Siapa sangka niatnya merantau ke kota besar akan membuatnya bertemu dengan tunangan saudara kembarnya sendiri.
Dalam pandangan Adam, Emilia yang berdiri mematung seolah sedang merentangkan tangan memintanya untuk segera memeluknya.
"Aku datang untukmu, Adam."
Begitulah pendengaran Adam di saat Emilia berkata, "Tuan, apa Tuan baik-baik saja?".
Adam segera berdiri lalu mendekat ke arah Emilia. Bukan hanya berdiri bahkan ia sekarang malah memeluk Emilia dengan erat seolah melepas rasa rindu yang sangat menyiksanya.
Lalu bagaimana reaksi tunangan kembaran nya itu saat tau yang ia peluk adalah Emilia?
Bagaimana pula reaksi Emilia diperlakukan seperti itu oleh pria asing yang baru ia temui?
Ikuti terus kisah nya dalam novel "My Name is Emilia".
***
Hai semua 🤗
ini karya pertamaku di NT, dukung aku dengan baca terus kisah nya ya.
Thank you 🤗
ig : @tulisan.jiwaku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hary As Syifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34. Pantas Bahagia
Darius pulang ke apartemen nya lebih awal dari tamu-tamu yang lain. Ia meninggalkan pesta yang belum selesai itu karena tak sabar ingin bertemu wanita yang ada di apartemen nya. Melihat kemesraan Adam dan Emilia membuatnya merasa iri. Ia juga ingin seperti itu.
Ia ingin merasakan kebahagiaan yang sama seperti yang dirasakan pasangan lain pada umumnya. Bercanda bersama, tertawa bersama dan saling bertukar kebahagiaan bersama. Tapi yang dirasakannya beberapa bulan ini malah sebaliknya. Meskipun tinggal satu atap bersama, yang kerap kali terjadi hanya lah pertengkaran saja.
Darius sampai di apartemen sekitar jam 10 malam. Ia masuk ke kamarnya dengan perlahan takut kalau mengganggu istirahat wanita nya. Dan ternyata benar dugaannya, wanita itu sudah tidur dengan pulas.
Darius pun masuk dan mendekat untuk melihat lebih jelas wajah wanita yang sedang tidur menghadap ke samping itu. Tangan nya terulur mengusap rambut berwarna coklat milik wanita itu. “Tidur yang nyenyak ya, Sayang.” Ucapnya dengan pelan. Lalu ia membiarkan wanita itu tetap tertidur sementara ia sendiri masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Setelah selesai mandi dan berpakaian, Darius ikut berbaring di sebelah wanitanya. Ia ikut masuk satu selimut dengan wanita itu. Kebetulan wanita itu tidur menyamping ke arah Darius, jadi ia bisa lebih jelas melihat wajah wanita yang menjadi cinta pertama nya itu.
“Emelda, kau tau, tadi aku baru saja bertemu kembaranmu di pesta. Dan dia bersama mantan tunanganmu disana, dia bersama Adam. Mereka terlihat sangat mesra dan saling mencintai. Mereka membuatku iri." Ucap Darius pelan kepada Emelda yang sedang tidur sembari tangannya mengelus pipi Emelda dengan perlahan.
“Emelda, aku sangat iri pada mereka. Aku juga ingin seperti itu. Aku ingin seperti itu bersamamu. Kalau semua ini tidak terjadi, mungkin yang kulihat bersama Adam tadi adalah dirimu, bukan kembaranmu.” Ucap Darius lagi. Dan kini matanya sudah mulai mengembun.
“Tapi lihatlah, takdir berkata lain. Sekarang kau bersamaku, dan akan selalu bersamaku. Jadi, bisakah kita mulai semua dari awal seperti mereka? Kita mulai semua dengan cinta dan kasih sayang. Aku berjanji akan membuatmu bahagia, Emelda. Tapi kau juga harus ikut andil, kita harus bersama-sama membuat hidup kita bahagia. Bukankah kita semua pantas bahagia? Jadi, ayo kita memulai hidup bahagia kita bersama.”
Tes.
Airmata nya tak sengaja tumpah begitu saja. Ia mau hidup bahagia dengan Emelda. Ia tak mau lagi hanya tinggal bersama karna sebuah keterpaksaan semata. Perlahan ia mendekat lalu mencium kening Emelda dengan sangat lembut.
Airmata Darius tak sengaja membasahi kening Emelda sehingga membuat wanita itu terganggu tidurnya.
“Kau sudah pulang?” tanya Emelda dengan suara seraknya. Matanya hanya sedikit terbuka melihat Darius di depannya.
Darius merasa bersalah, lalu sejenak ia berpikir apa Emelda mendengar apa yang ia ucapkan tadi atau tidak ya. Padahal ia sudah bicara dengan sangat pelan sekali.
“Kau terbangun ya? Maaf, aku mengganggu tidurmu.” Kata Darius sambil menjauhkan diri.
Tapi tiba-tiba tangan nya ditarik oleh Emelda, lalu Emelda meletakkan kepalanya di lengan Darius. Ia sedang ingin tidur dengan posisi seperti itu. Tentu saja Darius sangat senang sekali.
“Jangan jauh-jauh. Aku lagi ingin tidur seperti ini.” Ucap Emelda dengan suara khas orang baru bangun tidur.
Darius tersenyum senang. Ia sekarang malah makin mendekap Emelda. Tangannya mengusap-usap punggung Emelda dengan lembut, lalu sesekali ia mengecup puncak kepala Emelda dalam-dalam.
“Tidurlah lagi. Aku tidak akan jauh-jauh darimu.”
Akhirnya semesta mengabulkan permintaan nya. Setidaknya malam ini biarlah seperti ini. Biarlah mereka juga merasakan kebahagiaan yang sama seperti Adam dan Emilia. Karena memang semua pantas bahagia bukan?
***
Iya, iya, semua berhak bahagia. Termasuk author dan juga para readers 🤗
Yuk bisa yuk habis baca di like, vote dan jadikan favorit ya. Mau kasih bunga juga author terima biar bahagia wkwkwkwk 🤭
Baca terus kisah mereka ya. Kalau weekend slow update 🙏 Stay healthy everyone 🤗
Happy reading 🤗
nana naannananaa