Amber Kemala, janda yang memiliki trauma atas kegagalan pernikahannya itu bekerja sebagai seorang pelatih tari balet anak-anak. Namun ia mendapatkan tawaran khusus dari seorang duda tampan untuk menjadi pengasuh putri kecilnya, yang tidak lain adalah murid Amber sendiri.
Arion Maverick, duda dengan segudang pesona. Ia melakukan sebuah kesalahan pertama yang membuatnya semakin tergila-gila pada pengasuh sang anak. Laki-laki itu selalu merasakan hasrat yang memuncak dan keinginan yang menggebu-gebu setiap kali bersama Amber.
Sekali saja bibir Arion pernah mengecap hangat tubuh wanita bernama Amber, selamanya laki-laki itu tidak bisa melupakannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vey Vii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rindu Mommy
Sepulang dari rumah balet pukul empat sore, Amber dan Aara tiba di rumah dan mendapati tatapan tak menyenangkan dari Dayana.
Karena pada hari minggu murid di rumah balet lebih banyak, maka Amber terpaksa harus mengajak Aara di rumah balet sampai sore untuk menemani Renata mengajar.
Meski begitu, Amber sudah meminta izin pada Arion. Wanita itu bahkan sudah menyiapkan makan siang serta tempat tidur di kantornya agar Aara tetap bisa tidur siang dengan nyaman.
"Apa kelas balet untuk Aara memang sampai sore? Kenapa baru pulang jam segini?" tanya Dayana saat Amber dan Aara baru tiba di ruang tamu.
"Maaf, Nyonya. Kelas Aara hanya sampai siang, tapi saya juga harus mengajar sampai sore. Saya sudah mendapatkan izin dari Tuan Maverick," jawab Amber.
"Mana bisa seperti itu? Tugasmu itu mengurus Aara, menjadi pengasuh Aara. Seharusnya kau hanya pilih salah satu pekerjaan, menjadi pengajar atau menjadi pengasuh!"
Amber menarik napas panjang. Sebenarnya ia tidak ingin menimbulkan keributan. namun jika di diamkan, Dayana tidak akan pernah berhenti mengusiknya.
"Sayang, Aara bisa masuk ke kamar dulu. Setelah ini Mama Amber akan menyusul," ucap Amber pada Aara.
"Baik, Ma." Aara mengangguk setuju. Ia berlari menaiki anak tangga.
"Nyonya, sejak awal Tuan Maverick tahu jika pekerjaan utama saya adalah sebagai pengajar tari balet. Di sini, Tuan Maverick tidak keberatan jika saya tetap mempertahankan profesi utama saya selagi saya masih bisa mengurus Aara dengan baik," terang Amber.
Jawaban Amber membuat Dayana terdiam. Ia merasa kesal, mengapa Amber selalu saja bisa membuat alasan atas pertanyaannya.
"Jika terjadi apa-apa pada cucu saya, maka kau adalah orang pertama yang harus bertanggung jawab!" seru Dayana.
"Baik." Amber mengangguk sopan. "Jika tidak ada lagi yang perlu dibicarakan, maka saya harus segera menyusul Aara," lanjutnya.
"Hah!" Dayana melengos. Wanita paruh baya itu meninggalkan Amber lebih dulu.
Melihat tingkah Dayana, Amber hanya bisa menghela napas panjang. Terlihat jelas jika ibu dari majikannya itu tidak menyukainya. Namun Amber tidak peduli, di sini ia bekerja untuk Arion, dan ia tidak mempedulikan apapun selagi laki-laki itu tidak keberatan dengan dirinya.
Sepeninggal Dayana, Amber segera menaiki anak tangga dan menyusul Aara. Ia segera memandikan Aara dan mengganti pakaian anak asuhnya.
"Mau main sesuatu?" tanya Amber setelah mereka sudah sama-sama santai.
"Mau main boneka!" seru Aara.
Amber tersenyum, menemani Aara bermain boneka sambil membaca buku cerita. Meski tidak memiliki pengalaman apapun dalam mengasuh anak, Amber berusaha sebaik mungkin untuk menyesuaikan diri dengan anak asuhnya. Ia tidak keberatan meski Aara sering membuatnya kewalahan akibat tingkahnya yang sangat aktif. Bagi Amber, anak seusia Aara memang sedang dalam masa pertumbuhan penting dengan rasa ingin tahu yang tinggi.
"Mama Amber, apa Mama Amber sudah bertemu Mommy Aara?" tanya Aara.
"Mommy Aara?" ulang Amber. Ia terdiam, lalu mengingat mantan istri Arion. "Ah, belum," jawabnya.
"Aara rindu Mommy," keluh anak itu, matanya tertuju pada boneka yang ia pegang, namun tatapannya kosong.
"Begitu, ya? Baiklah, Mama Amber akan bicara pada Daddy, biar Aara bisa bertemu Mommy, bagaimana?"
"Tapi Mommy sibuk. Katanya Mommy banyak kerja."
Amber terdiam, ia tidak tahu harus memberi jawaban apa pada anak di hadapannya.
"Kenapa sih, Mommy tidak pernah pulang ke rumah Aara?" tanyanya lagi.
Seperti ada tegangan listrik yang menyengat dada Amber secara tiba-tiba. Anak sekecil Aara harus turut menanggung resiko akibat permasalahan orang tuanya.
Bahkan jika Amber menjelaskan tentang keadaan orang tua mereka yang sudah bercerai pun, Aara masih belum bisa memahaminya.
...🖤🖤🖤...