Kamila penyuka ketenangan, sedangkan Arkan penyuka kebebasan
keduanya memang memiliki kesamaan tapi tidak dengan perasaan.
Tapi percaya pada takdir itu penting bukan? Kira-kira seperti apa
rencana semesta untuk keduanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Orang Suusah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34. Rasa Mulai Timbul?
"Kata Sean, Livia iri karena kamila lebih cantik. Apalagi lo sering godain Kamila. Itu bikin Livia makin iri," kata Daren.
Arkan melirik Daren sekilas.
" Gue jadi penasaran sama Kamila, kayaknya mulai besok gue bakalan cari tau tentang Kamila deh," kata Arkan.
Daren langsung tertawa keras.
"Mampus kan lo senjata makan tuan. udah gue bilang gak usah godain Kamila, suka kan lo sekarang sama dia!"
Senyum Arkan mengembang.
"Dia lucu, gue tadi tau banget kalo dia takut gue masih emosi, makanya di motor peluk gue terus! Kamila udah bikin gue gila!"
"Setuju sih, biasanya lo bakalan kayak gitu kalo cuman anggota keluarga lo aja yang disenggol sekarang Kamila yang orang luar tau gimana marahnya seorang Arkan!" kata Daren sambil tertawa.
***
Paginya, Arkan sudah siap dengan seragamnya. Arkan turun ke bawah bersama Sean dan Kean mereka hendak sarapan.
"Kalian sarapan aja dulu, gue berangkat duluan. Ada yang harus gue urus," katanya kepada Kean dan Sean.
"Eh, nggak enak. Masa lo nggak sarapan kita sarapan," kata Kean.
"Udah, makan aja, ntar lo pada pingsan kan nggak lucu," kata Arkan.
la pun segera berlalu, dan saat berpapasan dengan sang bunda ia mengecup sekilas pipinya kemudian bergegas pergi.
"Aku berangkat Bunda!"
Hal ini tentu saja membuat Alisha bingung.
"Arkan ke mana? Kok dia buru-buru?' tanya Alisha kepada Sean dan Kean.
"Enggak tau Tante, mungkin ada keperluan sama Bastian atau Daren," jawab Kean.
Tetapi, Kean sangat yakin jika Arkan pasti akan menjemput Kamila. Tadi malam dia tidak sengaja mendengar Arkan dan Daren bicara Arkan bilang akan mencari tau
tentang gadis itu.
Dan benar saja saat ini Arkan berada di depan gerbang rumah Kamila. Dia sedang menunggu Kamila, tapi yang keluar malah Livia.
"Arkan!" kata Livia.
Dengan penuh percaya diri, Livia menghampiri Arkan.
"Arkan, lo pasti mau jemput gue kan? Ya ampun seneng deh dijemput sama lo," kata Livia girang.
Namun, Arkan memicingkan mata dan menggelengkan kepalanya.
"Dih pede lo siapa yang jemput lo, gue mau jemput cewe gue, Kamila! Sodara tiri lo!" jawab Arkan dingin.
"Sana panggilin, bilang calon suaminya udah nunggu!" ujar Arkan memanasi Livia.
Wajah Livia langsung berubah seketika. la pun menghentakan kaki dan kembali ke dalam tanpa mengatakan apa pun kepada Arkan.
Saat di pintu dia berpapasan dengan Kamila. Dengan kesal, ia pun menabrak bahu Kamila hingga gadis itu mengaduh.
"Auww..''
Kamila berjalan menuju gerbang dia pun terkejut saat melihat Arkan.
"Lo ngapain ke sini?" tanya Kamila.
"Jemput calon istri," jawab Arkan menggoda Kamila.
"Ayo berangkat nanti kesiangan!"
"Ogah! Gue nggak mau pergi sama lo," kata Kamila.
Kamila pun berjalan menuju halte meninggalkan Arkan di halaman rumahnya.
Arkan tidak putus asa, dia pun mengikuti Kamila menggunakan motornya.
"Mil, gue ke sini karena takut lo diganggu lagi sama anak Sniper," kata Arkan.
"Itu kan gara-gara lo ngaku-ngaku kalo gue cewe lo," kata Kamila.
"Kalo beneran lo jadi cewe gue gimana?"
Kamila menghentikan langkahnya lalu bersidekap dada.
"Gak mau!"
Arkan terkekeh saja
"Ya kalo gak mau ayo berangkat bareng biar gue bisa jagain lo," kata Arkan.
Tetapi, Kamila tidak mau mengalah. la tetap berjalan ke halte dan menunggu bis di sana.
Arkan pun akhir nya menelpon seseorang untuk datang ke halte. Sementara Kamila tidak peduli dengan apa yang dilakukan oleh Arkan.
Arkan turun dari motor nya dia berjalan mendekati Kamila yang berdiri di halte.
"Lo ngapain? Sana pergi," tanya Kamila judes.
"Kalo gue nggak mau?"
"Itu urusan lo, bukan urusan gue" kata Kamila.
Tiba-tiba saja, Daren dan Kean datang menghampiri mereka. Daren hanya terkekeh saja saat melihat Arkan bersama dengan Kamila. Dia sudah tau apa yang Arkan lakukan.
"Lo ganggu aja, gue lagi ngerokok tadi." kata Kean.
"Berisik lo, sana bawa si ucup ke sekolah!" kata Arkan dengan Kean melongo tidak percaya dia hendak nemaki Arkan.
"Lo-"
Tapi Daren langsung menarik Kean menjauh dan membisikan sesuatu. Tawa Kean pun meledak seketika, dia mendekati Arkan dan Kamila sambil tersenyum menggoda Arkan.
"Khemm.. Baiklah Tuan muda Arkan mana kunci motornya hamba siap bawa si ucup kesayangan!" kata Kean menggoda Arkan.
"Kerjaan lo kan!" tuduh Arkan kepada Daren, Daren hanya terkekeh saja. Arkan memberikan kuncinya kepada Kean.
"Sukses yah Ar, pepet terus takut digondol manusia yang lebih waras!" seru Kean dengan tengil.
"Kamila semangat yah, Arkan emang nyebelin tapi dia baik kok, lo porotin aja duit nya, gak akan abis tujuh turunan seratus tanjakan!" kata Kean lagi sambil tertawa puas.
Kemudian, kedua nya pun berlalu dari
sana. Kamila mengerutkan dahinya
bingung.
"Temen lo aneh semua, sama kayak Lo," kata Kamila.
Arkan tertawa.
"Halah gak usah bingung, maka nya lo sering main sama gue biar kenal semua temen gue" kata Arkan.
"Ogah! Nanti gue ketularan mesum kayak lo!" maki Kamila.
Tak lama kemudian, bis yang mereka tunggu pun datang. Kamila masuk ke dalam bis di susul oleh Arkan. Kamila menghela nafas nya karena Arkan masih mengikuti nya.
Karena bis penuh, keduanya pun terpaksa berdiri, Arkan berdiri di samping Kamila.
"Heran, lo nggak ada kerjaan banget ngikutin gue," kata Kamila.
"Ya kan gue jagain calon istri," kata Arkan.
"Calon istri dalam mimpi, najis!"
Bis tiba-tiba ngerem mendadak, hal itu membuat Arkan menahan pinggang Kamila. Dia tidak mau Kamila jatuh.
Tatapan keduanya terkunci, Kamila baru sadar ternyata Arkan memang setampan itu pantas banyak yang menyukainya.
"Huft!"
Arkan meniup bulu mata Kamila.
"Tuh kan lo liatin gue, kenapa? Ganteng ya? Baru sadar lo?" tanya Arkan dengan jahilnya.
Kamila yang lekas tersadar langsung melepaskan tangan Arkan dari pinggangnya.
"Hih, narsis banget kepedean! Gue tuh sebel liat muka lo!"
"Sebel? Seneng betul maksudnya? lyah gue juga seneng kok liatin lo, cantik," kata Arkan sambil menjawil dagu Kamila.
"Arkan lo jangan bikin gue ngegas yah ini lagi di bis nanti di turunin di tengah jalan mampus lo," bisik Kiara.
Arkan mendekatkan wajahnya ke telinga Kamila.
"Mau di tengah jalan tol juga gak papa asal sama lo Mil!"
"Ih beneran gak waras nih cowo!"
*****
Kamila menutup gerbang rumahnya dia berjalan menuju ke dalam, dia rasanya bebas karena terbebas dari manusia seperti Arkan.
Setelah tadi pagi mereka berangkat bersama, saat istirahat pun Arkan yang biasanya jarang ke kantin tadi dia ada di kantin dan duduk bersama Kamila.
yu gabung di GC BCM
di sini kita akan belajar bersama dan juga akan mengadakan event seperti lomba puisi/pantun dll
Di sini kita akan di bimbing secara langsung ya oleh kak Lily blasom salah satu author senior. Jadi yu segera bergabung dengan cara follow akun saya. Maka saya akan undang kalian semua. Terima kasih.