Kau Ambil Pacarku Ku Rebut Suamimu

Semua orang terkejut mendengar ungkapan gavin yang mendadak memutuskan hubungan dengan khai, suasana acara menjadi tegang ditambah bisik bisik saudaranya yang juga turut hadir.

Hati khai terasa terusuk duri yang tajam fikirannya langsung tertuju pada wanita yang menjadi selingkuhan kekasihnya itu.

" apa karena viola ?" tanya khai yang membuat gavin gelagapan.

" jawab aku mas apa karena perempuan itu kamu putusin aku " tanyanya lagi dengan nada naik 5 oktaf.

" iya ... " jawabnya singkat seolah tak ada yang salah dari nya ibu mirna langsung menutup mulutnya tak percaya sang anak akan bicara begitu.

" aku sudah lama kenal viola sebelum kamu dan aku sudah lama menyukainya" ungkap gavin yang semakin membuat khai meremang.

" tapi dia sudah menikah kamu tahu itu " gavin menghela nafas berat lalu menatap khai.

"apa ! Kamu sudah gila gavin kamu jadi selingkuhan wanita bersuami dimana otak kamu hah " ujar bu mirna tak menyangka dengan kelakuan sang anak.

" aku tak peduli kami sudah dekat sekarang jadi aku ingin kita putus " gavin bangkit dari duduknya lalu hendak pergi namun khai menarik tanganya.

" salahku apa mas sampai kamu begini aku juga cantik aku juga berpendidikan lalu kurang ku apa ?" tanya khai sambil meraung raung ia tidak ingin seperti ini ia harus tetap bisa membujuk kekasihnya.

" kamu miskin " ucapan gavin sontak membuat bu mirna semakin tak menyukai sikap anaknya.

Plak

Suara tamparan terdengar begitu memilukan bahkan khai pun sangat syok, terasa sangat pipi gavin panas dan perih apalagi yang menamparnya itu adalah ibunya sendiri.

" dasar anak kurang ajar kamu kita juga miskin kamu lupa apa pekerjaan ibumu, mamah tak percaya kamu jadi seperti ini gara gara wanita bersuami itu" ucapnya sembari menggelengkan kepalanya pelan bagaimana ia tak sakit hati juga melihat anak dari sahabatnya itu dihina oleh anaknya sendiri.

Bibi fauziah hanya bisa diam ia memegang dada kirinya yang mulai terasa nyeri, melihat keponakannya adalah keluarga satu satunya harus menelan pil pahit dikhianati kekasihnya hanya karena miskin.

" mas tolong fikirkan lagi viola sudah punya suami belum tentu juga orang tuanya bisa menerima kamu " ucap khai mengingatkan tapi tidak di gubris oleh lelaki yang sudah lama menjadi kekasihnya itu ia seakan tuli dan buta.

" mas gavin..." gumam khai pilu.

"maaf " melepaskan tangan khai dari tangannya lalu pergi tanpa menoleh lagi.

Rencana yang sudah ia harapkan berhasil kini hanya sebuah angan angan, sejak kepergian lelaki itu dan disusul keluarganya khai kini hanya termenung meratapi nasib yang tak sesuai keinginannya.

" khai... " panggil bibinya dengan lembut dan khai menoleh padanya lalu menundukan kepalanya.

Bi santi yang ada disana pun merasa kasihan pada gadis yang baru saja diputuskan pacarnya setelah cukup lama mereka menjalin kasih.

" kamu yang kuat nak kamu tak boleh sedih masih banyak pria diluaran sana yang pasti lebih baik darimu" ucap bi fauziah menghela nafas berat lalu meraih tangan khai seakan meminta untuk menatapnya.

" jangan lemah nak... Ingat jika dia meninggalkan mu berarti dia bukan jodohmu didepan mu pasti sudah tuhan ciptakan yang lebih baik darinya percayalah... Jadi jangan sedih " tambahnya lagi membuat khai menatapnya lalu meneteskan air matanya tak kuat lagi menahan air yang sudah terbendung lama.

Khai mendekati bibinya lalu memeluk kakinya karena ia duduk dikursi roda dan pastinya masih masa pemulihan , bibi khai hanya tersenyum melihat anak dari kakaknya yang ia besarkan sendirian itu mulai menatapnya meski air matanya tak kunjung Surut.

...****************...

Lain halnya dengan viola dan ken yang tengah makan malam bersama dirumah mereka , ken mulai merasakan kehangatan rumahnya kembali seperti dulu.

Sesekali ia menyuapi istrinya dan sesekali ia juga bercanda ria begitu juga viola ia bermanja pada laki laki yang sudah sah menjadi suaminya.

" sayang nanti kita bikin anak lagi ya siapa tahu jadi " ajak ken membuat senyuman viola luntur.

' aku suka bikin anaknya tapi gak suka kalo anaknya jadi ' gumamnya dalam hati tapi ia mengangguk saja dengan ajakan ken.

Itu artinya ia tak perlu menginap ke apartemen gavin karena malam ini ia akan dipuaskan oleh ken.

Berbeda dengan gavin entah merasa kesal atau senang setelah akhirnya ia mengakhiri hubungannya dengan khairani karena jujur ia belum merasakan sentuhan gadis yang sudah lama ia pacari.

Ia meraih ponselnya lalu mencari kontak viola ia ingin wanita itu ia butuh pelampiasan mungkin gairahnya yang harus ia tuntaskan atau menghalangi viola agar tak disentuh suaminya karena jika itu terjadi rencananya akan gagal untuk membuahi rahim wanita itu dengan benihnya.

Gavin menghubunginya berkali kali tapi sayangnya viola tak mengangkatnya membuat lelaki itu marah tak terbendung.

" viola datanglah aku butuh kamu " ucapnya menatap benda pipih itu sambil menghubungi kontak viola namun lagi lagi hanya kecewa yang ia dapatkan.

...****************...

Khai yang baru saja membersihkan mukanya dari sisa make up terkejut mendengar teriakan panggilan yang tak asing.

" neng khai neng... " teriak bi santi dengan wajah yang sangat cemas.

" ada apa bi ?" tanya khai ikut panik.

" ibu neng ibu " ucap bi santi yang membuat khai segera pergi ke kamar sang bibi.

Saat melihat kesana tampak bibinya menahan sakit di dadanya dan seolah kesulitan untuk bernafas, khai semakin panik ia segera menyuruh bi santi membantu mambawa bibinya ke mobil untuk di bawa kerumah sakit.

Diperjalanan khai menyetir mobilnya dengan tangan bergetar dan hati yang sudah kacau namun ia tetap berdo'a dalam hati.

" bibi bertahan ya sebentar lagi kita sampai dirumah sakit" ucap khai dengan suara bergetar.

Untung saja jalanan nya lengang sehingga ia bisa mengebut karena malam sudah larut tak banyak kendaraan yang ber lalu lalang karena sudah waktunya istirahat.

Setelah sampai dirumah sakit khai berlari untuk mendapatkan brangkar dan pertolongan pertama , ada dokter dikri yang kebetulan dapat ship malam.

Mereka bergegas membawa bibi khai ke IGD dan khai hanya menunggu sampai pintu pembatas ruangan.

Disaat rumah sakit tengah tegang justru dokter ken tengah bergumul dengan sang istri , ponselnya berkali kali berdering seakan memberitahu kedaruratan.

" aku angkat telpon dulu " ucap ken menyudahi pergumulan itu sambil meraih benda pipih itu.

" sayang bentar lagi aku sampai terusin dong " pinta viola yang sudah tak sabaran ingin terpuaskan namun sepertinya ia harus menelan pil pahit lantaran wajah ken berubah jadi serius.

Ken segera mengambil pakaiannya lalu mengenakan nya membuat viola mulai kesal jika sudah begini artinya permainannya tak bisa dilanjutkan lagi.

" kamu mau kemana sayang kita baru mulai " tanya viola geram.

" pasien vip aku drop aku harus ke rumah sakit sekarang maaf ya nanti kita terusin " ucap ken sambil memakai celananya dan setelah itu pergi meninggalkan sang istri yang sudah di penuhi kemarahan.

" inilah yang membuatku membencimu ken ... Huh terpaksa aku harus menemui pacar cadanganku" gerutu viola sambil menghempaskan selimut yang menutupi tubuh polosnya.

Ia meraih ponsel dan menghubungi gavin tentu saja lelaki itu senang bukan main karena ia akan memuaskan wanita selingkuhannya.

...****************...

Dirumah sakit ken segera berlari menuju ruang IGD dimana pasien vipnya berada, terlihat dikri sibuk menangani pasien tersebut.

Ken menggantikan dikri mengambil alih pertolongan pada pasiennya dan berusaha sebisa mungkin mengembalikan detak jantung pasien itu hingga akhirnya suara sebuah alat terdengar melengking diruangan tersebut menandakan bahwa pasien sudah meninggal.

Suasana tegang berubah haru kala seorang perawat mencatat waktu kematian sang pasien.

Khai yang baru saja di beri tahu oleh seorang perawat disana masuk kedalam ruangan tersebut dengan derai air mata yang sudah membasahi pipinya.

" bibi ... " panggil khai tak bisa lagi menahan sedihnya memeluk tubuh yang sudah kaku dan pias.

" jangan tinggalin aku bi, aku sama siapa kalo bibi pergi " ucap khai di sela tangisnya.

Ia melihat wajah bibinya yang begitu cantik dengan senyuman yang biasa wanita paruh baya itu tunjukan padanya tak pernah sedikitpun bibinya mengeluh padanya.

Sekarang hanya ada air mata yang menggenanginya, suasana diruangan itu semakin haru ada yang ikut menangis ada juga yang hanya melihat saja hal ini adalah wajar jika di rumah sakit ada yang datang dan adapula yang pergi.

" dokter ken tolong .. Tolong hidupkan dia dokter tolong..." pinta khai meraih baju sang dokter yang sudah merawat bibinya berbulan bulan itu.

"maaf khai... " hanya itu yang bisa ken ucapkan karena ia hanya manusia biasa yang hanya membantu pasien untuk sembuh bukan malaikat yang mencegah kematian dan mengubah takdir yang sudah di tetapkan tuhan.

Ken memeluk khai erat kala khai tak bisa lagi menahan diri untuk melampiaskan kesedihannya.

" tenang khai ...ikhlaskan semuanya... " ucap ken mencoba menenangkan hati gadis yang kini hidup sebatang kara.

" ini salahku ..." gumam khai namun masih bisa didengar oleh dokter tampan itu.