Akan ku ambil apa yang membuat kalian semua bahagia, akan ku rebut segalanya dan tertawa terbahak-bahak saat kalian menangis sedih.
Aku, adalah kesialan yang sesungguhnya untuk kalian, aku adalah kesedihan yang akan kekal berada di antara kalian. Rasakan, nikmati betapa sakitnya apa yang aku juga rasakan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi wahyuningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Wanita Jahat!
" Apa kubilang? Perempuan murahan itu memang sengaja melakukannya. Dia sengaja memperlakukanmu dengan tidak baik karena dia merasa cemburu, wanita itu jelas tahu posisinya sebagai selingkuhan makanya dia ingin mengalahkan mu, menyingkirkanmu supaya dia bisa menjadi satu-satunya wanita yang ada di samping Rigo. " Ujar Ibunya Selena setelah mendengar semua yang di ceritakan oleh putri kesayangannya itu. Sebenarnya Selena sendiri masih ingin menyimpan tentang perselingkuhan Rigo lebih lama, tapi tindakan Velo benar-benar di luar batas kesabaran seorang Selena.
Ayah Fer terdiam tak bisa berkata-kata, sekarang dia benar-benar semakin yakin jika Velo pasti ingin membalas dendam. Entah harus bagaimana menangani masalah ini, kalau dia memarahi Velo seperti dulu, jelaslah Velo akan memberontak marah, dan hal itu akan membuat dirinya dalam keadaan bahaya. Tapi kalau dia diam saja, Selena akan menjadi sangat sedih, juga kehilangan calon suami yang kaya raya.
" Dia memang tidak boleh di biarkan begitu saja. Gara-gara dia butik Ibu semuanya jadi sepi, di tambah tiga hari terakhir ini dia mengadakan diskon besar-besaran padahal barang yang di diskon itu adalah barang-barang terkenal dan kualitasnya cukup bagus. Dia juga pasti sengaja kan menyaingi butik Ibu? " Ujar Ibunya Selena berwajah kusut, iya bagiamana tidak kusut? Semenjak adanya butik Velo keuangannya jadi tidak bisa di kendalikan. Pengeluaran yang begitu besar, sementara pendapatan sangat minim. Selama ada diskon besar-besaran di butik Velo, butik milik Nyonya Fer benar-benar tidak mendapatkan sepeserpun pemasukan. Setelah diskon selesai juga masih saja sepi, bahkan setelah berlangsung enam hari dia baru menjual empat gaun pesta, dan satu tas saja.
Selena menatap dengan tatapan tidak percaya.
" Jadi, dia juga membuka butik di dekat Ibu? " Kaget Selena karena memang Nyonya Fer sama sekali tidak menceritakan hal itu kepada putrinya.
Nyonya Fer menghela nafas, dia mengangguk dengan wajah Kelu.
" Dasar wanita jahat! Dia benar-benar ingin menghancurkan kita, wanita itu tidak bisa di biarkan begitu saja. Kita harus memikirkan cara untuk menangani masalah ini, Bu. " Ujar Selena. Tentulah Selena juga bingung kalau butik milik Ibunya sampai bangkrut. Selena sendiri belum bisa menghasilkan uang dengan aktif karena dia baru saja lulus kuliah dan belum sempat bekerja. Bukan tidak ada pekerjaan yang menerima dia, hanya saja Selena ingin menjadi balerina terkenal, jadi dia masih butuh biaya untuk bisa sampai ke titik itu.
" Benar, sebenarnya Ibu juga sangat kesal, tapi mau bagaimana lagi? Semua barang yang ada di butik kan hampir semua Ibu yang desain sendiri. Ibu juga yang beli bahan, manik dan hiasan lainnya. Kalau Ibu harus diskon besar-besaran seperti dia, tentu saja Ibu malah akan rugi banyak kan? " Nyonya Fer memijat pelipisnya yang terasa begitu pusing. Padahal untuk menunjang cita-cita Selena menjadi balerina terkenal sudah bisa membuatnya tenang karena dia pikir Rigo pasti akan membiayai cita-cita Selena. Tapi tidak tahunya Rigo berselingkuh, jadi dia harus pusing dua kali sekarang.
" Selena, bagaimana kalau kau ceritakan masalah ini dengan kedua orang tua Rigo? Dia pasti akan membuat Rigo berpisah dengan wanita itu. Kau ingat benar kan cara wanita itu berpakaian? Cara dia berbicara yang begitu kurang ajar tentu saja tidak akan membuat kedua orang tua Rigo setuju. "
Selena terdiam, bukan sedang berpikir, tapi dia sedang mengiyakan ucapan Ibunya di balik kediamannya. Velo, wanita itu seharunya memang tidak ada di hidupnya Rigo, jadi secepatnya Selena akan membuat Velo kembali ke tempat di mana seharusnya dia berada sebelum Velo semakin bertindak di luar batas.
***
Velo terkekeh melihat bibir Rigo yang bengkak karena ulahnya. Geli, jijik, tapi mana mungkin dia menunjukkan hal itu dari raut wajahnya?
" Berhentilah menertawai ku, kalau kau masih begitu terus, jangan salahkan aku mengigit bibirmu juga sampai sama bengkaknya. " Ancam Rigo tapi seperti biasanya, Velo hanya akan tersenyum dan sama sekali tidak terlihat takut.
" Bagaimana ya? Bibirmu bengkak seperti itu benar-benar lucu sekali. "
Rigo menghela nafasnya, meraih lengan Velo dengan cepat, menjatuhkan tubuh Velo di bawah tubuhnya, lalu menyerbu bibir Velo, menghisapnya sampai benar-benar bengkak dan meninggalkan noda merah di sana.
" Hah! Sekarang berkaca lah, lihat bagaimana bibirmu sekarang. " Ucap Rigo tersenyum miring. Takut? He.... Velo tersenyum, memeluk tengkuk Rigo dan menatapnya dengan jarak yang begitu dekat.
" Aku benar-benar tulus mengatakan ini, terimakasih karena sudah merawat luka ku, terimakasih karena membuatku merasa cukup bagus berada di dekatmu. "
Rigo tak menjawab, dan itu karena dia seperti merasakan sesuatu yang tidak biasa dari sorot mata Velo. Senyum indah itu, tatapan matanya yang menyembunyikan banyak hal, misterius, hampa, sepi, seperti itulah yang di rasakan oleh Rigo saat bertatapan mata begitu dekat dengan Velo.
" Melihatku seperti ini apa kau ingin melakukan sesuatu yang panas? " Velo tersenyum setelah berucap. Sementara Rigo hanya bisa menghela nafas dan mencoba untuk menjauhkan lengan Velo dari tengkuknya. Sebenarnya apa yang terjadi dengan dirinya? Kenapa dia sulit mengendalikan diri ketika sedang bersama Velo? Dia seperti begitu patuh tanpa dia sadari. Dia bahkan dengan santainya menyerbu bibir Velo, menghisapnya hingga bengkak dan anehnya dia begitu menikmati apa yang dia lakukan.
" Berbaringlah dengan benar, luka di kakimu biar aku ganti perbannya. " Ucap Rigo seraya bangkit dari posisinya. Sebenarnya dia sendiri juga sudah bisa di bilang ketagihan dengan tubuh Velo, tapi Velo yang sedang tidak baik tubuhnya mana mungkin dia akan main hajar saja seperti pria brengsek? Yah, kalaupun memang brengsek masa iya mau brengsek setiap waktu?
Velo tersenyum, lalu memposisikan dirinya dengan benar meski tidak dengan posisi berbaring melainkan duduk di atas tempat tidur. Rigo yang sudah berada di sana dengan kotak obat hanya bisa Velo pandangi dengan tatapan datar.
" Boleh aku tanya sesuatu? " Tanya Rigo sembari membuka perban kaki Velo.
" Boleh saja, mau yang lain juga boleh. "
" Berhenti main-main, pertanyaan ini mungkin akan membuatmu kesal, apa tidak apa-apa? "
" Iya, kalau aku kesal kau tinggal renggangkan kedua kakiku saja, dan kau tahu harus apa selanjutnya kan? "
Rigo membuang nafas sebalnya.
" Aku serius. "
" Aku juga serius kok sayang. "
Rigo terdiam sebentar.
" Photo di lacimu, pria itu adalah Ayahnya Selena kan? Tadinya aku tidak begitu yakin. Tapi saat malam tadi aku ke rumah Selena, aku memastikan lagi dengan melihat photo pernikahan orang tua Selena, mereka orang yang sama kan? "
Velo terdiam.
" Kau ingin tahu sekali ya? Bagaimana kalau biarkan aku mencium bibirmu lagi nanti baru aku pertimbangkan akan menjawab atau tidak. " Velo tersenyum mengakhiri kalimatnya.
Bersambung.