Sungguh malang nasib seorang pria miskin nan buruk rupa. Jonatan selalu dihina oleh sang mertua dan dia tak pernah mendapatkan cinta dari sang istri yang sudah satu tahun dia nikahi, bahkan mereka selalu tidur dengan terpisah.
Suatu hari, Jonathan tidak sengaja membunuh seorang preman demi melindungi sang istri, sehingga Jonathan harus dipenjara dan divonis hukuman mati. Nasib Jonathan semakin memilukan ketika dia harus kehilangan adiknya yang mati dengan cara yang sangat mengenaskan.
Disaat perjalanan dari pengadilan menuju lapas, tiba-tiba terjadi sebuah kecelakaan yang membuat Jonathan telah dikira mati, padahal sebenarnya dia ditolong oleh seorang pria yang mengaku bahwa dia adalah kepercayaan ayahnya.
Lima tahun berlalu, Jonathan kembali ke Indonesia mengubah identitasnya menjadi Rafael Wilson. Menantu yang dulu buruk rupa kini telah berubah menjadi seorang pria yang sangat tampan. Dan dia adalah sang penguasa di dunia kegelapan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
Butuh waktu kurang lebih enam belas jam untuk bisa mendarat di Italia. Saat ini Jonathan sedang berada di dalam pesawat pribadi milik ayahnya. Pria itu telah berganti pakaian, bahkan dia telah dijamu dengan banyak makanan mewah di pesawat tersebut.
Apakah semua ini hanyalah mimpi belaka? Jika ini adalah mimpi, Jonathan sangat berharap tidak akan pernah bangun dari mimpinya. Karena dunia nyata tempat dia tinggal begitu mengerikan.
Setelah sampai di Italia, tepatnya disebuah mansion mewah di kota Roma, telah terjadi sebuah pertemuan yang mengharukan antara seorang ayah dan seorang putra yang sudah lama tidak bertemu, akhirnya mereka bisa bertemu kembali dan saling berpelukan.
Tidak ada alasan untuk Jonathan membenci ayahnya, perpisahan ayah dan ibunya terjadi bukan karena kehendak mereka berdua, tapi karena sebuah kesalahpahaman dan restu dari sang kakek lah yang membuat orang tuanya terpaksa harus berpisah. Tuan Steven telah menjelaskan semuanya.
Setelah beberapa hari Jonathan tinggal di kota Roma, dia telah diperlakukan bak seorang sultan. Mansion Wilson begitu megah bak istana, membuat Jonathan sering tersesat, dia harus menghapal betul setiap ruangan yang ada di mansion milik ayahnya itu. Dan mereka harus menggunakan lift jika ingin naik ke lantai atas ataupun turun ke lantai bawah.
Ternyata benar, uang adalah segalanya. Dengan kekuatan uang, seseorang akan memiliki kekuasaan dan akan dihormati. Itulah alasan mengapa dia sedari kecil sering mendapatkan hinaan, karena dia adalah seorang pria miskin yang memiliki uang hanya untuk mengisi perut saja.
Sebelum Jonathan menikah dengan Luna, dia dan adiknya tinggal di rumah kontrakan. Demi sang adik yang begitu dia sayangi, seringkali Jonathan mengalah, dia berpura-pura sudah makan di luar, padahal sebenarnya dia hanya memiliki uang yang cukup untuk makan sang adik saja.
Vanya memiliki penyakit jantung, makanannya harus dijaga. Jonathan rela melakukan apa saja demi kesembuhan adiknya. Dan dia bersedia menikah dengan Luna karena Luna akan memberikan gaji tambahan jikalau Jonathan bersedia menjadi suaminya.
Siapa yang bisa menolak seorang gadis cantik seperti Luna? Sosok seorang gadis yang cantik, elegan, dan nyaris sempurna. Pria mana pun yang melihatnya pasti akan terpesona. Begitu pula Jonathan, dia jatuh cinta pada pandangan pertama saat melihat Luna, walaupun dia sering mendapatkan teguran dari Luna karena sering telat masuk kerja. Saat itu Jonathan harus menjaga adiknya yang dirawat di rumah sakit.
Tapi sekarang rasa cinta itu telah berubah menjadi rasa benci, tidak ada yang tersisa sedikit pun rasa cinta untuk seorang wanita yang masih berstatus istrinya itu. Dia dipenjara sampai harus divonis hukuman mati dan adiknya meninggal, itu semua adalah gara-gara Luna yang tak bisa menepati janjinya.
...****************...
Tangan Jonathan bergetar, nafasnya bergemuruh menunjukkan betapa marahnya dia saat melihat hasil laporan otopsi yang sesungguhnya tentang Vanya.
Kuburan Vanya diam-diam telah dipindahkan ke Italia, digantikan dengan mayat orang lain.
Ternyata Vanya meninggal bukan karena serangan jantung, tapi ada seseorang yang sengaja memasukkan racun ke selang infus milik sang adik, sehingga nyawa Vanya tak tertolong.
Flashback on...
"Dokter, kenapa kakakku belum datang menjemput aku juga? Apa mungkin terjadi sesuatu kepada kakakku?" tanya Vanya kepada seorang dokter.
Vanya terlihat begitu mengkhawatirkan kakaknya. Padahal dua hari yang lalu dia begitu bersemangat karena sudah diizinkan untuk pulang ke rumah.
Hal yang pertama ingin Vanya minta dari kakaknya jika dia sudah pulang ke rumah adalah dia ingin memakan sayur bayam buatan sang kakak. Masakan Jonathan memang tidak diragukan lagi. Dia sudah tidak sabar ingin memakan masakan sang kakak.
Kemudian setelah Vanya sembuh total, dia ingin pergi liburan ke pantai bersama Jonathan dan Luna.
Vanya sudah benar-benar sehat, setiap hari dia selalu menatap ke arah pintu atau pun jendela berharap Jonathan datang menjemputnya.
"Mungkin sebentar lagi." jawab dokter tersebut sambil menyuntikkan sesuatu ke selang infus milik Vanya. "Ini adalah obat untuk meredakan rasa sakit." ucapnya.
Vanya menganggukkan kepalanya, dia sama sekali tidak menaruh curiga terhadap dokter tersebut. Padahal sebenarnya sang dokter telah memasukkan racun ke dalam selang infus itu, sehingga mengakibatkan Vanya meninggal dunia. Seolah gadis remaja itu telah mengalami serangan jantung.
Flashback off...
Kenyataan ini sangat menyakitkan untuk Jonathan, hatinya sangat hancur. Sebagai seorang kakak dia merasa telah gagal melindungi adiknya. Dia telah gagal memenuhi janjinya kepada sang ibu untuk melindungi Vanya.
Jonathan meremas surat hasil otopsi yang sesungguhnya tentang Vanya tersebut, lalu membuangnya dengan ngasal. Wajah pria itu terlihat begitu mengerikan, seakan telah menggambarkan bagaimana besarnya rasa benci yang telah tertanam dihatinya.
Kemudian Jonathan masuk ke dalam lift, dia pergi ruang kerja ayahnya yang berada di lantai tiga di mansion tersebut.
Ketika Jonathan telah sampai di ruang kerja ayahnya, pria itu bersimpuh di hadapan sang ayah, membuat Tuan Steven terkejut melihat putranya harus bersimpuh seperti itu kepadanya.
"Tolong ajarkan aku menjadi seorang pria yang kuat, ayah. Aku membalas semua perbuatan yang telah mereka lakukan kepadaku dan adikku. Adikku meninggal karena dibunuh. Dan mereka pun harus mati ditanganku."
Tuan Steven tertegun mendengar perkataan putranya, dia pun membantu Jonathan untuk berdiri. "Biar semua itu ayah yang akan mengurusnya, ayah pasti akan melakukan apapun untuk menghancurkan orang yang sudah membuat putraku hidup menderita seperti ini."
Jonathan menggelengkan kepalanya, "Tidak, ayah. Izinkan aku menyelesaikan masalahku sendiri. Aku ingin menjadi pria yang kuat sepertimu."
Tuan Steven menghela nafas sebentar. Dia merasa apa yang dikatakan oleh Jonathan ada benarnya, Jonathan harus menjadi seorang pria yang kuat. Jonathan adalah penerusnya, dia adalah satu-satunya pewaris di Wilson Group dan semua bisnis ilegalnya. Dia harus menjadi seorang king mafia yang ditakuti oleh lawan.
Tuan Steven menepuk-nepuk pundak Jonathan. "Baiklah, jika itu maumu. Mulai hari ini ayah akan melatihmu untuk menjadi seorang pria yang kuat. Dimulai dari memperbaiki penampilanmu, kamu harus rajin berolahraga dan kita akan latihan bertarung."
Jonathan menganggukkan kepalanya, tekadnya begitu kuat, dia akan kembali menemui orang-orang yang telah menghina dan menyakitinya dengan penampilan yang berbeda. Dia akan membuat mereka semua bertekuk lutut padanya.
Jonathan yakin nasib naas yang dialami dirinya dan kematian adiknya ada hubungannya dengan ayah mertua, karena kesialan itu terjadi setelah dia pulang dari mansion setelah ayah mertua tiba-tiba mengundangnya makan malam. Selama satu tahun Jonathan menjadi menantunya, baru kali ini sang mertua mengundangnya makan malam.
Nyawa dibayar dengan nyawa. Bagaimana jika dia pun melakukan hal yang sama, mengambil nyawa seseorang yang berharga dari ayah mertuanya itu?
Tuan Steven memberikan sebuah kartu identitas kepada putranya. "Jonathan sudah meninggal, semua orang sudah menganggap kamu mati. Namamu yang sekarang adalah Rafael Wilson, sang pewaris satu-satunya perusahaan Wilson Group, dan menjadi pemimpin tertinggi klan Lucifer."