NovelToon NovelToon
Ilmu Warisan Leluhur

Ilmu Warisan Leluhur

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / spiritual / Balas Dendam / matabatin / Ilmu Kanuragan
Popularitas:96.2k
Nilai: 5
Nama Author: Muhammad Ali

Hamdan seorang siswa SMA kelas dua. Sedari kecil sudah tinggal di Panti sehingga dia tidak pernah tahu akan keberadaan orang tuanya.
Hamdan sangat suka silat tapi dia tidak punya bakat.
Setiap kali latihan, dia hanya jadi bahan ledekan teman-temannya serta omelin Kakak pelatihnya.
Suatu hari Hamdan dijebak oleh Dewi, gadis pujaan hatinya sehingga nyawanya hampir melayang.
Tak disangka ternyata hal itu menjadi asbab berubahnya takdir Hamdan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhammad Ali, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Merasa Bersalah

Fitri tidak bisa konsentrasi belajar malam ini karena dia masih memikirkan tentang Hamdan.

Ada rasa bersalah dihatinya.

'Pasti Hamdan kecewa karena aku tidak bisa menepati janjiku. Semoga saja dia tidak marah kepadaku.'

Fitri akhirnya menyerah. Tak ada gunanya dia belajar sekarang. Apa yang dia baca sedikit pun tidak masuk ke dalam kepalanya.

Oleh karena itu dia mendekati Mama dan papanya yang sedang menonton tv di ruang keluarga.

"Pa, handphone Papa yang layarnya retak kemaren masih ada Papa gunakan?"

"Untuk apa, Fit? Kalau kamu mau ganti handphone, beli yang baru saja. Handphone yang itu RAM nya kecil, cuma RAM 8."

"Bukan untuk Fitri, Pa. Handphone Fitri masih bagus. Ada kawan Fitri yang tidak mempunyai handphone, kasihan dia. Lagi pula jadi susah menghubunginya jika ada sesuatu."

"Oleh karena itu, jika handphone Papa yang itu tidak terpakai lagi, rencananya akan Fitri berikan saja ke dia, Pa, dari pada tidak terpakai lagi."

"Wah wah...ternyata anak gadis Papa punya jiwa sosial yang tinggi juga. Alangkah bagusnya jika kita memberikan sesuatu kepada orang lain dengan barang yang masih bagus, Fit."

"Handphone lama Papa juga tidak apa-apa, Pa. Jika yang baru nanti kawan Fitri malah jadi sungkan."

"Ha ha mana baik menurut kamu saja, Fit. Ambil saja di kamar. Di dalam lemari. chargernya juga ada di sana."

"Terima kasih banyak, Pa."

Fitri sangat senang. Dia segera beranjak dari sana.

"He he lihat itu, Ma. Anak kita suka berbuat baik seperti papanya."

"Idih, Papa. Kalau yang baik pasti Papa bilang mirip Papa. Kalau yang buruk, Papa cepat-cepat nuduh Mama."

"He he kan memang seperti itu, Ma..."

Fitri tidak mendengarkan candaan Papa dan mamanya.

Setelah mendapatkan handphone, Fitri segera berlari menuju kamarnya.

Dia cepat-cepat memasukkan sim card yang baru (kebetulan ada stoknya satu di rumah), setelah itu Fitri langsung mengecas handphone tersebut.

Tak lama kemudian handphone itu pun langsung hidup.

Fitri sangat senang. Dia berencana akan menghadiahkan handphone tersebut kepada Hamdan biar mereka mudah untuk berkomunikasi.

Hingga jam setengah sebelas malam baru lah Fitri selesai mengutak-atik handphone tersebut.

Dimulai dengan mengisi paket data, mendownload berbagai aplikasi yang sering digunakan hingga memasukkan nomor kontaknya di handphone tersebut.

Saat akan menamai nomor kontaknya di handphone itu, Fitri memerlukan waktu yang lama hingga akhirnya dia menyerah dengan wajah berubah merah dadu.

Dia akhirnya hanya menulis 'Fitri' tanpa embel-embel apa pun seperti yang telah dia pikirkan sekian lama di dalam kepalanya.

Setelah semuanya selesai, Fitri akhirnya bisa tenang dan dia pun langsung tertidur dengan mimpi yang indah.

...****************...

Jam sembilan malam, Hamdan sudah bersiap untuk tidur. Dia sudah tidak sabar ingin berjumpa dengan Datuk.

Namun semakin dia berusaha untuk memejamkan matanya malah rasa kantuknya semakin hilang.

Hingga akhirnya dia hanya bisa tiduran saja hingga jam 23.30.

Saat itu lah matanya mulai ngantuk dan dia akhirnya bisa tidur dengan nyenyak.

Hamdan kembali muncul di tempat yang sama dan waktu yang sama.

Harimau Putih itu langsung terkekeh saat melihat kemunculan Hamdan.

"He he kan sudah aku cakap, pertemuan selanjutnya di saat matahari naik sepenggalah. Tapi kamu malah ingin cepat-cepat datang ke sini wahai cucuku."

"Maafkan cucu yang telah bersikap seperti anak kecil, Tuk."

"Sudah lah, tak perlu hal itu dibesar-besarkan. Sekarang mari kita mulai. Cuma lakukan pernafasan seperti yang telah aku ajarkan."

"Baik, Tuk."

Hamdan langsung mengambil sikap. Dia mulai mengatur pernafasannya.

Nafasnya mulai mengalir dengan teratur sesuai dengan metode yang telah diajarkan.

"He he tidak buruk tidak buruk. Kamu memang layak menjadi cucuku."

"Sekarang mari kita lanjut mempelajari kuda-kuda..."

Hamdan terus latihan hingga menjelang tengah hari.

"Latihan hari ini cukup cucuku. Apa ada yang ingin kamu tanyakan cucuku?"

"Sebenarnya ada satu hal yang mengganjal di hati, Tuk. Saat latihan dengan Datuk, gerakan apa pun itu rasanya mengalir dengan sendirinya seolah-olah sudah mendarah daging dalam diri cucu."

"Pada hal, dulu sewaktu cucu belajar silat dengan orang lain, cucu kesulitan untuk mengingat setiap gerakan yang diajarkan."

"Sehingga cucu dianggap orang yang tidak berbakat sama sekali, Tuk."

"Apa kah hal itu perlu penjelasan lagi wahai cucuku?"

"Ketahui lah bahwasanya anak keturunan kita tidak bisa mempelajari ilmu silat dari orang lain selama ilmu silat itu lebih rendah tingkatannya dibandingkan dengan ilmu silat warisan leluhur kita."

"Jadi wajar saja kamu dianggap tidak berbakat karena tidak bisa mempelajari ilmu silat mereka..."

Harimau Putih itu menjelaskan dengan panjang lebar hingga tak terasa matahari terus beranjak naik.

"Sekarang waktunya pulang cucuku."

"Baik, Tuk."

Hamdan langsung tersedot dan hilang dari pandangan.

Saat Hamdan terbangun dari tidurnya, ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 5 subuh.

Setelah selesai beribadah, Hamdan turun ke belakang gudang.

Ada halaman seluas lebih kurang sepuluh meter yang Hamdan sulap menjadi tempat latihannya.

Karena semalam Fitri tidak jadi datang sehingga Hamdan menggunakan waktunya untuk membersihkan halaman belakang ini sehingga layak untuk digunakan.

Hamdan mencoba mempraktekkan apa yang dia pelajari dari mimpinya.

Aneh tapi nyata, ternyata semua yang dia pelajari memang benar-benar telah melekat dalam dirinya.

Semua gerakan itu bagaikan telah menyatu dan menjadi kesatuan yang utuh dalam darah dan dagingnya.

Tentu saja Hamdan sangat gembira. Dia selangkah lebih dekat untuk bisa mengikuti tournament O2SN.

Mudah-mudahan saja belum ada yang mengisi slot terakhir.

"Kret...."

Terdengar suara pintu gudang dibuka.

Hamdan memalingkan wajahnya. Tak mungkin para pekerja sudah datang untuk mengambil dan menyimpan barang.

Hari masih sangat pagi. Seharusnya Toko yang di Pasar belum buka.

Lamat-lamat Hamdan mendengar suara langkah kaki yang menaiki tangga menuju lantai dua.

'Itu pasti Fitri.' Pikir Hamdan.

Kemaren Hamdan memang memberikan kunci serep kepada Fitri mengingat kondisi Hamdan yang tak memungkinkan untuk membuka dan menutup pintu gudang.

Saat Hamdan mulai melangkah kakinya untuk menemui Fitri yang hampir sampai di ruangannya, Hamdan tiba-tiba tertegun saat menyadari bahwasanya pendengaran menjadi lebih tajam.

Karena jaraknya terlalu jauh, seharusnya Hamdan tidak bisa mendengar suara saat pintu dibuka dan suara langkah kaki Fitri yang menaiki tangga.

'Apa kah itu berarti pendengaran aku telah menjadi lebih baik karena mempelajari ilmu silat dari Datuk?'

Hamdan sumringah.

'Bagai mana dengan pandanganku?'

Namun belum sempat Hamdan menganalisa ketajaman matanya, dia sontak berlari saat mendengar suara teriakan.

"Hamdan! Hamdan, kamu di mana?"

"Maafkan aku karena semalam tidak bisa datang ke sini."

"Hamdan! Keluar lah! Maafkan aku. Hu hu...!"

1
Hendri Gustian
alur ceritanya bagus.. 👍
... Silent Readers
🐾🐾🐾🐾🐾
... Silent Readers
👣👣👣👣👣
... Silent Readers
🐾🐾🐾🐾🐾
Bisma
Luar biasa
y@y@
⭐👍👍🏼👍⭐
y@y@
🌟👍🏻👍👍🏻🌟
💮Nofa💮
semakin memahami pastinya...😍
Kholis Majid
tetep semangat berlatih rendah hati tp jgn mau di rendahkan
JimieAsmara
terbaik dan terharu...saya terharu atas kemenangan Hamdan...seolah nyata...👍💪
💮Nofa💮
bukannya memang seperti itu ya?🤔
💮Nofa💮
khodamnya menghilang?
AbhiAgam Al Kautsar
tetap semangat dan waspada ya hamdan....
AbhiAgam Al Kautsar
selamat dan sukses hamdan
isnaini naini
semangat hmdn....
smngt bang ali...
tunggu up Besok seto sm tanto di buat malu
isnaini naini
terus berlatih yg keras hmdan karena setelah ini musuh smakin bnyk brmunculan
Simba Berry
maaf ya thor..seharusnya ketika hamdan sudah tahu betapa sombong dan buruknya aifat fitri sihamdannya harus cepat2 meenyapkan perasaan cintanya kepada fitri.
Fitriani
lanjut bng
Diah Susanti
tergegau artinya apa?
Muhammad Ali: Ini, Kak. he he
Arti dari kata "tergegau" dalam bahasa Indonesia adalah "terkejut" atau "terperanjat." Kata ini sering digunakan untuk menggambarkan reaksi seseorang yang tiba-tiba kaget atau terkejut oleh suatu peristiwa atau situasi yang tak terduga.
total 1 replies
JimieAsmara
hebat...cerita yang hebat...penuh emosi..👍💪
JimieAsmara: iya..sama²
Muhammad Ali: Terima kasih banyak, Bang
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!