk!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 🌻Shin Himawari 🌻, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6 - Pindah Sekolah
Hari hari berlalu setelah hari resepsi pernikahan.
Baik Ayah maupun Ibu tidak ada yang membahas tentang kejadian Amarilys. Padahal Kayla pikir, Amarylis pasti akan bicara macam macam dan menuduhnya. Tapi Amarilys tidak melakukan apapun.
Dia hanya sedikit berbicara saat makan pagi dan malam bersama, lalu sisanya dihabiskan di sekolah juga kamarnya.
Jangan tanya bagaimana dengan Kayla. Dari dulu Kayla bukan orang yang banyak bicara, kalau tidak penting. Dan menurut Kayla, sifat ini sudah cocok dengannya tidak perlu berubah banyak untuk kehidupan keduanya ini.
Meskipun Kayla sadar karena sifatnya, banyak image negatif beserta kesalahpahaman yang membuat Kayla selalu dalam masalah.
“Kay, bagaimana kalau kamu pindah sekolah?” pertanyaan ibunya membawa Kayla sadar dari lamunan.
Kayla sadar kembali ke situasi makan malam keluarga bersama.
“Kalau boleh, aku ingin tetap di sekolah lamaku bu. Aku juga sudah kelas tiga. Repot.”
Walau bernada datar, Kayla bersungguh sungguh mengatakan itu.
Baginya pindah ke sekolah baru, satu sekolah dengan Amarilys adalah bencana yang tidak ingin Kayla ulang lagi.
Sehingga Kayla mencoba rencana awal. Bertahan di sekolah lama.
“Hm Bagaimana ya? Menurutmu bagaimana sayang?” tanya Ratih kepada suaminya.
“Kay, ayah paham perasaanmu. Pasti sulit pindah saat ini, tapi kelas tiga baru berjalan berapa hari saja. Waktunya masih cukup.” Arya mulai meyakinkan anak tirinya untuk pindah.
“Sekolah baru kamu sangat bagus untuk persiapan ujian masuk kampus. Ayah dengar akademikmu sangat bagus. Jadi akan lebih baik bagimu pindah nak.” bujuk Arya.
Tawaran yang bagus. Di kehidupan pertama Kayla memang goyah karena alasan ini. Tapi kali ini Kayla masih ingin mencoba bertahan di sekolah lama.
Demi kewarasan dan ketenangan batin aku tetap tidak mau! Aku percaya diri dengan otakku kok, jadi belajar dimanapun hasilnya tetap baik.
Tapi sayangnya Kayla tidak bisa menjawab seperti itu. Terlihat sombong. Jadi dia bicara hal lain.
“Sangat menarik. Tapi aku lebih tidak bisa meninggalkan teman temanku disana. Aku sedih kalau tidak ada teman di sekolah baru. So i will stay.” ucap Kayla tidak sepenuhnya bohong.
Aslinya, aku tidak punya teman dekat selain Jendra sih disana, tapi seengaknya di sekolah lama aku tidak di kucilkan. Batin Kayla.
Ibu keliatan ingin protes karena tau fakta tentang Kayla. Lebih aneh lagi saat Kayla bilang anak itu sedih tidak punya teman.
Karena daridulu ibu Kayla sering memarahinya untuk lebih banyak keluar main dengan teman teman, tapi malah dijawab kalau punya banyak teman merepotkan. Dia hanya berteman sewajarnya saja. Wajar versi Kayla.
Tapi meskipun begitu, ibu tidak pernah memaksakan kehendaknya ke Kayla.
Jadi sepertinya kali ini pun, Ibu akan ikut pilihan Kayla. Ibu bertanya karena permintaan suaminya. Tapi diapun bilang ke suaminya kalau dia hanya akan bertanya, keputusan tetap di Kayla.
Itu lah yang membuat Kayla selalu merasa ibunya menyayangi nya. Hubungan mereka bukan terlihat dengan sifat memanjakan atau ucapan ucapan mesra lainnya seperti ibu lainnya. Dari luar mereka terlihat hidup masing masing. Support tanpa banyak mencampuri atau mengontrol satu sama lain.
Tidak heran karakter dinginya Kayla adalah turunan dari sang ibu. Tentu, Kayla juga sama menyayangi ibunya. Dengan caranya sendiri.
Hanya tinggal meyakinkan ayah tiri yang baik hati ini saja.
“Kalau masalah teman, Kay tidak perlu khawatir. Kamu akan satu sekolah dengan Lily. Nanti Lily pasti bantu kamu. Ya kan Ly?” masih mencoba membujuk dengan cara baru, yang salah bagi Kayla.
Cih! Bantu aku dikucilkan yang ada! Sial! Aku juga sih sulit menolak tegas ayah, perang batin bergejolak di dalam hati Kayla.
“Tentu ayah. Jangan khawatir. Aku akan minta teman temanku untuk berteman dengan kak Kayla.” dengan senyum manis.
Tapi palsu.
Baru ingin menolak lagi, Kayla mengurungkan niatnya itu setelah mendengar ayahnya bicara lagi.
“Sejujurnya nak, alasan utama ayah ingin kamu pindah adalah kerena jarak. Dari rumah ke sekolah lamamu itu sekitar satu jam. Dan kamu bersikeras naik motor kan? Kami khawatir kamu kenapa kenapa.” tanpa diucapkanpun, dari nadanya saja jelas Arya sangat khawatir.
“Kamu saja sih yang khawatir. Aku tidak. Dia biasa kok naik motor. Biarkan saja lah Ar.” Kayla heran Ibunya bisa membelanya, tapi dia senang ibu ada di perahu yang sama.
“Ayah benar bu. Kasihan kakak kalau naik motor jauh. Kalau sekolahnya sama denganku, kan bisa naik mobil yang sama. Berangkat dan pulang bareng. Mau ya kak?” tanya Amarilys sok polos.
Akting terus, dasar cinderella cari muka.
Kayla menghela napas. Merasa posisinya sulit untuk menolak lagi.
“Aku minta waktu mempertimbangkan lagi ya Ayah, Lily.” jawabku pasrah.
Satu hal yang menjadi jelas. Meskipun Kayla mengulang waktu, tidak selalu semua sesuai rencananya.
Ada hal yang sepertinya menjadi takdir Kayla. Sulit sekali untuk Kayla ubah.
Bersambung