Ryo seorang pengusaha yang sukses harus menelan musibah dari tragedi yang menimpanya. Sebuah kecelakaan telah membuatnya menjadi lumpuh sekaligus buta. Istrinya sudah tidak Sudi lagi untuk mengurusnya.
Aura, adik sang istri tak sengaja hadir ditengah mereka. Aura yang memerlukan uang untuk kebutuhan hidupnya kemudian ditawari sang kakak sebuah pekerjaan yang membuat semua kejadian cerita ini berawal.
Pekerjaan apakah yang ditawarkan pada Aura?
dan bagaimana nasib Ryo selanjutnya?
Biar tau kisah selengkapnya, yuk ... di intip kisahnya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yurika23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 10 - Mulai Mengurus Ryo
Sempat terlintas ingatan Aura sebelum ia menyetujui kesepakatan dengan kakaknya.
* * *
“Ini rencana gila, Kak!. Bagaimana kalau Mas Ryo tahu kalau aku bukan kakak?, istrinya?” tanya Aura yang tak habis pikir dengan rencana kakaknya.
“Dasar bodoh!, suara kita kan sama, kalau kau tidak memberitahu dia tidak mungkin dia menyadarinya, dia juga sedikit mudah ditipu. Kemiripan suara kita menjadi keuntungan buat aku dan kau!” jelas Jesica seolah menganggap remeh misi yang akan di jalankan Aura.
“Ya, tapi … “
“Sudahlah!, kita bisa sama-sama diuntungkan bukan?. Kau akan mendapatkan uang dari yang kau kerjakan, si lumpuh dan buta itu ada yang mengurus, sedangkan aku mendapatkan kebebasan dan terhindar dari beban mengurus pria tidak berguna seperti dia.”
“Kakak!” Aura melototi Jesica dengan keheranan. Tapi Jesica merasa acuh dengan tatapan adiknya. “Aku terima pekerjaan ini bukan berarti aku menyetujui tindakanmu mengabaikan suamimu!, itu benar-benar diluar akal sehatku,” kata Aura mulai geram dengan kakaknya.
“Persetan dengan akal sehatmu!, yang jelas aku tidak mau menghabiskan waktuku untuk mengurus orang cacat”
“Tapi bukankah kakak bisa berkata jujur padanya dan mengatakan jika kau tidak sanggup mengurusnya lalu menyuruh orang lain unt- “
“Sudah!. Aku sudah pernah mengatakan padanya untuk membayar perawat, tapi dia tetap tidak mau, dan dia ingin aku yang merawatnya. Hah, dasar pria keras kepala, siapa yang sudi merawat pria cacat.”
Aura hanya mendengus kasar kehabisan kata-kata untuk kakaknya.
“Ini uang muka untukmu, sekarang kau pergilah ke mansion suamiku, aku ada urusan” Jesica langsung memberi amplop berisi uang kemudian berlalu meninggalkan Aura.
* * *
“Mengurusku?” ulang Ryo sedikit heran dengan penjelasan Aura.
“I-iya”
“Baguslah. Akhirnya kau menuruti kemauanku,” tandas Ryo.
Aura melihat makanan yang berada di meja kaca belum tersentuh sama sekali. Ia yakin jika Ryo memang belum makan saat itu.
Aura mulai melangkah pelan mendekati Ryo berada.
“Mas belum makan ya? Makanannya masih utuh. Ini makanannya Mas, aku suapi ya?”
Aura mengambil bubur dari meja kaca di dekat Ryo, ia membungkuk di depan Ryo, kemudian wanita itu menempelkan ujung sendok ke bibir pria itu dan akan menyuapinya.
Ketika sendok sudah berada di mulut Ryo, tiba-tiba …
PRANG!
Ryo yang agak terkejut spontan menepis sembarang dan mengenai mangkuk bubur di tangan Aura. Wanita itu terkejut bukan main.
“M-Mas!” netra indah Aura membulat, jantungnya serasa akan keluar dari tempatnya.
“Aku bukan anak bayi!, aku bisa makan sendiri!. Aku hanya memintamu berada di sisiku!, bukan memperlakukanku sebagai bayi atau orang cacat!” pekik Ryo dengan kekesalannya yang tanpa alasan.
“Tapi, aku hanya ingin membantumu, Mas” ucap Aura dengan nada ketakutan.
“Kau cukup berikan saja makanan itu padaku!, tidak perlu menyuapiku seperti itu! Aku masih bisa menggerakkan tanganku!”
Aura kini berdiri tegak dengan wajah menyiratkan ketakutan sekaligus kebingungan, apa salahnya hingga pria itu begitu marah.
Ryo tidak berbicara lagi, ia menggerakkan tombol otomatis kursi rodanya ke arah dekat jendela, dan ketika kursi rodanya terpentok bawah jendela, ia diam disana.
Aura berlalu dari sana, meninggalkan Ryo agar sedikit tenang. Kemudian wanita itu kembali ke tempat Ryo, dan terdengar suara beling yang bertendingan di lantai.
“Sari? Mbok Jum?” Ryo memanggil pelayan yang biasa melayaninya.
“Sari sedang ke laundry Mas, mengambil pakaian, Mbok Jum sedang kepasar” jawab Aura.
“Jesica?, kau membersihkan beling itu?” tanya Ryo heran.
“Iya”
“Sejak kapan kau menjadi rajin?” ujar Ryo sedikit menolehkan kepalanya kesamping.
“Sejak, um, sejak aku ingin berbakti pada suamiku” Aura memejamkan matanya terpaksa menelan kebohongan pada kakak iparnya.
Jawaban Aura membuat Ryo sedikit heran, alis pria itu sedikit berkedut dan mengerut.
“Aku akan makan nanti, kau istirahat saja di kamar” ucap Ryo tanpa menoleh.
“Baik, aku permisi dulu” kata Aura sopan.
‘Apa benar ini Jesica yang kukenal?’ batin Ryo bergumam.
Ryo tetap tidak mau makan, dan Aura berlalu ke dapur kemudian ia menemukan pelayan wanita disana yang bernama Sari yang dengan sopan buru-buru menghampirinya dengan sedikit menunduk.
“Non Aura ya?, saya Sari Non, saya sudah di telpon Nyonya Jesica tadi ketika pulang dari laundry, kalau Non Aura berpura-pura menjadi Nyonya. Maaf Non, tapi apa Non Aura tidak masalah menggantikan Nyonya?”
“Iya Mbak, saya terpaksa menggantikan kakak saya. Saya minta tolong kerjasamanya ya Mbak, kita harus rahasiakan ini” ucap Aura sedikit berbisik di dapur pada Sari.
Sari mengangguk dan menyetujui perjanjian mereka.