NovelToon NovelToon
Luka Karena Cinta

Luka Karena Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Balas Dendam / Cinta Paksa
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: salsabilaimuet

kisah cinta dalam perjodohan, penuh luka dan air mata, hanya Demi mewujudkan wasian terahir dari kedua orang tuanya ia rela menikah tanpa cinta...

bagaimana. selajutnya apakah pernikahan dan juga cintanya bersambut atau hanya menambah luka di hatinya...
ikuti terus sahabat Nana imuet.....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon salsabilaimuet, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ingin meng ahiri

no"Apa menyerah,, apa Lo da yakin.." ucap aca yang mendengar ucapan falinda.

"Aku yakin, karena selama ini juga hubungan kita jalan di tempat, walaupun gue udah berusaha menjadi istri yang baik tapi tetap saja di matanya Tidak ada cinta untuk gue, gue harus bagaimana.." desah falinda.

"Gue sih terserah Lo falin yang menjalani Lo, jadi semua ada di tangan Lo, jangan biarkan hati Lo sakit lagi gue gak ingin sahabat seperti Lo di sakiti, apalagi sama orang yang gak pernah bersyukur akan adanya Lo.."

Aca menjadi merinding saat ia melihat sahabatnya seperti itu, ia memiliki rasa trauma yang tinggi, apalagi hingga sekarang ia belum bisa menghilangkan rasa itu, sehingga ia selalu sendiri dan juga gak pernah dekat dengan kaum laki-laki karena aca begitu membatasi.

Aca dan falinda menginap malam ini, hingga benar-benar sang sahabat sedikit oh ha tenaga, karena ia tak ingin membahayakan sang sahabat..

"Pagi jika falinda sudah di perbolehkan untuk pulang setelah efek yang membuat ia lemas dan juga gak bertenaga sudah pulih.. Ia juga sudah bisa melanjutkan beraktivitas lagi..

"Bagaimana keadaan kamu falin..." tanya dokter Rayhan yang sudah di ruang rawat falinda..

"Alhamdulillah dok sudah lebih baik..."

"Baik jaga kesehatan kembali 2 Minggu lagi, dan jangan lupa obatnya di minum ok.." ucap sang dokter.

"Makasih dok.."

setelah beberes mereka pun meninggalkan rumah sakit itu, di perjalan aca berbicara..

"Apa lo pulang ke apartemen itu.." tanya aca.

"Hemb.. gue ingin menyelesaikan semuanya agar nanti gue akan fokus dengan pengobatan saja.." jawaban falinda mantap..

"Baiklah terserah Lo saja gue dukung apa yang menjadi keputusan. Lo.." ucap aca.

Sampai di loby apartemen aca memberhentikan mobilnya, ia tak ikut masuk mengantar falinda karena ia masih ada urusan..

"Maaf ya falin, gue anterin sampai sini saja, maaf gue masih ada urusan.." aca yang sebenarnya tak enak..

"Gak papa ca gue ngerti, maaf ya udah repotin Lo.. Maafin gue belum bisa balas Budi Lo.." ucapnya..

"Apasih Lo. jangan mikirin itu yang penting sekarang kesehatan Lo, gue hanya minta Lo semangat untuk sembuh, lupain dia.."

setelah falinda turun aca langsung bergegas pergi, ia juga harus memantau butik yang ia kelola di luar kota..

Sementara falinda berjalan dengan badan yang belum sepenuhnya sembuh ia hanya ingin segera sampai dan beristirahat,

sampai di dalam. kamar ia langsung merebahkan badannya.. Pikirannya menerawang jauh, di dalam hati jujur ia ingin sekali menikah sekalian sumur hidup hanya saja ia di takdirkan seperti ini, apalagi ia sadar cinta suaminya bukan untuknya, apa lagi yang harus ia harapkan,

"Mungkin jika aku menyerah kamu akan tahu seberapa besar cintaku kepadamu mas, tapi jika saat itu kamu meminta untuk memberi kesempatan kedua maaf mungkin sudah Tidak ada lagi yang tersisa.."gumannya..

Tama masih di perusahaan ia mengerjakan beberapa laporan yang belum selesai, ia juga heran kenapa sang sahabat tak lagi muncul di hadapannya menurutnya aneh saja..

Ceklek

Pintu terbuka menampilkan seseorang yang sedang ingin masuk di ruangan itu dengan langkah pelan..

"Papa..." tama yang melihat pintu terbuka pun menampakan papanya uang Tidak biasanya datang ke ruangannya..

"Tumben papa datang ke kantor.." tanya Tama.

"Kenapa, gak boleh, papa hanya meninjau saja.." papa Abraham pun langsung duduk di kursi di hadapan Tama.

"Ya gak gitu juga pa hanya aneh saja, bukanya apa Tama hanya takut kesehatan papa menurun.." basa basi Tama.

"Sejak kapan kamu perduli dengan papa, bukanya selama di luar negri kamu cuek saja."

"Bukan begitu pa, hanya saja papa kan tahu jika aku kesana juga kuliah seperti apa keinginan papa.."

"Papa tahu tapi gak selama ini juga, bukanya kamu sendiri yang ingin menjauhi papa.."

"Bukan gitu pa..."

"Kapan kamu ke rumah besar, mama sudah menunggu kehadiran kamu dan juga istrimu."

"Papa tunggu saja mungkin nanti malam jika tidak ada lembur ." ucap Tama yang resah.

"Baiklah papa tunggu, papa kesini hanya menyampaikan apa yang di harapkan mamamu, jangan buat mamamu kecewa.." papa Abraham langsung pergi dari ruangan sang anak..

Tama bingung dengan ucapan papanya uang yang menginginkan dirinya dan falinda hadir ke rumah utama, jujur ia bingung harus bicara seperti apa kepada falinda, saat hubungan dirinya yang renggang akibat kedatangan Jessica.

"Aku harus apa... bagiamana jika falinda tidak mau.." ucapnya sambil frustasi.

Tama langsung mengambil ponselnya dan langsung menelfon sahabatnya Tama.. Ia akan mendiskusikan bagaimana caranya berbicara dengan seorang wanita jangan sudah ia sakiti..

Tut

Tut

Tut

panggilan masih belum di angkat oleh sang empu,,,

"Kemana sih dia, di telfon kok gak di angkat..." marah Tama.. Tama langsung pergi ke ruangan Felix berada...

Brak.

Pintu ruangan Felix terbuka.. Felix yang masih serius dengan komputer nya merasa marah karena pintu di buka dengan kasar Tampa melihat sang empu..

"Bisa gak sih ke ruangan ketuk pintu dulu, yang sopan dengan atasan..." gerutu Felix Tampa melihat siapa yang di ajak bicara..

"Kenapa mau marah dengan tindakan gue.." Tama yang berjalan kearah Felix..

"Oh... Lo tam, ada apa.." Felix yang menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu.

"Gue telfon kenapa gak Lo angkat sengaja Lo..."

"Gue gak denger ada telfon lagian ada masalah apa sehingga Lo telfon gue.." Felix yang santai..

"Apa lo bilang,, gak ada telfon... Coba Lo lihat ponsel Lo, kalo gak ada gue banting agar gak usah pakai ponsel.." marah Tama..

"Elah gitu aja udah keluar tu taring, ponsel gue mode diam gue lupa.. Hehehe." dengan nyengir

"Cuma gitu..."

"Kenapa emang..."

"Gue butuh bantuan Lo Felix..." Tama yang langsung Tampa basa basi.

"Tumben butuh bantuan bukanya bisa sendiri..."

"Sialan Lo Felix, bukanya kita sahabat..."

"Sahabat sih sahabat, sahabat apa dulu, jika masalah Lo dengan falinda gue angkat tangan deh Lo selesai in sendiri, " Felix yang angkat tangan.

"Kenapa Lo berubah..." Tama yang masih bertanya-tanya..

"Bukan gue tapi Lo, terkadang kita juga lelah menasihati tapi tidak pernah di pakai, dari segi itu Lo paham bukan.."

dengan dongkolnya Tama keluar dari ruangan Felix dengan membanting pintu

Brak..

"Sadar aneh..." ucap Felix saat kepergian sang sahabat..

Dalam hatinya ia juga ingin membantu tapi untuk masalah ini ia sadar ia tak ingin ikut campur lagi..

1
Lee Mba Young
knp gk di photo trus kasih falinda biar buat bukti perselingkuhan.
kl falinda ttp bertahan ya perempuan pling bodoh, bertahan krn cinta pa krn harta, secara kn suaminya kaya.
dinikahi lelaki kaya kl mkn hati tiap hari ya ogah lah, mnding cpt cerai upgrade diri jd wanita sukses, jd nnti bisa dpt jodoh yg lbih keren.
Lee Mba Young
ya cm wanita oon ae mau bertahan dng suami yg gk cinta, mending cerai bhgia diri sendiri. kl gue sih jelas ogah bnget mnderita demi orang lain, kcuali orang itu cinta dan sayang ma kita lain lagi.
hidup cm sekali dah penyakitan mnding cerai sembuhin diri hidup bhgia paling tidak seandainya gk sembuh bisa menikmati hidup dng bhgia.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!