NovelToon NovelToon
The Marriage Of Moon And Dew

The Marriage Of Moon And Dew

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Nikahmuda / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: dzataasabrn

Terlahir dari orang tua yang membenci dirinya sejak kecil, Embun Sanubari tumbuh menjadi laki-laki yang pendiam. Di balik sifat lembut dan wajah tampannya, tersimpan begitu banyak rasa sakit di hatinya.

Ia tak pernah bisa mengambil pilihannya sendiri sepanjang hidup lantaran belenggu sang ayah. Hingga saat ia memasuki usia dewasa, sang ayah menjodohkannya dengan gadis yang tak pernah ia temui sebelumnya.

Ia tak akan pernah menyangka bahwa Rembulan Saraswati Sanasesa, istrinya yang angkuh dan misterius itu akan memberikan begitu banyak kejutan di sepanjang hidupnya. Embun Sanubari yang sebelumnya menjalani hidup layaknya boneka, mulai merasakan gelenyar perasaan aneh yang dinamakan cinta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dzataasabrn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rencana Jahat

Hello!

Mau ngucapin terima kasih banyak buat yang ngikutin cerita ini sampai sekarang yaa. Maaf banget akhir-akhir ini jam updatenya agak berantakan karena aku lagi hectic banget, tapi aku usahain buat update selaluu dan kalau lagi senggang aku akan update lebih dari satu chapter heheheh

Semoga kalian sehat selalu dimanapun berada dan dilancarkan selalu semua urusannya yaa. Berhubung cuacanya lagi ngga tentu, jaga makanan dan istirahat yang cukup. Happy reading!

...****************...

---- Author's POV ----

"Kau yakin kondisi kita akan mulai stabil dalam kurun waktu dua bulan?" Danendra menyesap segelas bir di tangan kanannya, sementara tangan kirinya sibuk menggerayai dada LC karaoke yang duduk di sampingnya sembari bergelayut manja.

Pria berkacamata yang ada di hadapannya menjawab pertanyaan bosnya dengan anggukan ringan. Ia tetap terlihat sibuk dengan laptop di pangkuannya meski di kanan dan kirinya ada dua orang wanita cantik yang bergantian menciumi pipinya.

"Pengaruh pernikahan putri Anda dengan anak laki-laki Sandika benar-benar membawa pengaruh yang sangat besar. Saham kita baik dua puluh persen dan investor kembali berdatangan. Bahkan Sandika mau membantu membiayai semua biaya operasional di kantor pusat kita, kurasa tak dalam dua bulan ke depan kondisi bisnis kita akan kembali stabil," pria berkacamata itu meletakkan laptopnya di atas meja yang berada di hadapannya. Satu tangannya sibuk menyingkirkan botol-botol kaca yang bergelimpangan dan kulit kacang yang berserak di sekitar laptopnya.

Danendra terkekeh seraya menarik LC di sebelahnya untuk duduk di pangkuannya. Ia melancarkan aksi bejatnya dengan kasar seraya menciumi LC itu dengan ganas, "Aku akan menggunakan Saras untuk menguasai harta Sandika. Selama dua bulan ke depan, aku akan berusaha mengeruk hartanya melalui anaknya yang bodoh itu dan setelahnya, akan kuambil kembali putriku dari tangannya."

Pria berkacamata itu menyandarkan punggungnya di sofa, lampu-lampu yang ada di ruang karaoke itu berkelap-kelip di sekitar mereka. Ia menatap Danendra dengan pandangan datar, ia mengakui bahwa bosnya itu memang pria biadab yang sangat mesum dan kotor.

"Bagaimana caranya kau mengeruk harta Sandika hanya dalam waktu dua bulan?" pria itu membetulkan letak kacamatanya dan mengambil sekaleng soda di depannya, mengocok kaleng soda itu kemudian memberikannya kepada wanita yang ada di sebelahnya, "Buka itu."

Wanita berpakaian mini yang kini duduk di sebelahnya itu menatap si pria berkacamata dengan bingung, "Kau kan sudah mengocok nya? Nanti akan tumpah kemana-mana."

Pria berkacamata itu meraup wajah gadis itu dan membenturkan kepalanya ke sofa, menekan wajahnya dengan keras seolah hendak meremukkannya, "Wanita murahan sepertimu, jangan bicara jika tidak diminta."

Danendra tertawa pelan melihat LC itu nyaris menangis, "Aku sudah mengatur rencana, Salim. Bahkan jika rencana ini berjalan lancar, dalam satu bulan aku sudah bisa menguras harta mereka."

Pria bernama Salim itu melepaskan cengkeramannya di wajah perempuan seksi yang masih mengerang kesakitan. Salim mengibaskan tangannya, seolah merasa tangannya kotor usai menyentuh wajah perempuan itu, "Aku menantikannya." ujar Salim dengan wajah datar.

Ia yakin rencana Danendra pastilah hanya sebuah rencana bodoh yang akan hancur dengan mudahnya. Tapi kali ini ia ingin melihat bagaimana rencana bodoh itu akan berjalan. Lagipula ia merasa butuh beristirahat usai bekerja keras untuk menyabotase perusahaan Sandika. Meski Sandika sangat cerdas hingga bisa menyelesaikan masalah dengan sangat cepat, Salim merasa harus memikirkan cara yang lebih baik lagi untuk benar-benar membuat Sandika hancur kali ini.

Untuk saat ini, biarkan rencana bodoh Danendra berjalan lebih dulu. Lagipula aku juga perlu mengawasi anak Sandika itu. Jika melihat kemampuannya mengembangkan bisnis kecilnya dengan sangat pesat seperti sekarang, ia pastilah mewarisi otak ayahnya. Aku harus berhati-hati.

 

"Indah sekali."

Sanu melirik Saras yang sedang menatap lurus ke arah matahari terbenam yang ada di hadapan mereka. Ia mengeratkan tangannya kanannya yang masih merangkul bahu Saras dari belakang. Jantungnya tidak berhenti berdetak sejak tadi lantaran sepanjang sore ini Saras terus menempel padanya. Lihatlah gadis itu sekarang. Ia melingkarkan kedua tangannya di pinggang Sanu, mendekapnya dengan erat seraya menyandarkan kepalanya di tubuh bidang suaminya itu.

Sanu melihat sebuah senyum terukir di bibir Saras yang juga membuatnya tersenyum tanpa sadar. "Iya, indah sekali." ujarnya tanpa mengalihkan pandangan dari Saras. Tentu saja indah yang dimaksud Sanu adalah istrinya sendiri.

"Terima kasih ya kamu sudah membawaku ke sini." usai matahari di hadapan mereka resmi tenggelam, Saras memutar tubuhnya menghadap Sanu, masih tak melepaskan pelukannya.

Sanu mengangguk kemudian menangkup pipi Saras dengan kedua tangannya, "Apakah kamu sudah merasa lebih baik sekarang? Atau kamu masih bersedih?" Sanu mengusap pipi Saras dengan lembut. Gadis itu memejamkan matanya, merasakan sensasi sentuhan Sanu yang memberikan gelenyar aneh di tubuhnya.

"Bagaimana kamu tahu aku bersedih?" Saras membuka matanya, menatap dua manik hazel yang sedang memandangnya penuh kehangatan itu.

Sanu menyapu pipi Saras dengan ibu jarinya, merasakan kelembutan yang tiada tara lantaran wajah cantik itu sangatlah halus dan cantik, "Aku menyimpulkan dari gerak-gerik dan reaksimu. Kamu terlihat berbeda, sedikit lebih murung dari sebelumnya. Walaupun aku tahu kamu berusaha keras terlihat baik-baik saja. Tapi kamu tetap terlihat tidak baik-baik saja." Sanu menatap Saras lamat-lamat, bola mata gadis itu nampak bergerak-gerak, "Setidaknya di mataku."

"Wajar untuk merasa tidak baik-baik saja, Saras. Kamu tidak harus selalu terlihat kuat dan memaksakan dirimu." Sanu melanjutkan.

Saras menyandarkan wajahnya pada jemari-jemari Sanu yang panjang dan lembut, "Kamu memang selalu saja menatapku, kadang hingga membuatku bingung harus bersikap seperti apa. Tapi aku bersyukur karena ada orang yang memandangku dengan tatapan tulus, sebagaimana kamu memandangku."

"Aku bersyukur karena Tuhan mengirimkan kamu padaku. Bodohnya aku karena membutuhkan waktu selama ini untuk menyadari betapa baik dan tulusnya kamu. Bahkan saat aku bersikap buruk dan jahat padamu, kamu selalu baik padaku," Saras mengatupkan bibirnya, ia mengalihkan pandangannya lantaran merasa ingin menangis jika terus menatap dua manik indah itu.

"Kenapa kamu baik padaku Sanu? Apa alasannya?" pertanyaan itu lolos begitu saja dari bibir Saras. Pertanyaan yang selama ini menghantui pikirannya, mengenai apa alasan Sanu berbuat baik padanya? Imbalan apa yang Sanu inginkan sebagai balasan atas kebaikannya? Apa yang Sanu inginkan dari Saras? Hal itu terus terputar di pikiran gadis itu.

Baginya yang tumbuh besar di bawah belenggu Danendra, kebaikan seseorang selalu membuatnya takut. Danendra selalu mengatakan bahwa Saras harus menurut padanya untuk membalas budi pada Danendra, seumur hidupnya Saras tidak pernah merasa kekurangan karena Danendra bekerja keras untuknya. Pada akhirnya, semua kasih sayang dan hal yang diberikan Danendra padanya bukan karena perasaan tulus seorang ayah, melainkan memperlakukan Saras layaknya investasi yang suatu hari dapat ia panen saat sudah waktunya.

Setiap hari selalu bagai neraka untuk Saras. Ia harus bersikap layaknya anak normal saat bergaul dengan teman-temannya di sekolah. Ia selalu ingin berlama-lama di luar rumah lantaran tiap kali ia kembali ke rumah besar itu, ia harus menanggung rasa takut yang amat besar. Tiap kali Saras melangkahkan kaki keluar rumah, ia selalu berharap bahwa ia takkan kembali ke rumah itu. Ia menanggung semua pelecehan dan rasa jijiknya pada diri sendiri selama bertahun-tahun dengan harapan suatu hari nanti ia bisa keluar dari rumah yang bagai neraka itu.

Dan setelah sekian lama menanti, sosok asing itu datang di kehidupannya yang kelam. Sosok yang kini berdiri di hadapannya, dengan wajah yang begitu rupawan dan fisik menawan, serta sifat yang sangat baik tanpa celah. Bagaimana Saras akan percaya bahwa di dunia yang mengerikan ini ada manusia seperti Sanu? Yang terlalu sempurna untuk menjadi nyata. Bagaimana ia bisa percaya bahwa Sanu tulus dan tidak menginginkan imbalan apa-apa di antara banyaknya manusia yang mengatakan tak ada yang gratis di dunia ini.

"Entahlah."

Suara Sanu membuyarkan Saras dari lamunannya.

"Aku tidak tahu kenapa, tapi sejak pertama kali aku melihatmu di pesta itu, aku tidak pernah bisa berhenti memikirkanmu. Setiap aku bangun dari tidur, kamu adalah hal pertama yang ada di pikiranku dan hal terakhir yang kupikirkan saat aku hendak menutup mata. Aku selalu ingin berada di dekatmu, bahkan jika kita hanya duduk di depan televisi dengan kesibukan masing-masing atau saat kita tidur di ranjang yang sama tapi saling memunggungi. Saat melihat kamu, rasanya semua masalahku lenyap dan hatiku merasa tenang. Hanya dengan mengingat kamu, aku merasa bahwa semuanya akan baik-baik saja. Aku selalu berdebar saat di dekatmu. Bahkan hanya dengan mendengar suaramu, jantungku rasanya ingin meledak saat itu juga, Saras."

Sanu terengah usai mengungkapkan isi hatinya. Wajahnya memerah karena malu. Tubuhnya mendadak mengeluarkan keringat dingin dan udara di sekelilingnya mendadak terasa panas.

Berbeda dengan Sanu yang merasa malu bukan main, Saras justru mematung di tempatnya. Ia memandang kosong ke arah Sanu, jantungnya berdebar kencang seperti genderang perang. Perasaan senang yang meluap-luap menyeruak di hatinya. Tubuhnya merinding dan bahkan wajahnya terasa panas. Namun, di tengah perasaan bahagia yang teramat besar itu, Saras justru merasakan sesuatu yang seharusnya tidak ia rasakan. Entah darimana datangnya perasaan itu, ia berusaha keras menyingkirkannya dengan menarik pipi Sanu dan mendaratkan bibirnya dengan lembut ke bibir laki-laki itu. Ia mencium Sanu dengan penuh perasaan, berusaha menjawab pengakuan laki-laki itu dengan respon terbaik karena saat ini dirinya tak bisa berkata-kata.

Di tengah ciuman itu, Saras memejamkan matanya dan berkata dalam hati.

Jangan merasa takut. Tidak ada yang perlu ditakutkan Saras. Ini saatnya dirimu merasa senang bodoh, bukan merasa takut.

1
thieewiee
semangat kk
thieewiee
menyala author Q/Drool/
sisdelb: aaa maacii kaak🥰
total 1 replies
Aisyah Siti
nextt kak
thieewiee
lope lope sebakul buat autor udah crazy up
sisdelb: 😭😭 jadii semangat nulisnya karena pada antusias minta updatee. makasii banyak yaa buat supportnyaaa, lopee sekebon💞
total 1 replies
Culprit Heart
yaampun saras kamu janga Nethink duluuu
Culprit Heart
ya Tuhan😭😭😭 Author beneran isunya tendang pelecehan mulu yaaa
sisdelb: sorryy kaak😭. sejujurnya aku mau bikin reader kita aware aja sama isu sexual abuse karena aku pun pernah ngalamin hal serupa. entah itu orang asing atau orang terdekat, kita pokonya harus selalu aware dan waspada
total 1 replies
Culprit Heart
ati ati kemakan omongan sendiri neng
Culprit Heart
kocak banget😭
Culprit Heart
hahahaha sanuu gemes banget dah
Culprit Heart
wkwk avvvv
Culprit Heart
beneran cowok langka
Culprit Heart
astogenggg naksir ini mah
Culprit Heart
wkwkw jokes bapak bapak bgt jir
..
lanjuut
..
udah lama gk bca cerita author ini. menarik dan bikin penasaran
Culprit Heart
gaya penceritaannya bagus
Culprit Heart
lanjuttt thoorr
Culprit Heart
hahahah ketawanya ang ang ang dong😭😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!