Tidak mengandung unsur BL.
Patah hati membuat seorang pria tampan bernama Arsenio, merubah pandangan hidupnya menjadi menyimpang. Karena dia sudah tidak percaya lagi dengan adanya cinta tulus antara pria dan wanita.
Lamia, gadis cantik yang terpaksa menerima tawaran pernikahan dari seorang pria yang tidak dikenalnya sama sekali, hanya untuk terlepas dari hutang keluarganya.
"Aku akan membayar semua hutang dan menebus rumah peninggalan orangtuamu. Aku juga akan memberikan semua fasilitas mewah kepadamu. Asalkan kau manikah denganku sampai batas waktu yang tidak di tentukan. Tanpa adanya kontak fisik diantara kita. " Arsenio.
"Aku tidak peduli berapa lama aku harus hidup denganmu, dan menjadi istrimu yang hanya kau manfaatkan untuk menutupi status g*ymu. Asal aku selalu berada di sisimu. Itu sudah cukup. " Lamia
Akankah Mia bisa merubah kepribadian Arsen dan membuatnya jatuh cinta kepadanya?
Novel ini hanya imajinasi othor semata.
Semoga kalian suka, dan kasih dukungan ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eys Resa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu Sahabat
Mia sudah berada di kampusnya, saat ini dia sedang mengurus administrasi untuk melanjutkan kuliahnya. Karena hampir satu tahun Mia mengambil cuti kuliah, dan sekarang dia sudah memiliki uang untuk melanjutkan kuliahnya. Jadi Mia akan melanjutkan kuliahnya demi mewujudkan cita-cita almarhum ayahnya yang ingin dia bisa kuliah sampai selesai.
Setelah selesai mengurus administrasi kuliahnya, Mia menghubungi Sisie dan membuat janji untuk bertemu.
"Kamu dimana? " Tanya Mia langsung saat Sisie mengangkat telponnya.
"Kelasku baru selesai, kamu dimana? "
"Aku tunggu di kafe depan kampus biasanya, ya? "
"Oke, kita bertemu disana. Sekalian pesankan aku minuman biasanya Ya, Mi? "
"Oke, shay. "
Setelah panggilan terputus Mia memasukkan ponselnya kedalam tas, dan bejalan menyusuri koridor keluar dari kampus. Tiba-tiba ada sebuah lengan kekar melingkar di bahu Mia. Mia yang terkejut langsung menepis tangan itu.
"Siapa sih... " ketus Mia sambil menoleh ke orang yang sudah berani merangkulkan tangannya di bahunya.
"Hai Mia... "
"Aldo... "
Mia dan Aldo langsung berpelukan sekilas untuk melepaskan rindu karena sudah lama tidak bertemu.
"Kamu kemana aja sih, Mi... kok lama nggak kelihatan. Nggak ada kabar juga. Aku tanya Sisie dia bilang kamu sedang cuti kuliah. " Aldo langsung nyerocos saat bertemu dengan sahabatnya itu.
"Iya nih, tapi sekarang aku akan kuliah lagi, Al. mulai besok aku masuk kuliah. "
"Wah, baguslah kita akan sering bertemu kalau begitu. "
"Iya."
"Ngomong-ngomong kamu mau kemana sekarang. "
"Mau ketemu Sisie, di kafe biasa. Kamu mau ikut?" ajak Mia kepada sahabat laki-laki nya tersebut.
"Maaf deh, untuk hari ini aku nggak ikut. Besok aja kita kumpul bareng lagi bertiga. Soalnya aku ada perlu sama anak-anak. Kalau gitu aku cabut dulu ya, Mi. "
"Ya sudah kalau begitu, kita ketemu besok. "
Setelah kepergian Aldo, Mia melanjutkan perjalanannya menuju kafe. Selama perjalanan Mia mengingat masa lalunya bersama Sisie dan Aldo yang kemana-mana selalu bersama. Tapi saat Mia jatuh, hanya Sisie yang tahu. Sedangkan Mia meminta Sisie tidak memberi tahu Aldo. Beruntung nya Aldo tidak marah kepadanya karena ini. Atau belum, karena dia sepertinya terburu-buru tadi.
Sudahlah itu bisa dipikirkan nanti, yang penting sekarang dia harus bicara dengan Sisie dulu.
Sesampainya di kafe Mia mencari tempat duduk dipojok ruangan dan memesan minuman seperti yang biasa mereka pesan. Saat pesanannya datang tak lama Sisie sudah berada di depannya. Mereka berdua saling berpelukan melepas rindu karena hampir dua minggu tidak bertemu.
"Kamu apa kabar, Mi. " tanya Sisie saat mereka duduk berhadapan.
"Yah, seperti yang kau lihat. Eh, Sie. Tadi aku ketemu Aldo, lho. "
"Aldo, yang satu kelas sama kamu. "
"Iya Aldo mana lagi , yang kita kenal ."
"Anak itu selalu nyariin kamu , saat kamu cuti kuliah kemarin . Tapi aku bilang tidak tahu , karena kamu berpesan kepadaku untuk tidak mengatakan apapun kepada siapapun , termasuk Aldo ."
"Iya, karena aku tidak ingin semua orang tahu tentang keadaanku , biarlah hanya kamu saja yang tahu Sie. "
Sisi mengangguk mengerti dengan apa yang Mia maksud , mereka berdua lalu meneguk minuman yang sudah mereka pesan sebelum melanjutkan obrolan mereka .
"Sie, kamu tahu kan kalau aku menikah kontrak dengan mas Arsen , untuk menebus semua hutang-hutang kedua orang tuaku dan mengembalikan rumah peninggalan mereka ." Mia mulai bercerita.
"Iya , Aku tahu semua itu, karena kau yang bercerita. Tapi kamu beruntung Arsen adalah pria tampan , Kaya lagi. Beruntung banget kamu, Mia. "
Mendengar ucapan Sisie ,Mia tersenyum miris . Karena Sisie tidak tahu yang sebenarnya . Sisie mengernyitkan keningnya karena dia tidak mengerti arti senyuman Mia. Lalu dia pindah tempat duduk disamping Mia dan memeluknya dari samping.
"Kenapa? apa ada yang salah dengan ucapan ku?" Tanya Sisie penasaran.
"Tidak, ucapanmu tidak salah , semuanya benar . Mas Arsen memang tampan dan kaya . Tapi dia memiliki sebuah kekurangan yang fatal. "
Sisie langsung menoleh kearah sahabatnya itu.
"Kekurangan fatal apa maksudmu? "
"Dia Gay. " bisik Mia ditelinga Sisie.
"Apa? ”
Sisie terpekik saat mendengarkan perkataan Mia. Namun dia langsung menutup mulutnya karena dia menjadi pusat perhatian semua pengunjung kafe. Lalu menganggukkan kepalanya, meminta maaf secara tidak langsung. Lalu menatap Mia dengan tajam.
"Seriously? "
Mia mengangguk.
Sisie mencoba mencari kebohongan dimata Mia, tapi dia tidak menemukannya. Mia mengatakan semuanya dengan jujur.
"Tapi kenapa? "
Mia lalu menceritakan tentang masa lalu Arsen yang membuatnya seperti ini, dan permohonan mama Rima yang meminta nya untuk tetap bersama Arsen dan membantu Arsen agar kembali seperti dulu. Belum lagi fakta tadi pagi yang ia tahu kalau Papa Arsen adalah sahabat ayahnya.
Sisie benar-benar tidak percaya dengan apa yang Mia ceritakan, di ingin marah karena Mia tidak menceritakan semua nya sejak awal. Hanya pernikahan kontrak itu yang dia ceritakan, tapi tidak dengan beloknya Arsen. Namun dilain sisi, Sisie mengerti maksud Mia dan kenapa mau menikah dengan Arsen. Hanya untuk mengembalikan rumah orangtuanya.
"Lalu, kenapa kau baru menceritakan semua ini padaku sekarang Mia. "
"Aku ingin meminta pendapatmu, Sie. Tentang perasaan ku saat ini. "
"Maksudmu? "
"Sekarang Aku merasa nyaman saat berada di sisinya, Sie. Tiap kali aku menatapnya, bersentuhan fisik dengannya, aku merasakan jantungku berdebar kencang.Tapi aku selalu menyembunyikan perasaanku ini, dengan sikap acuhku dan aku anggap semua adalah biasa. Tidak ada yang tau kalau aku melakukannya untuk menutupi segala kegugupan ku."
"Mia.... "
"Aku tidak tau kenapa aku seperti ini, Sie. Aku takut jatuh terlalu dalam. Tapi dia... "
Sisie langsung memeluk sahabatnya itu dengan erat.
"Tenanglah, Mia... kita akan cari jalan keluar untuk masalahmu ini. "
"Kamu tidak salah, Mia. Karena perasaan cinta tidak tahu kapan datangnya , dan kepada siapa dia datang . Lagipula Arsen adalah suami mu walau tidak 24 jam selalu bersamamu. Tapi, sebelum menutup mata yang kau lihat wajahnya, dan saat membuka mata kau juga menatap wajahnya. Jadi semua itu wajar. Apalagi Aku akui Arsen memang sangat tampan. "
"Kau benar Arsen memang sangat tampan." Mia mengatakannya sambil terkekeh.
"Kita akan mencari cara , untuk membuat Arsen kembali menjadi pria normal seperti dulu. Aku akan membantumu. "
"Terima kasih Sie... Terima kasih. "
Drrt... drrt...
Mia mengambil ponselnya dan mendapatkan pesan dari Arsen.
"Aku akan pulang larut, malam ini. Kau tak perlu menungguku."
Mia tidak membalas pesan dari Arsen, dia langsung memasukkan ponselnya lagi ke dalam tasnya.
"Siapa? " Tanya Sisie kepo.
"Arsen, dia pulang larut malam ini. "
"Wah, bagus sekali. Kalau begitu, ayo kita jalan-jalan ke mall. Dan mencari sesuatu untuk menarik perhatian Arsen. "
"Apa? "
"Nanti kau juga tahu, Mia. Ayo, sebaiknya kita pergi sekarang. "
Sisie langsung menarik tangan Mia, dan membawanya keluar dari kafe itu menuju mobilnya. Setelah itu, mereka pergi ke mall untuk berburu sesuatu.
Sesampainya di mall, Sisie langsung membawa Mia ke oultet pakaian dalam, disana berjajar rapi pakaian minim akhlak yang akan membuat pria normal klepek-klepek. Maka Sisie ingin Mia mencobanya kepada Arsen. Mungkin saja Arsen akan tergoda saat Mia memakainya.
"Nggak mau Sie, ini memalukan. "
"Coba saja, Mia. Ini demi menggoda Arsen. menggoda kejantanannya apakah terpengaruh atau tidak. Sebagai uji coba kita beli satu dulu. "
"Terserah kau saja, Sie. "
Mia tersipu malu membiarkan Sisie memilihkan pakaian minim akhlak itu untuknya. Namun saat melihat keluar, mata Mia menangkap sosok Arsen tengah berjalan bersama dengan Ben. Arsen yang hanya diam saja tidak menanggapi Ben yang sepertinya terus mengoceh.
"Jadi ini yang membuatmu pulang larut? " gumam Mia lirih.
"Ada apa?" tanya Sisie yang sudah ada di samping Mia.
Mia menunjuk Arsen yang berjalan dengan seorang pria.
"Itu kan Arsen, dengan siapa tampan sekali? "
"Dia itu kekasih Arsen, namanya Ben. Tadi pagi dia menemui ku di rumah. "
"Apa? pria tampan itu? "
Mia mengangguk sambil terus menatap kemana Arsen melangkah bersama Ben.
"Mia sudah aku putuskan. " kata Sisie dengan mata berbinar.
"Apa? "
"Kau akan menggoda Arsen, dan aku akan menggoda Ben. Dia sangat tampan Mia, aku akan mengejarnya dan memilikinya. "