Rini terpaksa harus menikah dengan seorang pria koma demi menyelamatkan anaknya yang di sekap oleh ibu tirinya, namun siapa sangka jika pria tersebut adalah seorang yang dulu menghamilinya. Bagaimana kisah Rini selanjutnya???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Its Zahra CHAN Gacha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jangan arogan
" Ku bilang diam, jangan bersuara atau aku akan membunuh kalian semua!" seru pria itu
Semua orang seketika terdiam. Raut wajah ketakutan pun terlihat jelas. Sementara itu Rini tampak tak berkedip menatap telapak tangan pria itu yang terus memainkan pisau itu.
Ia pun melirik kearah sang mertua yang terlihat pucat, karena ketakutan.
Ia pun segera melompat dari tempatnya saat melihat pria itu hendak melemparkan pisau kearah sang mertua.
*Jrasshhh!!
Sebuah pisau melesat cepat kearah Maudy, Rini yang sudah membaca gerakannya segera menangkapnya.
*Grepp!!
Tepat sasaran, wanita itu tersenyum saat berhasil menyelamatkan sang ibu mertua.
"Fiuh, syukurlah," ucap Maudy menghela nafas panjang setelah sang menantu berhasil menyelamatkannya.
Namun ia seketika panik saat melihat pria itu hendak menghajar menantunya.
"Ririn awas!"
Rini pun langsung menggeser tubuhnya menghindari pukulan sang musuh. Ia kemudian memutar tubuhnya dan melepaskan tendangan kearahnya hingga pria itu ambruk ke lantai.
Tidak lama beberapa sekuriti datang dan langsung membawa pria itu keluar.
"Bagaimana keadaanmu?" tanya Maudy menghampirinya
"Aku gak papa," jawab Rini tampak canggung melihat sikap perhatian sang mertua
"Ok," jawab Maudy yang tampak canggung dengan situasi itu
"Yeay mamah hebat, selain bisa menyembuhkan papah, ternyata mamah juga jago beladiri dan menyelamatkan nenek dan aku, yeay, aku senang sekali punya mamah seperti mu!" seru Gala langsung memeluknya
Maudy pun tertawa kecil melihat tingkah gemes sang cucu.
"Gala sebaiknya kamu segera les," ucap Maudy menghampiri sang cucu
"Baik Nek, tapi aku mau antar mamah dulu ketemu papah, aku mau bilang ke papah kalau mamah sudah menjaga papah selama sakit dan menyembuhkannya. Aku juga mau bilang kalau hari ini mamah menyelamatkan kita, dengan begitu papah akan makin sayang sama mamah, jadi mamah tidak akan di usir oleh nenek,"
"Oo,"
Seketika raut wajah Maudy dan Rini langsung berubah mendengar ucapan sang bocah.
"Gak dong sayang, nenek gak bakal ngusir mamah kamu selama dia gak macem-macem," sahut Maudy
"Ok Nenek, aku pegang omongan nenek, sekarang aku mau masuk dulu ya, dadah!" pungkas Gala kemudian menggandeng Rini berjalan meninggalkan Maudy.
Saat keduanya masuk kedalam kamar, Carlen tampak membaca sebuah buku.
"Papah!" seru Gala kemudian berlari memeluknya
"Ada apa sayang?" tanya Carlen
"Aku hanya ingin mengucapkan terimakasih kepada papah karena sudah memberikan Mama yang hebat untukku," jawab Gala membuat Carlen mengerutkan keningnya
"Sayang tapi dia itu bukan mamah kamu, dia hanya ibu sambung kamu,"
"No..no..no. Bagiku dia adalah mamahku. Wajahnya sangat mirip dengan wanita yang selalu muncul dalam mimpiku. Jadi aku rasa Dia memang mamaku," sanggah Gala
"Ya sudah terserah sama kamu, tapi papah hanya menegaskan kalau mamah kandung kamu itu ada di Korea," jawab Carlen
"Dia bukan mamah aku, lagian mana ada mamah yang selalu memarahi anaknya, dia juga pernah bilang kalau aku bukan anaknya. Dia selalu menyebut ku anak pembawa sial!" sahut Gala
"Dan tadi Nenek bilang kalau mamah sudah meniduri papah, jadi itu artinya dia adalah mamah aku. Karena kata nenek hanya suami istri yang boleh tidur bersama," imbuhnya membuat Carlen langsung melotot mendengarnya
"Apa benar yang dikatakan Gala?" tanya Carlen menatap wajah Rini
"Ah itu semua tidak benar. Kamu tahu kan aku tidak mungkin melakukan hal itu padamu, jadi semua itu hanya salah paham," jawab Rini dengan ekspresi wajah panik
"Mamah jangan bohong, bahkan pelayan juga bilang ia melihat mu memeluk papah saat tidur,"
Jawaban Gala seketika membuat wajah Rini memerah. Wanita itu tidak bisa menyembunyikan rasa malunya terhadap sang suami.
Sementara itu Carlen justru begitu kesal mendengar jawaban putranya. Melihat ekspresi wajah suaminya membuat Rini buru-buru menyuruh Gala untuk segera keluar dari kamarnya.
"Sayang, sebaiknya kamu segera menemui guru les mu aku takut nenek akan marah jika kamu telat," ucap Rini mengajak Gala keluar kamarnya
"Ok mamah!" jawab Gala begitu bersemangat
Tidak lama ia pun kembali dan menutup rapat-rapat pintu kamarnya.
"Aku ... !" Rini tampak malu saat hendak menceritakan apa yang sebenarnya terjadi
"Tidak perlu kau jelaskan, aku sudah tahu semuanya," jawab Carlen membuat Rini lega
"Ah syukurlah,"
"Kau menikahi aku saat aku sedang koma, dan aku tidak setuju dengan pernikahan ini. Besok aku akan menyuruh sekretaris pribadi ku untuk mengurus perceraian kita,"
"Apa, Carlen dengar ya...tidak terjadi apapun dengan kita. Aku sama sekali tidak tertarik dengan mu , jadi stop berpikir macam-macam tentang diriku. Lagipula apa yang bisa aku lakukan dengan pria lumpuh seperti mu," tukas Rini geram
Carpen tersenyum sinis mendengar ucapan sang istri. Lelaki itu kemudian melemparkan map yang dipegangnya kepada wanita itu.
"Jangan sok suci, kau menikahi ku demi uang bukan, baiklah besok aku akan kasih cek kosong untukmu, kau bisa isi berapapun jumlah yang kau inginkan. Bahkan mungkin lebih besar dari yang ditawarkan oleh kakek ku padamu," jawab Carlen
"Wow, menarik sekali Tuan. Apa memang sudah menjadi karakter setiap anak konglomerat menjadi sombong dan suka menilai seseorang dengan uang,"
"Terserah apa katamu, yang jelas wanita angkuh dan tak beretika seperti mu tidak pantas menjadi ibu dari anak-anakku," sahut Marwan
Tiba-tiba Rini tertawa mendengar ucapan sang suami. Tentu saja sikapnya ini membuat Carlen semakin kesal kepadanya. Ia mengira jiwa wanita itu merendahkannya karena kondisi fisiknya.
"Kenapa kamu tertawa?"
"Tentu saja aku tertawa, bagaimana bisa seorang sampah sepertimu berani menilai kepribadian mu tanpa berkaca sebelumnya," jawab Rini dengan wajah garang
Wanita itu benar-benar marah saat Carlen menyinggungnya sebagai wanita tak beretika. Wanita itu kemudian menghamparinya dan sengaja menyandarkan kepalanya di dada bidang sang suami.
Entah kenapa Carlen tiba-tiba merasa berdebar-debar saat menatap wajah wanita itu secara dekat.
Wajah cantik sang istri benar-benar membuatnya salah tingkah.
"Asal kamu tahu kalau aku menikahi mu karena tujuan tertentu, dan satu lagi aku sama sekali tidak tertarik dengan uangmu dan keluarga besar mu yang tak seberapa itu. Jadi karena pernikahan ini aku yang menginginkannya maka aku juga yang harus mengakhirinya, apa kau paham sekarang??"
"Jangan bermimpi, kau pikir siapa dirimu!" seru Carlen
Lelaki itu pun berusaha untuk mendorong istrinya itu agar menjauh darinya. Namun Rini yang tak mau kalah langsung menahan kedua lengannya hingga ia pun tak bisa berbuat apa-apa. Rini sengaja mendesak pria itu hingga membuat wajah Carlen memerah. Rini sengaja mendekatkan wajahnya hingga kedua Netranya begitu dekat dengan bola mata hazel suaminya.
"Jangan arogan Tuan muda, selama kau belum bisa berjalan jangan pernah coba-coba untuk menindas ku. Kecuali kau ingin kembali menjadi pangeran tidur??"