Rena Agnesia merasa sial saat tertimpa musibah, namun takdir itu mengantarkannya bertemu Jojo Ariando, pangeran tampan yang membuat hatinya meleleh.
Rena menjalin cinta jarak jauh dengan Jojo, seorang pria tampan nan dingin yang dikelilingi banyak wanita karena talentanya dalam pengobatan herbal.
Akankah mereka bersatu setelah konflik yang terus menghalangi cinta mereka? Mampukah Jojo memantapkan pilihan hati ke sosok Rena Agnesia di saat seorang rival berat hadir membayangi?
Saksikan romansa mereka hingga puncak manis yang didamba setiap insan di dunia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mardi Raharjo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10. Kebiasaan Menjengkelkan
Jojo menggelengkan kepala, menepis kenangan saat awal bertemu dan menyukai Rena.
"Ah, kamu memang lucu dan blak-blakan Ay. Tapi, apa hanya karena itu kamu layak untuk kuperjuangkan hingga pelaminan?", lirih Jojo yang teringat senyum Rena, itu sangat manis. Meski begitu, ia tak tahu korelasi cinta dengan langgengnya suatu hubungan.
"Apa kamu akan tetap semanis itu hingga tua nanti?", Jojo membayangkan wajah keriput Rena yang tengah tersenyum lebar. Pria itu pun tersenyum geli melihat gigi ompong Rena.
Di saat bersamaan, Rena bersin-bersin saat membersihkan debu dari kasurnya.
"Ini karena debu atau ada yang membicarakanku?", gumam Rena sembari mengucek hidungnya.
Setelah sholat isya', Rena kembali mencoba menghubungi Jojo.
"Wah, tersambung", batin Rena bahagia. Senyum terukir di wajah namun hatinya berdebar, takut Jojo marah karena salah paham atas hubungan pak Abdul dengan dirinya.
Namun, sampai dering berakhir, Jojo tidak mengangkat telepon.
"Iih, kenapa lagi sih dear? Angkat dong!", keluh Rena yang memanyunkan bibir karena kesal, rindu, dan khawatir menjadi satu.
Belasan kali lagi ia mencoba menghubungi Jojo, hingga akhirnya suara yang ia rindu pun terdengar.
"Iya Ay", terdengar suara Jojo yang seolah baru bangun tidur.
"Dear! Ke mana saja sih? Kok baru dijawab? Aku sudah nelpon ribuan kali, tapi kamu malah tidur", cecar Rena kesal sekaligus bahagia meski baru mendengar dua kata dari suara Jojo.
"Iya Ay, maaf. Ada apa?", Jojo terdengar seakan tak tahu sebab Rena menelepon puluhan kali hari ini.
"Kok balik nanya, jawab pertanyaanku dear!", Rena terdengar marah namun suaranya manja.
"Em, yang mana? Tanya satu-satu dong Ay", protes Jojo yang memang tertidur setelah tertawa geli membayangkan wajah nenek Rena yang ompong.
"Dear, ke mana saja?", Rena mengalah dan mengulangi pertanyaan pertama.
"Dari tadi di kamar", jawab Jojo sekenanya.
"Iih, kok baru dijawab kalau dari tadi di kamar?", kesal Rena, gemas dengan cowok tampan ini.
"Ya, maaf, aku tidur karena memang mengantuk. Sudah ya", jawab Jojo mematikan ponsel.
"Iih, kebiasaan! Awas ya!", marah Rena sembari menelepon Jojo lagi.
"Em, kenapa lagi Ay?", tanya Jojo yang baru meletakkan ponsel.
"Iih, kebiasaan! Jangan ditutup kalau aku belum pamitan!", protes Rena.
"Em, iya", singkat Jojo.
"Iya iya. Awas kalau ditutup sembarangan lagi, besok akan kuajak kamu langsung ke KUA!", ancam Rena.
"Ahaha, kamu lucu bercandanya Ay", terdengar tawa Jojo yang garing namun entah apa yang ada di otak Rena, tawa itu mampu membuat hati Rena terpesona.
"Aku serius ya, coba saja kalau berani!", ancam Rena dengan nada riang. Jelas itu yang diinginkan Rena, segera menikah dengan pangeran tampan yang menolongnya dalam kecelakaan.
"Iya Ay, kuusahakan kalau ngga lupa atau terpaksa", ujar Jojo.
"Ada apa menghubungiku?", tanya Jojo.
"Kangen, dear. Kamu kapan pulang ke Liman?", tanya Rena, sekaligus ingin tahu, apakah Jojo melihatnya tadi siang bersama pak Abdul di kafe.
"Besok aku ke rumahmu. Kamu pulang kerja jam berapa?", alih-alih menjawab langsung, Jojo mengalihkan pembicaraan, seakan dirinya belum sampai di kota Liman.
"Ke rumahku? Meminangku? Jangan dadakan dong dear. Aku berdebar-debar nih", jawab Rena yang lega, menganggap Jojo tidak akan salah paham karena tidak memergoki dirinya pergi makan bersama dengan pak Abdul.
"Mimpi! Bangun dulu Ay, kucek mata, gosok gigi, lalu getok jidat", balas Jojo. Padahal memang ia berencana meminang Rena. Entah esok akan ia lakukan atau akan ditunda, ia berencana untuk menunggu esok saja.